TEKNIK
EVALUASI AKTIVITAS KOLAGOGUM
Obat yang bekerja pada kantong
empedu dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Kholeretik : senyawa yang dapat
meningkatkan produksi cairan empedu oleh hati
Kolagogum : senyawa yang dapat
meningkatkan kontraksi kantong empedu
Kholesistokinetik : senyawa yang
dapat meningkatkan laju sekresi empedu sehingga kejenuhan asam-asam empedu dan
kolesterol akan menurun.
Istilah kolagogum, kholeretik dan
kholesistokinetik sering tidak dibedakan dan paling sering disebut sebagai
kholagogum dengan pengertian bahwa kholagogum merupakan zat-zat yang
meningkatkan sekresi asam empedu dan
garamnya oleh sel parenchim hati. Jadi kolagogum terlihat pada peningkatan
aliran empedu dari hati melalui saluran empedu ke dalam duodenum. Garam empedu
merupakan kandungan aktif dari empedu yang berperan membantu absorbsi lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak di usus.
Untuk mengetahui efek kolagogum
ini dapat dilakukan beberapa pengukuran seperti pengukuran volume empedu yang
disekresikan dalam jangka waktu tertentu, penentuan kadar konstituen padat
empedu, penentuan kadar asam empedu serta penentuan kolesterol dan pospolipid
empedu. Namun yang paling banyak dilakukan dalam percobaan adalah penentuan
debit empedu karena pengerjaannya sederhana, praktis dan ekonomis.
Prosedur
Tikus dikelompokan menurut
variasi dosis seidiaan uji yang telah direncanakan, kemudian dipuasakan 6 jam
untuk menjaga sekresi empedu yang teratur sebelum laparaktomi. Pemberian
sediaan uji dapat dilakukan dengan dosis tunggal atau dosis berganda beberapa
hari sebelum dilakukan laparaktomi. Untuk sediaan senyawa murni dapat juga
diberikan secara akut selesai laparaktomi melalui vena jugularis atau vena
femoralis. Sebagai baku
pembanding dapat dipakai senyawa Natrium dehidrokholat dengan dosis 32 mg/kb
BB.
Teknik
Laparaktomi dan kanulasi saluran empedu
Tikus
dianestesi umu dengan uretan 125 g/kg BB atau pentotal 60 mg/kg BB secara i.p.
Setelah tikus terbius sempurna, tikus ditelentangkan dimeja operasi dengan
keempat kaki diikat. Dibuat insisi pada garis tengah abdomen, posterior
terhadap tulang rawan xifoid. Duodenum dikeluarkan dari rongga abdomen dengan
sedikit usus halus dan diletakkan di atas kasa yang telah dibasahi larutan
fisiologis dan terletak di atas abdomen. Jalan saluran empedu yang terletak
ditengangah jaringan pankreas sampai ke hileum hati sepanjang 0.5-1 cm,
dibersihkan dari jaringan pankreas dan jaringan ikat lainnya. Kemudian
dilakukan kanulasi pada saluran empedu dengan memasang jarum berkateter
polietilen dengan diameter dalam 0.28 mm, diameter luar 0.61 mm. Lakukan
pengikatan dengan benang untuk bagian saluran yang berlawanan dengan hati dan
tepat di atas jerum berkateter agar kanula jangan terlepas. Duodenum dan usus
halus dikembalikan ke dalam rongga abdomen di atas kateter. Cairan empedu yang
mengalir melalui kateter ditampung dalam tabung yang berskala ml. Jumlah cairan
empedu yang dihasilkan oleh tikus normal berkisar 0.4-0.62 ml per jam, marmot
normal berkisar 0.4-0.65 ml/10 menit.
Volume
cairan empedu yang tertampung dicatat selang setengah jam selama 6 jam. Data 60
menit pertam cairan empedu yang diproduksi tidak dicatat, untuk mencapai
kondisi mantap (steady state).
Persentase
peningkatan produksi cairan empedu dapat dihitung sebagai berikut :
A = (Cm –
Cb) X 100%
Cb
A = Peningkatan produksi cairan empedu (%)
Cb = Kecepatan aliran cairan empedu sebelum perlakuan
atau kelompok kontrol
Cm = Kecepatan aliran cairan empedu setelah perlakuan
atau kelompok perlakuan
No comments:
Post a Comment