III.
PELAKSANAAN
PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan September 2011 sampai Mei 2012
di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Sentral Fakultas Farmasi,
Universitas Andalas Padang.
3.2
Metodologi penelitian
Penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1.
Penyiapan alat dan bahan
2.
Pengumpulan bahan baku
3.
Identifikasi
bahan baku
4.
Pengeringan bahan baku
5.
Penghalusan bahan baku
6.
Proses ekstraksi
7.
Penentuan kadar α-mangostin dalam ekstrak kering
3.3 Alat dan bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: gerinder, peralatan destilasi, wadah maserasi, peralatan perkolasi,
perlatan sokletasi, peralatan rotary
evaporator (Buchi®), Camag UV Lamps 254 nm dan 366 nm, gelas ukur, beaker glass, pipet
tetes, spatel, botol infus, corong, timbangan analitik, vial, labu ukur, bejana
kromatografi (chamber),
pinset, pipet kapiler, UV-1700 Spectrophotometer (Shimadzu®), sonikator, Thermo Fisher Nicolet iS10 FT-IR Spectrometer, Stuart® Melting Point Apparatus dan camag® TLC scanner 4, dan camag® nanomat
4.
Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, (Garcinia mangostana Linn.) yang telah dikeringkan sebanyak 300
gram, n-heksan, diklorometan (DCM), metanol, aquades, kapas, aluminium foil, kertas perkamen, kertas saring, dan plat silika 60 GF254 (Merck®).
3.4 Prosedur kerja
3.4.1 Pengumpulan bahan baku
Pengumpulan
bahan baku berupa kulit buah manggis dilakukan di Jorong Koto Baru, Nagari Koto
Baru Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh kota.
3.4.2 Identifikasi bahan baku
Tumbuhan
diidentifikasi di herbarium Universitas Andalas (ANDA), Padang, Sumatera Barat.
3.4.3 Pengeringan bahan baku
Bahan basah yang telah dikumpulkan harus disortir terlebih dahulu. Kulit manggis yang berbentuk setengah lingkaran
dapat dibentuk lebih kecil dengan cara kulit diserpihkan dengan ujung jari (± 1
cm). Selanjutnya dilakukan pengeringan
dengan cara kering angin selama 10 hari.
3.4.4 Penghalusan bahan baku
Bahan baku
kering sebanyak 300 g dihaluskan dengan mesin gerinder.
3.4.5 Proses ekstraksi
3.4.5.1 Ekstraksi metode maserasi
100 gram serbuk kering kulit buah manggis
direndam dalam 200 mL n-heksana selama
3 hari pada temperatur kamar sambil
sesekali diaduk. Setelah itu, dilakukan penyaringan sehingga didapat ekstrak
cair dan ampas. Kemudian, ampas direndam lagi dalam 200 mL n-heksana selama 3
hari pada temperatur kamar sambil sesekali diaduk. Lalu disaring lagi, sehingga
didapatkan kembali ekstrak cair dan ampas. Ekstrak cair ini bisa digabung
dengan ekstrak cair sebelumnya. Sementara ampas direndam lagi dalam 200 mL
n-heksana selama 3 hari pada temperatur kamar sambil sesekali diaduk.
Selanjutnya disaring lagi untuk mendapatkan ekstrak cair dan ampas. Seluruh
ekstrak cair dari serbuk kulit buah manggis yang menggunakan pelarut n-heksana
tidak disertakan dalam proses selanjutnya. Dari proses perendaman dengan
pelarut n-heksana ini, peneliti hanya akan mengambil ampasnya untuk direndam
kembali dalam pelarut DCM (Liu, 2011).
Proses perendaman dengan pelarut DCM sama
seperti proses perendaman sebelumnya. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan
seluruh ekstrak cair yang didapat dari setiap pengulangan dapat dicampur.
Namun, dalam proses ini, ekstrak cair dari serbuk kulit buah manggis
(menggunakan pelarut DCM) akan dikentalkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga didapat
ekstrak kental. Sementara ampas tidak lagi diperlukan dalam proses selanjutnya.
3.4.5.2 Ekstraksi metode perkolasi
100 g
serbuk kering kulit buah manggis direndam dalam 200 mL n-heksana selama sehari
dalam wadah perkolator. Jangan lupa untuk menutup mulut perkolator. Setelah
itu, keran perkolator dibuka dan n-heksana dialirkan dari atas sedikit demi
sedikit sehingga selalu ada selapis pelarut di atas sampel. Total n-heksana
yang digunakan pada proses ini adalah 600 mL. Jika seluruh pelarut sudah
dikeluarkan dan perkolator hanya berisi ampas dari serbuk kulit buah manggis,
maka perkolasi dapat dilanjutkan kepada proses selanjutnya.
Perkolator
yang telah berisi ampas direndam dengan 200 mL DCM. Lalu tutup mulut perkolator
dan biarkan selama sehari. Setelah itu keran perkolator dibuka, DCM yang keluar
ditampung dan dari mulut perkolator dialirkan DCM sehingga selalu ada selapis
pelarut dalam perkolator. DCM dialirkan sedikit demi sedikit, secara terus
menerus dan berhenti ketika DCM yang digunakan sudah mencapai total 600 mL.
Kemudian seluruh ekstrak DCM yang sudah ditampung di evaporacy menggunakan rotary evaporator sampai didapat ekstrak
kental (Depkes RI, 2000).
