Saturday, July 4, 2015

KASUS 8



Data Dasar dan Data Demografi
No. RM                  : 00
Nama                     : WY
Tanggal dirawat     : 13 Desember 2012
Ruangan dirawat   : KR Obgyn Kelas III
Jenis kelamin          : Perempuan
Umur                      : 15 tahun
Berat badan           : -
Tinggi badan          : 150 cm
Pekerjaan               : Pelajar

Keluhan Utama
Pasien usia 15 tahun datang ke KB IGB pada tanggal 13 Desember 2012, kiriman bidan dengan eklampsia.

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasa kesakitan dan nyeri mengejan sejak 10 menit lalu. Nyeri pinggag menjalan ke ari-ari sejak 18 jam yang lalu, nyeri semakin lama semakin sering dan kuat. Menurut bidan yang mengantar, pasien datang pada pukul 07.00 WIB dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, didapatkan tekana darah pasien tinggi dengan pembukaan 4 cm. pada saat menunggu, pasien kejang-kejang 1 kali selama 15 detik, lalu pasien sadar kembali. Selama di tempat bidan, pasien diberikan infus dengan MgSO4 dosis inisial yang dilanjutkan dengan dosis maintenance. Kateter urin terpasang, setelah itu pasien tidak pernah kejang lagi.
Pasien sampai ke RS dengan MgSO4 terpasang. Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), pandangan mata kabur (-), keluar ari-ari banyak dari kemaluan sekitar setengah jam yang lalu berwarna jernih berbau amis, keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada.
Demam (-), nyeri (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI +/+. Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 84 x/menit, laju pernafasan 20 x/menit, temperature 36,8oC.

Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita sakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, ataupun hipertensi. Riwayat alergi disangkal.

Riwayat Keluarga/Sosial
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit keturunan, kejiwaan, ataupun menular.

Riwayat Pengobatan
-

Riwayat Pekerjaan dan Sosial-Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan
Riwayat perkawinan tidak ada, G1A0H0, riwayat imunisasi tidak ada, riwayat kontrasepsi tidak ada, riwayat pendidikan SLTP, riwayat pekerjaan tidak ada.

Alergi Makanan/Obat
Alergi obat             : -
Alergi makanan      : -

Hasil Pemeriksaan Fisik (hari ke-1)
Umum
Kesadaran: compos mentis cooperative
TD: 140/100 mmHg
Nadi: 92 x/menit
Suhu: 37oC
Nafas: 20 x/menit
Sianosis: (-)
Keadaan umum: sedang
Keadaan gizi: sedang
Tinggi badan: 150 cm
Berat Badan (sebelum hamil): 47 kg
Edema: (-)
Anemis: (-)
Ikterik: (-)
Kulit
Tidak ada kelainan
Kelenjar getah bening
Tidak ada pembesaran KGB
Kepala
Tidak ada kelainan
Rambut
Tidak ada kelainan
Mata
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Telinga
Tidak ada kelainan
Hidung
Tidak ada kelainan
Tenggorokan
Tidak ada kelainan
Gigi dan mulut
Caries dentis: (-)
Leher
Kelenjar tiroid tidak membesar
Dada
Paru:
Inspeksi: simeteris kiri = kanan
Palpasi: fremitus kiri – kanan
Perkusi: sonor kiri = kanan
Auskultasi: vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba 1 jari
Perkusi: batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: ronki – bising (-)
Perut
Status obstetrikus
Punggung
Tidak ada kelainan
Alat kelamin
Status obstetrikus
Anus
Tidak diperiksa
Anggota gerak
R. Fisiologis: (+/+)
R. Patologis: (-/-)
Udem: (+/+)

Status Ginekologis
Genitalia: v/u tenang, PPV (-), VT: lengkap, ketuban (-) sisa jerinh, terapa kepala UUK depan HIII-IV, dinding samping panggul sulit dinilai, sacrum sulit dinilai, os coccygis mudah digerakkan, arcus pubis >90o. Dit dapat dilalui satu tinju dewasa (>10,5 cm), panggul luas.


Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Parameter
Nilai Normal
Tanggal
13 Des
14 Des
15 Des
16 Des
KIMIA DARAH






WBC
6,2 - 17,0
10^3/uL
21,3


12,5
RBC
P = 4,5 - 5,5
10^6/uL





W = 3,8 - 5,5
10^6/uL



2,5
HGB
P = 13,0 - 16,0
g/dL





W = 12,0 - 14,5
g/dL
11,1


6,1
HCT
P = 40 - 48
%





W = 30 - 43
%
35


19
MCV
P = 80 - 94
fL





W = 82 - 92
µm3
74


74
MCH
27 - 31
pg
23,8


24,2
MCHC
32 - 36
g/dL
32,3


32,7
Trombosit
150 - 400
10^3/uL
291


237
Glukosa Sewaktu
0,0 - 200
mg/dL
114


99







ELEKTROLIT






Natrium
139 - 145
mmol/L
132


139
Kalium
3,5 - 5,1
mmol/L
3,4


3,4
Calsium
8,6 - 10,3
mg/dL
8,9


7,6
Chloride
97 - 111
mmol/L
106


106
LDH
<480
u/L
413


353







FUNGSI PEMBEKUAN DARAH






PT
10,0 - 13,6
detik
13,2


11,9
APTT
29,2 - 39,4
detik
29,2


29,2
INR
<1,2

1,2


1








FUNGSI HATI






SGOT
P <25 W <31
UI
12


11
SGPT
P <41 W <34
UI
9


5
Alkali Phosphatase
74 - 311
UI




Gama GT
P <38 W <25
UI




BUN
6 - 19
mg/dL




Bilirubin Total
0,2 - 1
mg/dL



0,31
Bilirubin Direk
0,0 - 0,2
mg/dL



0,13
Bilirubin Indirek
0,0 - 0,0
mg/dL



0,18
Protein Total
RJ = 6,6 - 8,3
g/dL





RI = 6,0 - 7,8
g/dL
6,1


5,5
Albumin
RJ = 3,8 - 5,5
g/dL





RI = 3,5 - 5,2
g/dL
3,2


3
Globulin
0,0 - 0,0
g/dL
2,9


2,5







FUNGSI GINJAL






Asam Urat
P = 2,5 - 7
mg/dL





W = 2 - 6
mg/dL




Ureum darah
18 - 45
mg/dL
7


16
Creatinin darah
0,6 - 1,2
mg/dL
0,5


0,7




Fartor Risiko Persalinan
·         Primipara (skor 1)
·         Tidak menikah (skor 1)
·         Eklampsia (skor 5)
Total skor = 7

Diagnosis Utama
G1P0A0H0 parturient aterm kala II dan eklampsia intrapartum dalam regimen SM dosis maintenance dari luar. Janin hidup tunggal intra uterin UUK depan HIII-IV.

Daftar Masalah (Diagnosis)
  • Primipara
  • Kala II
  • Eklampsia intrapartum (diagnosis IGD: eklampsia antepartum)
  • Tidak menikah

Tindakan
1.      Persalinan dengan forseps ekstraksi (FE)
2.      Perbaikan kondisi umum



Pengobatan yang Diberikan
No.
Nama Obat
Rute
Dosis
Regimen
Hari ke-
Ket
Dosis
1
2
3
4
5
6
7
1
IVFD RL
injeksi

iv
v
v
v





2
Nifedipine
oral
100 mg
1x1
v







3
MgSO4 8 g%
injeksi

iv
v
v
v





4
Cefixime
oral
100 mg
3x1
v
v
v
v
v
v
v

5
Antalgin
oral

3x1
v
v
v
v
v
v
v

6
Methyldopa
oral

3x1
v
v
v
v
v
v
v

7
Benovit C
oral

3x1
v
v
v
v
v
v
v

8
Sulas Ferrosus
(Ferrous Sulfate Haptahydrate)
oral
300 mg 
1x1






v


Follow Up Pasien
13 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 140/100 mmHg, nadi 102 kali/menit, laju pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Hasil kontrol neurologi: A/ eklampsia intrapartum: saat ini secara klinis tidak ditemukan defisit neurologis fokal atas pasien. Advis: diazepam iv bolus 1 amp bila kejang.
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1




14 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 100/60 mmHg, nadi 89 kali/menit, laju pernafasan 21 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH1 ibu dan anak dalam perawatan.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1


15 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 140/90 mmHg, nadi 88 kali/menit, laju pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh 37o.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH2 ibu dan anak dalam perawatan.



Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1


16 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 140/90 mmHg, nadi 87 kali/menit, laju pernafasan 22 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH3 ibu dan anak dalam perawatan.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1


17 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 130/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, laju pernafasan 22 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH4 ibu dan anak dalam perawatan.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1


18 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 120/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, laju pernafasan 21 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik, Pe tympani, AV BU(+)N.
Status genitalis: v/u tenang, PPV (-), lokhea (+).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH5 ibu dan anak dalam perawatan.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          Antalgin 3x1
-          Benovit C 1x1


19 Desember 2012
Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI (+/+).
Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, TD 140/100 mmHg, nadi 79 kali/menit, laju pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh afebris.
Mata: konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-).
Status obstetrik: perut tampak sedikit membuncit, TFU teraba 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik.
Status genitalis: tenang, PPV (-).
Diagnosis: P1A0H1 post FE atas indikasi eklampsia intrapartum NH6 ibu dan anak dalam perawatan.

Instruksi:
-          Kontrol KU, VS
-          Mobilisasi
-          Breast careluka hygene
Terapi:
-          Methyldopa 3x250 mg
-          Cefixime 3x100 mg
-          SF 1x1 tab
Pasien diperbolehkan pulang.




ANALISIS KASUS
Pasien usia 15 tahun datang ke KB IGB pada tanggal 13 Desember 2012, kiriman bidan dengan eklampsia. Riwayat penyakit sekarang: Pasien merasa kesakitan dan nyeri mengejan sejak 10 menit lalu. Nyeri pinggag menjalan ke ari-ari sejak 18 jam yang lalu, nyeri semakin lama semakin sering dan kuat. Menurut bidan yang mengantar, pasien datang pada pukul 07.00 WIB dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, didapatkan tekana darah pasien tinggi dengan pembukaan 4 cm. pada saat menunggu, pasien kejang-kejang 1 kali selama 15 detik, lalu pasien sadar kembali. Selama di tempat bidan, pasien diberikan infus dengan MgSO4 dosis inisial yang dilanjutkan dengan dosis maintenance. Kateter urin terpasang, setelah itu pasien tidak pernah kejang lagi.
Pasien sampai ke RS dengan MgSO4 terpasang. Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), pandangan mata kabur (-), keluar ari-ari banyak dari kemaluan sekitar setengah jam yang lalu berwarna jernih berbau amis, keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada.
Demam (-), nyeri (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), ASI +/+. Kondisi umum sedang, kesadaran CMC, tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 84 x/menit, laju pernafasan 20 x/menit, temperature 36,8oC.
Pasien didiagnosis G1P0A0H0 parturient aterm kala II dan eklampsia intrapartum dalam regimen SM dosis maintenance dari luar. Janin hidup tunggal intra uterin UUK depan HIII-IV.

Analisis Penatalaksanaan Terapi Eklampsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam kehamilan, persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma, yang sebelumnya wanita tersebut menunjukkan gejala preeklampsia. Eklampsia intrapartum maksudnya adalah eklampsia yang terjadi pada saat persalinan.

