ANALISA ZAT PEMBAWA
Zat pembawa
dalam sediaan obat dapat digolongkan sebagai berikut :
- Pembawa Anorganik
Contoh : Bolus, Kalsium Karbonat, MgO, NaHCO3, Talkum
- Pembawa Organik
Contoh : Fruktosa, Glukosa,
Laktosa, Sakarosa, Sorbitol, Amylum
- Dasar Salep
Contoh : Vaselin, Adep Lanae, Lanolin, Salep
hidrofil, Salep lemak bulu domba
alkohol
- Larutan Pembawa
Contoh : Aseton , Etanol, Benzen, Kloroform, Eter,
Asam asetat, Isopropanol, Metanol, Metilen klorida, Karbon tetra klorida, Air.
Pemisahan Zat Pembawa Anorganik :
Dalam
pemeriksaan zat anorganik, 50 mg zat dipijarkan pada 6000 C pada
keping krus porselen atau spatula logam.
- Dapat diamati bau, seperti bau caramel, bau amoniak, dll.
- Pada sisa pijar diselidiki adanya kation dan anion anorganik
- Pada sisa garam dari asam organik dan alkali tunggal biasanya terdapat garam karbonat dan gram alkali sulfat atau sulfit dari asam sulfonat
- Asam oksalat terurai tanpa pengarangan
- Bolus ( Aluminium silikat ) dan Talkum ( Magnesium silikat ) masing-masing menimbulkan sisa pijar yang tidak larut, juga dalam HCl pekat panas
- Pada sisa pijar ditambah 4 – 5 bagian campuran Na2CO3 dan K2CO3 dalam krus nikel lalu dipijarkan 10 menit, ditambahkan HCl, selanjutnya dicari ion Aluminium dan Magnesium
Pemisahan Zat Pembawa Organik :
- Zat pembawa karbohidrat dipisahkan dengan menggunakan etanol setelah terlebih dahulu diasamkan dengan asam tartrat
- Amylum tidak dapat dipisahkan menggunakan etanol, karena dapat menimbulkan gumpalan yang mengganggu. Amylum dengan I2 berwarna biru kehitaman.
Identifikasi :
- Reaksi Molish
Analisa percobaan pendahuluan terhadap monosakarida misalnya asam
askorbat dan zat yang oleh hidrolisis atau oksidasi menjadi monosakarida
dilakukan Reaksi Molish, caranya :
Dalam tabung reaksi 5 mg zat dilarutkan dalam air tambahkan 5 tetes
larutan Naftol 3 % dalam etanol,
kemudian 2 ml asam sulfat pekat dialirkan melalui tepi tabung secara hati-hati.
Diantara kedua lapisan terbentuk cincin ungu.
- Percobaan Wohlk yang dimodifikasi
Sejumlah 50 mg zat dimasukkan kedalam wadah gelas 20 ml yang disekrup,
lalu dilarutkan dalam 15 ml air. Wadah tersebut dipanaskan dipenangas air
selama 5 menit dan setelah penambahan amoniak pekat ditutup dengan penutup
karet ( tidak ada udara ).
Panaskan kembali dipenangas air 900 C ± 4 menit. Warna merah yang
dengan penambahan HCl pekat berubah menjadi kuning menandakan adanya laktosa.
- Pemeriksaan Sorbitol
Sejumlah 50 mg zat dilarutkan dalam 5 ml air, ditambahkan 1 – 2 ml larutan permanganat 6 % dan 5 tetes
NaOH 3N, kemudian dipanaskan sebentar. Bila tidak terdapat Kalium Permanganat
berlebih reaksi diulangi lagi dengan menambahkan sedikit larutan Kalium
Permanganat. Kedalam 1 ml larutan ditambahkan 5 tetes larutan Naftol 3 % dalam
etanol. Lalu hati-hati lapisi dengan penambahan asam sulfat pekat. Diantara
kedua lapisan terbentuk warna ungu.
- Percobabaan Fehling
Sampel pada tabung reaksi ditambahkan larutan Fehling A dan Fehling B
kemudian dipanaskan. Terbentuknya endapan merah bata menunjukkan adanya
glukosa.
Obat dalam Salep :
Beberapa dasar
salep yang biasa dipergunakan dalam sediaan obat adalah :
- Salep lemak bulu domba alkohol
Campuran antara vaselin 93,5 %, lemak bulu domba alkohol 6 %, setil
stearil alkohol 0,5 %.
Identifikasi :
Memberikan reaksi positif pada pemeriksaan steroid menurut cara
Liebermann – Buchard, yaitu terbentuk warna hijau zambrud.
- Salep Hidrofil
Campuran vaselin 35 %, paraffin kental 35 %, setil stearil alkohol
teremulsi 30 %
Identifikasi :
0,5 gram salep dan 25 ml etanol bebas air dipanaskan sampai mendidih lalu
disaring. Filtrat diuapkan dan kepada sisanya ditambahkan 7 ml air dan 3 ml
asam klorida encer. Campuran diuapkan
sampai tinggal setengahnya, dan sesudah dingin disaring. Pada penambahan
larutan Barium Klorida 5 % terbentuk endapan kristalin putih.
- Lanolin
Lemak bulu domba 65 %, paraffin kental 35 %, air 20 %
Identifikasi :
Reaksi Liebermann – Buchard positif ( warna
hijau zambrud )
- Salep Poli etilen glikol
Polietilen glikol 300 dan polietilen glikol 1500 masing-masing 50 %
Identifikasi :
1 g salep dan 0,2 ml asam sufat pekat dipanaskan. Uap yang terbentuk
disalurkan kedalam 1 ml larutan Raksa (II) klorida 5 % melalui pipa, terbentuk
endapan putih
Larutan Pembawa :
Analisa larutan
penbawa dilakukan dengan cara destilasi, sisanya diolah dengan cara pemisahan.
Hasil destilasi ditentukan titik didihnya.
Pelarut
|
Titik
Didih
|
Dietil eter
|
34
– 350 C
|
Metilen
klorida
|
390
– 420 C
|
Aseton
|
550
– 570 C
|
Kloroform
|
590
– 620 C
|
Metanol
|
640
– 650 C
|
Karbon tetra
klorida
|
760
– 770 C
|
Etanol
|
780
C
|
Isopropanol
|
810
– 830 C
|
Air
|
1000
C
|
Asam asetat
|
1180
– 1190 C
|
Tabel : Daftar titik didih
beberapa pelarut yang digunakan sebagai pembawa
No comments:
Post a Comment