I. PENDAHULUAN
Walaupun proses sterilisasi panas kering kurang efektif, yaitu
membutuhkan suhu yang tinggi dan waktu sterilisasi yang lebih lama daripada
sterilisasi proses basah, namun sterilisasi panas kering cocok untuk
sterilisasi peralatan, larutan bukan air, dasar salep paraffin dan
barang-barang lain yang tahan terhadap suhu proses sterilisasi panas kering.
II. DEFINISI
2.1. Waktu tunggu : waktu yang dibutuhkan untuk
memanaskan seluruh isi kamar oven sampai mencapai suhu sterilisasi yang
ditentukan.
2.2. Waktu sterilisasi : waktu dimana muatan berada
pada suhu sterilisasi yang dibutuhkan atau pada suhu lebih tinggi.
2.3.
Siklus operasi : suatu rangkaian tahapan operasi mulai waktu tunggu waktu
sterilisasi sampai pendinginan.
III. PERSYARATAN UMUM PROSES
3.1. Kombinasi
suhu dan waktu terbaik menjamin hasil sterilitas.
3.2.
Lemari sterilisasi/ oven hendaklah mampu mencapai suhu yang sama dan merata
pada seluruh muatan.
3.3.
Dicatat suhu pada titik deteksi pada bagian paling dingin dalam muatan. Setiap
jenis muatan telah ditentukan titiknya.
3.4. Tentukan waktu tunggu untuk tiap jenis
muatan yaang akan diproses. Waktu sterilisasi mulai dihitung setelah waktu ini
dilalui.
3.5. Lakukan
tindakan pengamanan untuk mencegah pencemaran muatan steril ketika oven dan
muatan didinginkan.
3.6. Barang yang akan disterilkan
hendaknya tidak membawa pencemaran
mikroorganisme yang tinggi.
3.7. Bersihkan barang-barang dengan baik sebelum
disterilkan.
IV. STERILISASI
4.1. Persiapan
Muatan
- Barang yang akan disterilkan dapat distandarisasi untuk menentukan siklus sterilisasi.
- Muatan hendaknya dapat dimasuki panas ke seluruh bagian muatan.
- Barang yang akan digunakan dalam proses aseptis dilindungi secara memadai terhadap kontaminasi pada seluruh tahap.
Catatan : Wadah barang atau kotak jangan diletakkan
terlalu berdekatan, sehingga bersigungan satu sama lain.
Alternatif : Barang dapat dibungkus dalam foil logam
atau film polyester yang tahan suhu sterilisasi.
4.2. Waktu
Tunggu
- Proses pemanasan dimulai dari saat muatan dimasukkan ke dalam lemari sterilisasi, dilanjutkan sampai bagian terdingin dari muatan telah mencapai suhu sterilisasi.
- Tentukan waktu tunggu untuk setiap muatan, dengan mengukur suhu di dalam dan di seluruh muatan.
4.3. Sterilisasi
- Pertahankan suhu waktu tunggu selama periode waktu spesifik yang telah ditentukan.
- Tentukan sirkulasi udara dan tekanan positif dalam kamar oven terhadap ruangan.
- Tambahkan suhu dan waktu sterilisasi dari suhu dan waktu biasa pada barang yang tahan terhadap pemanasan, sebagai faktor pengaman. Waktu sterilisasi minimum 1 jam pada suhu 160 0C untuk barang terbuat dari gelas dan peralatan, 1 jam pada suhu 150 0C untuk larutan berminyak dan dasar salep paraffin.
4.4. Pendingin
Muatan
Sesudah waktu sterilisasi dilewati, matikan alat pemanas dan biarkan suhu
turun.
4.5. Pengeluaran
Muatan
- Keluarkan muatan setelah dingin. Jika muatan digunakan dalam operasi aseptis, muatan dikeluarkan di dalam daerah steril.
- Gunakan barang yang telah disterilkan untuk proses aseptis hanya dalam waktu 5 hari setelah sterilisasi.
V. CATATAN
5.1.
Catat setiap siklus sterilisasi pada diagram suhu dan
waktu atau cara otomatis lain.
5.2. Setiap diagram catatan hendaklah
memenuhi hal-hal sebagai berikut :
- Dapat mencatat suhu dan waktu selama keseluruhan siklus pada lemari sterilisasi sampai pada tempat yang ditetapkan sebagai bagian terdingin dari muatan.
- Diberi tanda dengan tanggal dan jumlah muatan yang ditandatangani oleh petugas dan supervisor.
5.3.
Lengkapi diagram catatan dengan penjelasan mengenai
muatan dan nomor batch dari
barang-barang.
5.4.
Setiap lemari sterilisasi hendaknya mempunyai buku
catatan yang mencantumkan setiaap tanggaloperasi dan jumlah muatan. Juga
mencatat setuiap kondisi yang menyimpang sebelum dan sesudah siklus operasi
serta tindakan yang diambil untuk mengatsi penyimpangan tersebut.
No comments:
Post a Comment