Standar terapi untuk penatalaksanaan eklampsia adalah:
1. Aktif
Bila ditemukan 1 atau lebih keadaan dibawah ini:
  • Ibu dengan:
    • Kehamilan lebih dari 37 minggu
    • Adanya tanda-tanda impending eklampsia
    • Kegagalan terapi konservatif, setelah 6 jam pengobatan medikamentosa terdapat kenaikan tekanan darah
    • Setelah 24 jam terapi medikamentosa tidak ada perbaikan
  • Janin dengan:
    • Adanya tanda-tanda gawat janin
    • Adanya tanda-tanda IUGR
  • Ditemuinya Hellp Syndrom
Pengobatan medikamentosa
1.      Segera masuk Rumah Sakit
2.      Tidur baring, miring kesalah satu sisi (sebaiknya kearah kiri)
3.      Infus dextrose 5% setiap 1 liter diselinggi dengan larutan ringer laktat 500ml (60-125ml/jam)
4.      Antasida
5.      Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
6.      Pemberian obat anti kejang MgSO4
Cara pemberian:
§   Londinodose 4gr MgSO4 dalam 250 ml dextrose 10% dalam 15 menit
§   Maintenance dose: diberikan 8gr dalam larutan 500cc dextrose 10% diberikan dalam 4-6 jam
Syarat-syarat pemberian MgSO4:
  • Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu kasium glukosa 10% diberikan intravena 3 menit
  • Reflek patella positif
  • Frekuensi pernafasan lebih 16 kali per menit
  • produksi urine lebih 100 ml dalam 4 jam sebelumnya (0,5 ml/kg berat badan/jam)
  • Sulfas magnesium dihentikan bila :
    • Adanya tanda intoksikasi
    • Setelah 24 jam pasca persalinan
    • Dalam 26 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan (normotensi)
  • Bila persyaratan MgSO4 tidak dipenuhi, diberikan diazepam, 20mg diberikan intravena dilanjutkan 40mg dalam dextrose 10% selama 4-6 jam.
  • Diuretika diberikan bila terdapat tanda-tanda :
    • Edema paru-paru
    • Payah jamtung kongestif
    • Edema ansarka
  • Anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik diatas 180mmHg, diastolic lebih dari 110 mmHg.
  • Kardiotonika diberikan bila ada tanda-tanda mengarah ke payah jantung. Perawatan dilkukan bersama-sama bagian kardiologi
  • Obat-obatan lain :
    • Anti piretika diberikan bila suhu rectal diatas 38,5 C. Dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alcohol.
    • Antibiotika diberikan bila ada indikasi
    • Anti nyeri diberikan bila penderita kesakitan gelisah, karena kontraksi rahim dapat diberikan pethidin HCl 50-75 mg pada fase aktif persalinan, sekali saja 2jam sebelum janin lahir.
Tindakan obstetrik:
1. Terminasi kehamilan
                            a. belum inpartu
§ Induksi persalinan
§ Dilakukan amniotomi dan oksitosin drip bila skor bishop lebih dari 4.
§ Seksio sesaria bila :
1.    Syarat oksitoksin tidak dipenuhi atau adanya kontra indikasi oksitosin drip
2.    12 jam sejak dimulainya drip oksitoksin belum masuk fase aktif atau 4 jam tidak ditemui respon oksitosin pada primigravida lebih diarahkan terminasi dengan seksio sesarea.
                            b. Inpartu
§  Kala I
§  Fase laten : seksio sesarea
§  Fase aktif
1.      Amniotomi
2.      bila 6 jam setelah amniotomi tidak terjadi pembukaan lengkap, dilakukan seksio sesarea.
§  Kala II persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan.
§  Amniotomi dan oksitosin drip diberikan minimal 30 menit setelah pengobatan medika mentosa
§  Pada kehamilan kecil dari 37 minggu bila memungkinkan terminasi kehamilan ditunda 2x24 jam untuk pemberian kortikosteroid
2.  Tindakan konservatif
Berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medisinal.
a.       Indikasi
Kehamilan dibawah 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dan keadaan janin baik.
b.      tindakan medikamentosa sama dengan perawatan medisinal pengelolaan aktif.
c.       Pengobatan obstetric.
Selama pengobatan konservatif observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini tidak ada terminasi.
MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia ringan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Bila setelah 24 jam tidak didapatkan perbaikan dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.
Pada kasus ini, pasien diberikan Mg SO4 8 g% dosis maintenance pada hari pertama hingga ketiga. Magnesium merupakan kation ke empat terbanyak dalam tubuh dan penting dalam fungsi kerja enzim, termasuk yang terkait dalam proses pentransferan kelompok phosfat, semua reaksi yang terkait dengan ATP dan setiap tahap yang berkaitan dengan replikasi dan transkripsi DNA serta translasi mRNA. Magnesium juga dibutuhkan untuk metabolisme energi sel dan ikut serta dalam stabilisasi membran, konduksi syaraf, transpot zat besi, dan aktifasi saluran kalsium. Pada masa pemberian, tekanan darah pasien masih belum mencapai normotensi sehingga pemberian magnesium sulfat masih tetap diberikan.
Berdasarkan standar terapi, antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik diatas 180mmHg, diastolic lebih dari 110 mmHg. Akan tetapi, meskipun pasien tidak memiliki indikasi tersebut, pasien tetap diberikan terapi antihipertensi dengan nifedipine pada hari pertama. Nifedipine bekerja menghambat ion kalsium ketika memasuki slow channel,atau area sensitif tegangan pada otot polos vaskular dan myokardium selama depolarisasi, relaksasi otot polos vaskular koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan penghantaran oksigen pd pasien angina vasospastik
 Pemberian methyldopa dimaksudkan untuk membantu menurunkan tekanan darah pasien. Methyldopa melalui gastrointestinal, dengan efek antihipertensi maksimal terjadi 4-6 jam setelah pemberian. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan efek hipotensifnya. Metildopa dapat menembus sawar otak dan juga plasenta. Obat ini terdistribusi juga dalam ASI, namun jumlahnya tidak signifikan. Durasi antihipertensi 12-24 jam dan eliminasi terjadi bifasik, dengan 95% diekskresikan pada fase awal (T½ plasma 2 jam), sisanya diekskresi lebih lambat. Pada gagal ginjal akan memperlambat ekskresi dan meningkatkan T1/2 obat menjadi 4-6 jam. Obat yang tidak terabsorpsi akan diekskresikan melalui feses. Setelah melewati sawar otak, metildopa mengalami dekarboksilasi membentuk alpha-methylnorepinephrine. Metabolit ini akan menstimulasi penghambatan reseptor alpha-adrenergic, sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah.

