STEROID
Steroid merupakan suatu modifikasi dari
triterpen yang terdiri dari sistem cincin tetrasiklik lanosterol tapi tidak
terdapat tiga gugus metil pada C-4 dan C-14. Kolesterol merupakan suatu
struktur dasar yang memilki banyak modofikasi khususnya untuk rantai samping
yang membantu untuk menghasilkan berbagai macam produk atau senyawa biologis
yang penting seperti sterol,
steroidal saponin, glikosida kardioaktif, asam empedu, kortikosteroid, dan
hormon seks pada mamalia. Karena aktivitas biologis tersebut, beberapa
steroid alami bergabung dengan senyawa steroid sintetik dan semi sintetik untuk
dapat dimanfaatkan pada bidang kesehatan. Setelah diamati steroid mempunyai
nilai aktivitas biologis yang berbeda. Karena adanya gabungan yang terdiri dari
sebuah rangka struktur yang dianggap berasal dari bagian gugus fungsi yang
berdempet dengan inti steroid dan bentuk lain dari nucleus yang berasal dari
peleburan cincin stereokimia.
System cincin terdiri dari 6 atau 5 cincin
yang dapat membentuk trans sperti trans decalin dan dapat membentuk cis seperti
cis decalin. Trans terbentuk dari sebuah bagian molekul ketika terjadi adanya
dua konformasi. Hanya konformasi yang bergerak memberikan sedikit keuntungan. Lompatan
substituen aksial menuju suatu cincin terjadi saat yang ekuator menuju yang
lain pada beberapa konformasi.
Dalam steroid alam, seperti trans atau cis
pada cincin A/B
memiliki ketidakjenuhan, begitu juga dengan ▲5 atau ▲6
pada beberapa gabungan seperti estrogen, cincin ▲
bersifat aromatic, tidak terdapat lompatan substituen pada C 10 dan C 10 metil
(C 19) dapat hilang. Semua steroid
alam memiliki B/C trans walaupun cis bisa terdapat pada steroid
sintetik. Cincin C/D
selalu trans tapi terdapat pengecualian seperti pada kardioaktif
glikosida. Tentu saja uraian ini sama untuk beberapa struktur triterpen yang lain. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan antara stereokimia dengan aktivitas bilologis.
Tata nama steroid
didasarkan pada jumlah hidrokarbon seperti estran, androstan, pregnant, kolan, kolestan,
ergostan, campestan, stigmastan, dan poriferastan. Hidrokarbon triterpen
lanostan dan sikloartan sama-sama digunakan pada system tata nama. Ini biasanya
untuk menambah yang tidak jenuh saja (ene/yne) dan gugus fungsi yang diprioritaskan diletakkan pada
akhiran ujung nama, senyawa
lain ditambah pada pertengahan. Stereokimia dari substituen ditunjukkan
dengan α (pada bagian bawah molekul) atau β (pada bagian atas). Peleburan cincin digambarkan denagn
menggunakan α atau β untuk menunjukkan lompatan hydrogen, teristimewa pada
posisi 5 dan 14 dimana akan menentukan
peleburan masing-masing A/B dan C/D seperti 5 β-kolestan memiliki cincin cis A/B. Ketika hidrokarbon induk menyatakan
trans, stereokimia untuk peleburan cincin biasanya bersifat spesifik dan
ternyata didapatkan adalah cis. Kolesterol disebut juga kolest-5-en-3β-ol atau 5-kolestan-3β-ol.
Kolesterol
Pada binatang, triterpen
lanosterol diganti dengan kolesterol. Prosesnya adalah hilangnya senyawa
trimetil, reduksi ikatan rangkap pada rantai samping dan regenerasi ikatan
rangkap ▲5.6 yang ditempatkan pada ikatan rangkap▲8.9. Rangkaian
langkah-langkah ini merupakan perluasan variabel dan tergantung pada makhluk
hidup sendiri.
