TEKNIK
PERCOBAAN ORGAN TERISOLASI (IN-VITRO)
Percobaan
organ terisolasi sering jaga disebut dengan organ terpisah atau percobaan
in-vitro, yaitu percobaan yang dilakukan terhadap organ tertentu dari hewan
percobaan yang dilakukan terpisah/di luar tubuh hewan percobaan tersebut.
Percobaan in-vitro dilakukan untuk mengetahui aktivitas organ tersebut terutama
yamng dapat dimanifestasikan dengan gerak sehingga menghasilkan suatu grafik
yang dapat diukur secara kuantitatif. Percobaan organ terisolasi ini biasanya
meliputi kontraksi dan relaksasi dari suatu organ yang dapat menghasilkan
grafik/pola dan dapat direkam melalui suatu rekorder.
Ada
beberapa hal yang penting diperhatikan untuk melakukan percobaan organ
terisolasi ini :
1.
Teknik pengambilan organ
2.
Organ Bath
3.
Larutan Fisiologis
4.
Recording
5.
Pengaturan dosis dan waktu pengamatan
1.
Teknik Pengambilan Organ
Untuk
percobaan In-vitro selalu dipakai organ segar yang baru dike;luarkan dari hewan
percobaan. Organ percobaan yang telah diambil dengan teknik tertentu, segera
direndam di dalam larutan fisiologis (dengan mempertahankan kondisi yang
relatif sama dengan kondisi tubuh seperti pH, suhu dan diaerasi) untuk menjaga
agar organ tersebut senantiasa dalam keadaan hidup. Hindari menyentuh organ
dengan benda-benda yang dapat merusak tisu tersebut seperti bahan-bahan logam
dsb.
2.
Organ Bath
Orgab
bath biasanya terdiri dari duabagian yaitu tabung (bath) tempat tisu dan tabung
bagian luar (jacket) untuk menjaga suhu percobaan. Tabung tempat tisu biasanya
mengandung cairan fisiologis dan tempat aerasi serta tempat penggantungan tisu.
Tabung tempat tisu dibuat sedemikian rupa sehingga medah untuk membersihkan dan
menganti larutan fisiologis serta memasukkan larutan bahan uji dari berbagai
konsentrasi. Sebelum percobaan dimulai, tabung tempat tisu ini harus
dibersihkan terlebih dahulu agar terhindar dari kontaminasi bahan asing
terkasuk mikroorganisme yang akan merubah kondisi di dalam tisu tempat organ
itu sendir yang akhirnya akan menggangu hasil percobaan. Kemudian diisi dengan
larutan fidiologis serta dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh melalui panas
yang dihantarkan oleh jacket bagian luar.
3.
Larutan Fisiologis
Berbagai
larutan fisiologis dapat disiapkan untuk menjamin kehidupan organ selama
percobaan berlangsung. Cairan fisiologis ini dipilih sesuai dengan jenis organ
yang akan diperlakukan.
Beberapa
larutan fisiologis yang sering digunakan dalam percobaan in-vitro adalah :
Nama
|
Tyrode
|
De Jalons
|
Locke
Ringer
|
Frog
Ringer
|
Krebs
|
MC Ewen
|
NaCl
|
40.0
|
45.0
|
45.0
|
32.5
|
34.5
|
38.0
|
NaHCO3
|
5.0
|
2.5
|
1.0
|
1.0
|
10.5
|
10.5
|
D Glucose
|
5.0
|
2.5
|
5.0
|
-
|
10.0
|
10.0
|
KH2PO4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0.8
|
-
|
NaH2PO4
|
0.2
|
*-
|
-
|
-
|
-
|
0.72
|
KCl
|
1.0
|
2.1
|
2.1
|
0.7
|
1.8
|
2.1
|
MgSO4 7H2O
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.45
|
-
|
MgCl2
|
0.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sucrose
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22.
|
SHCl2 2H2O
|
1.32
|
0.4
|
1.6
|
0.79
|
1.85
|
1.5
|
Aerasi
|
udara
|
O2/CO
95%/5%
|
O2
|
Udara
|
O2/CO
95%/5%
|
O2/CO
95%/5%
|
Dalam pencampuran ini CaCl2 ditambahkan
terakhir ke dalam larutan yang fungsinya untuk menjaga jangan terjadinya
pengendapan dari bicarbonat. Larutan
fisiologis sedapatnya dibuat segar, kalaupun untuk disimpan hendaklah disimpan
di dalam lemari es untuk penyimpanan yang tidak lebih dari 4-5 hari. Sebelum
percobaan larutan ini hendaklah dihangatkan sampai suhu 37oC agar
suhunya sama dengan suhu tubuh.
4. Recording
Berbagai recording dapat digunakan untuk
mencatat segala aktivitas organ terisolasi baik secara fisika maupun secara
elektronika. Secara fisika dapat digunakan alat kimokgaf yang mencatat segala
aktivitas dengan tampilan grafik kontraksi atau relaksasi organ dengan skala
tertentu. Secara elektronika dapat dilakukan dengan menghubungkan langsung
dengan software komputer sehingga seluruh data aktivitas dapat dicetat dan
disimpan dalam hard disk komputer, sedangkan tampilannya dapat dilihat dilayar
monitor.
5. Pengaturan dosis dan waktu pengamatan
Dosis untuk calon obat yang diuji harus
diatur sedemikian rupa agar dapat dideteksi oleh alat dengan jelas. Untuk ini
perlu dilakukan beberapa percobaan orientasi untuk mendapatkan grafik yang
dapat dibaca dengan jelas. Waktu pengamatan juga harus ditetapkan sedemikian
rupa sehingga kurva atau grafik yang dihasilkan dapat dinterpretasikan sebagai
% evek vs waktu pengamatan. Waktu
dankonsentrasi nol dapat dianggap saat pencucian tisu. Aktivitas saat itu
merupakan baseline dari aktivitas organ percobaan. Setiap penggantian
konsentrasi larutan calon obat uji, tisu harus dicuci, dan ditunggu sampai
aktivitas kembali normal (kembali ke baseline).
Dimanakah kampus/institusi yang memiliki alat organ bath ?
ReplyDelete