3.4.5.3 Ekstraksi metode sokletasi
50 g serbuk kering kulit buah manggis
pertama dimasukkan dibagian tengah alat soklet. Kemudian ditambah dengan 300 mL
heksana. Atur suhu pemanas pada 700C. Kemudian tunggu hingga pelarut
pada pipa kapiler berwarna bening. Jika n-heksana yang melewati pipa kapiler
sudah bening, maka pemanas dapat dimatikan dan tunggu sampai tidak ada lagi
n-heksana yang menetes. Biarkan ampas tetap pada soklet untuk proses
selanjutnya.
Ampas yang tertinggal pada bagian tengah alat
soklet dapat disokletasi lagi dengan 300 mL DCM pada suhu 400C.
Proses yang terjadi pada sokletasi menggunakan DCM ini sama seperti proses
sokletasi menggunakan n-heksana. Setelah DCM yang melewati pipa kapiler menjadi
bening, proses pemanasan dapat dihentikan. Kemudian, tetes terakhir yang keluar
saat pipa kapiler menjadi bening ditampung dan direaksikan dengan reagen besi
(III) klorida dan natrium hidroksida (Robert, 1961). Selanjutnya, 50 gram
serbuk kulit buah manggis kedua disokletasi dengan cara yang sama seperti
diatas. Setelah itu seluruh ekstrak DCM dikumpulkan dan dikentalkan dengan
rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental. (Voigt, 1995; Depkes RI,
1979).
3.4.5.4 Pengeringan ekstrak kental
Tiga buah ekstrak kental yang didapat dari
proses maserasi, perkolasi dan sokletasi kemudian dikeringkan dengan cara diletakkan
dalam vial yang diberi tutup aluminium foil. Kemudian tutup aluminium foil ini
dilubangi sedemikian rupa sehingga DCM dapat menguap. Biarkan hingga ± 7 hari
pada lemari tertutup dan gelap.
Setelah kering, masing-masing ekstrak
dihaluskan dengan cara digerus dalam lumpang. Hasil penggerusan ini akan
menghasilkan ekstrak kering dan homogen dari kulit buah manggis.
3.4.6 Penentuan kadar α-mangostin dalam ekstrak kering
3.4.6.1
Pemeriksaan kemurnian α-mangostin pembanding
Pemeriksaan
kemurnian α-mangostin pembanding dilakukan melalui pemeriksaan KLT dengan eluen
DCM : metanol (49:1), pemeriksaan jarak leleh dengan alat Stuart® Melting Point Apparatus, pemeriksaan panjang gelombang maksimum
dengan menggunakan UV-1700 Spectrophotometer (Shimadzu®) dan pemeriksaan spektrum IR dengan alat Thermo
Fisher Nicolet iS10 FT-IR Spectrometer.
3.4.6.2
Pembuatan larutan standar
Timbang 10
mg serbuk α-mangostin pembanding. Kemudian masukkkan ke dalam labu ukur 50 mL.
Lalu tambahkan DCM hingga tanda batas.
3.4.6.3
Pembuatan larutan ekstrak
Masing-masing
ekstrak ditimbang 10 mg. Kemudian masukkan dalam labu ukur 50 mL. Lalu
tambahkan DCM hingga tanda batas.
3.4.6.4 Kromatografi
lapis tipis (KLT)
KLT
dilakukan dalam sebuah bejana kromatografi (chamber). Pertama-tama kertas
saring dimasukkan kedalam chamber. Kemudian masukkan eluen. Lalu tutup chamber
rapat-rapat dan biarkan beberapa saat.
Selanjutnya
dilakukan penotolan pada plat. Plat yang digunakan adalah plat silika 60 GF254 (Merck®).
Penotolannya dilakukan menggunakan camag® nanomat 4. Untuk larutan
standar, penotolan dilakukan dengan volume 1 µL, 2 µL, 3 µL, 4 µL, 5 µL, dan 6
µL. Sementara untuk masing-masing larutan ekstrak, penotolan dilakukan dengan
volume 3 µL. Setiap penotolan diberi jarak 1 cm dengan batas bawah 2 cm dan
batas samping 1 cm. Kemudian tunggu beberapa menit hingga pelarut (DCM) menguap
dari plat.
Eluen yang
digunakan dalam proses ini adalah DCM : metanol (49:1). Total eluen yang dibuat
adalah 50 mL. Eluen ini dimasukkan ke dalam chamber. Kemudian masukkan juga
kertas saring ke dalamnya. Lalu chamber ditutup rapat, tunggu beberapa menit
hingga eluen jenuh.
Plat yang sudah
siap, dimasukkan kedalam chamber dengan hati-hati menggunakan pinset. Lalu
tunggu eluen naik hingga setinggi 18 cm.
3.4.6.5
Penetuan kadar
Penetuan
kadar dilakukan dengan alat camag® TLC scanner 4. Plat KLT dimasukkan dalam alat sedemikian rupa, kemudian
atur titik awal penotolan dan batas eluen serta masukkan data penimbangan, data
volume larutan dan data lain yang diperlukan. Setelah itu alat akan memulai
proses scanning, dan jumlah
α-mangostin dalam ekstrak dapat diketahui setelahnya.
No comments:
Post a Comment