TEKNIK EVALUASI AKTIVITAS ASTRINGENSIA
PENDAHULUAN
Astringensia
merupakan zat/senyawa yang bekerja dengan caar mengkoagulansi protein yang
penetrasinya sangat kecil sehingga hanya mempengaruhi permukaan sel. Akibat
dari kerja tersebut menyebabkan permebialitas membran mukosa atau kulit yang berkontak dengan zat adstreingensia
tersebut akan menurun yang menyebabkan kepekaan daerah tersebut menurun pula.
Pengukuran
efek astringensia ini dapat dilakukan secara in-vitro menggunakan paru-paru
katak, dan secara klinis melalui sensasi yang dirasakan pada mulut setelah
melakukan pembilasan mulut (kumur) dengan zat tersebut. Mulut terutama lidah
akan memberikan sensasi sepat atau mati rasa setelah pembilasan dengan zat
astringensia tersebut.
A. Uji Aktivitas Astringensia secara in-vitro
Paru-paru
katak yang dicelup ke dalam larutan astringensia akan menyebabkan koagulasi
protein pada permukaan paru-paru. Paru-paru yang proteinnya terkoagulasi akan
menunjukkan tinggi tinggi air yang berbeda dengan paru-paru normal apabila
diukur dengan menggunakan kanula berbentuk U asimetris yang kedua ujungnya
masing-masing dihubungkan dengan paru-paru dan air di dalam gelas ukur. Tinggi
air di dalam kanula setelah paru-paru dicelup di dalam larutan uji dibandingkan
dengan tinggi air di dalam kanula dicelup dalam larutan baku pembending
menggambarkan kekuatan kerja zat uji sebagai astringensia.
Bahan dan Alat:
Bahan :
Bahan uji, AgNO3, Air suling
Alat :
Kanula berbentuk U asimetris, alat bedah, gelas ukur, gelas piala, benang
halus, cawan petri, pipet tetes, mistar, lampu duduk, kertas sering dan kaca
pembesar.
Hewan
Percobaan : Katak
Prosedur
1. Penyiapan
kanula berbentuk U asimetris
Kanula berbentuk U asimetris dibuat dari gelas dengan ukuran sebagai
berikut :
Diameter kanula dibuat 3-4 mm, atau yang sesuai dengan ukuran /diameter
bronkus dan memungkinkan untuk membaca
teliti volume air di dalam kanula.
Panjang bahagian yang ujung bebasa (bgn yang panjang) adalah 20 cm, panjang
bagian ujung yang pendek adalah 5 cm. Ujung yang pendek dilancipkan agar dapat
dimasukkan ke dalam bronkus.
2. Penyiapan
paru-paru katak yang berkanula
Otak dan sumsum tulang belakang katak dirusakkan,
kemudian dipaparkan bgn toraknya. Rahang bawah katak digunting, ujung gunting
dimasukkan ke dalam glotis dan trakea dipisahkan. Ujung kanula yang pendek
berujung lancip dimasukkan ke dalam salah satu cabang bronkus, lalu diikat dengan
benang. Paru-paru tersebut dikeluarkan, terhadap paru-paru yang lain dilakukan
pekerjaan yang sama. Paru-paru tersebut harus senantiasa dibasahi dengan air
suling.
3.
Pengukuran efek astringensia
Ujung kanula dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
berisi 100 ml air. Ujung kanula diletakkan pada posisi 50 ml, dan tinggi air
dalam kanula dibaca. Tinggi air di dalam kanula dibaca pula saat posisi ujung
kanula berada pada 0 ml. Angka yang terbaca menunjukkan nilai normal (sebagai
kontrol).
Paru-paru tersebut dicelup ke dalam larutan uji selama 5 menit dan tinggi
air di dalam kanula kembali dibaca pada kedua posisi (0 ml dan 50 ml) seperti
di atas. Sebagai baku pembending dipakai larutan AgNO3 1% b/v.
Tinggi air di dalam kanula setelah peru-paru dicelup ke dalam larutan uji
dikoreksi terhadap kontrol dan dibandingkan dengan baku pembandung.
boleh tau sumbernya darimana, dseperti caki atau jurnal ataupun buku
ReplyDelete