Analisis Penatalaksanaan Terapi Suportif
Terapi lain yang diperleh pasien berupa pemberian cefixime 3x1 tab, antalgin 3x1, benovit C 3x1, dan Sulfas Ferrosus 1x1. IVFD RL digunakan sebagai terapi cairan.
Cefixime diberikan sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi pasca luka persalinan. Cefixime merupakan sefalosforin generasi ketiga dengan spectrum luas, aktivitas pada gram negative. Bekerja menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan dengan satu atau lebih protein terikat penisilin. Efek antimikroba karena mengganggu sintesis peptidoklikan, suatu komponen utama dari dinding sel bakteri. Berdasarkan standar terapi, lini pertama untuk luka pasca operasi persalinan yang aman digunakan untuk ibu menyusui adalah amoxicillin. Dari segi keamanan, cefixime masih tergolong baru sehingga belum ada data yang memadai mengenai keamanan penggunaan antibiotik tersebut bagi ibu menyusui. Berdasarkan sifat fisikokimianya, cefixime diduga cukup aman bagi ibu yang menyusui.
Antalgin digunakan sebagai analgetik pasca persalinan yang tergolong aman digunakan oleh ibu menyusui.
Benovit C mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu meningkatkan kondisi umum pasien dalam masa penyembuhan.
Sulfas ferrosus digunakan sebagai preparat Fe yang ada dalam hemoglobin, myoglobin dan enzim lainnya, memfasilitasi pengangkutan oksigen melalui hemoglobin. SF diberikan untuk mengatasi kondisi anemia ringan yang biasa terjaid pada pasien pasca persalinan.


No comments:

Post a Comment