Gugus metil pada C-14
biasanya awalnya hilang yang menghasilkan asam formic. Reaksi ini dikatalisis
oleh cytochrom P-450 monooksigenase yang mencapai dua reaksi oksidasi. Untuk
menghasilkan turunan 14-α formil dan hilangnya
gugus formil ini menghasilkan ▲8.14 diena. Hal ini terjadi mungkin melalui
perpecahan homolitik dari cincin D dan dalam cincin aromatis A. 14 dimetil
sterol diperoleh dari reduksi NADPH-dependent, 15 proton diperoleh dari air.
Hilangnya C-4 metil
terjadi pada rangkaian ini, biasanya setelah berubah dari 14-α, dengan kedua karbon memecah melalui mekanisme
dekarboksilasi. Hal ini difasilitasi oleh oksidasi 3 hidroksil untuk keton yang
kemudian menjadi intermediet asam β keto. Pada rangkaian
ini enolat diubah menjadi sebuah keton dimana C-4 metil yang menuju ekuatorial
(4α).
Pada rantai samping
ikatan rangkap ▲24 dikurangi oleh NADPH dependent reductase, hidrida dari
ko enzim ditambah pda C25 dengan H24 didapat dari air. Ikatan rangkap ▲8 efektif berpindah ke ▲5 melalui ▲7 dan ▲5.7 diena. Rangkaian
ini melibatkan satu pasangan isomerisasi,sebuah dehidrogenasi dan reduksi.
Peranan lanosterol pada
non fotosintetis makhluk hidup (hewan ,fungi) adalah mengambil senyawa yang
terdapat pada makhluk hidup fotosintesis (tanaman,alga) melalui triterpen
sikloartenol siklopropana. Siklopropana ditemukan pada tanaman sterol tapi
mayoritas tanaman steroid terdiri dari normal metal pada C10. Mekanisme
selanjutnya adalah membuka kembali cincin siklopropana. Stereokimia pada C8 (Hβ) tidak menguntungkan untuk mekanisme yang melibatkan
hilangnya H 8 dengan terbukanya cincin siklopropana. Jadi,sebuah nukleofilik
dari enzim menyerang C9,terbuka cincin siklopropana dan tidak bergabungnya
proton dari air. Sebuah eliminasi trans menghasilkan ikatan rangkap ▲8. Cincin siklopropana
membuka proses spesifik untuk 4α monometil sterol. Pada
tumbuhan, perubahan dari gugus pertama 4 metil (4α) juga dikenal untuk mengganti 14 α metal. Kespesifikan
dari cincin siklopropana adalah membuka enzim yang berarti sikloartenol tidak
berubah menjadi lanosterol dan lanosterol kemudian menghasilkan semua jaringan
tanaman sebenarnya. Kolesterol sering ditemukan pada tanaman walaupun hanya
sering dalam jumlah kecil dan dihasilkan melalui sikloartenol.
Klasifikasi Steroid
Steroid
dapat digolongkan menjadi ;
- Sterol,yaitu sterol invertebrata laut dan plant sterol.
b.
Bileacide,yaitu senyawa yang
diisolasi dari hewan tingkat tinggi yang berkonjugasi dengan peptida
,taurin,dan glisin.
- Steroid hormones,yaitu substansi yang disekresikan dari kelenjar spesifik.
- Cardiacactive principles,yaitu steroid yang memiliki efek spesifik dan kuat pada otot jantung yang diisolasi dari tanaman tropik.
- Sapogenin,yaitu glikosida tanaman yang memiliki sifat seperti sabun dalam air yang umumnya disebut saponin.
Biosintesis Steroid
Sebagai prekusornya adalah asam mevalonat.
Uji
Terpenoid dan Steroid dengan Metoda Simes
4 gram sampel dirajang halus, masukkan kedalam botol infus, tambahkan
metanol hingga terendam. lalu didihkan diatas waterbath sambil diaduk-aduk
hingga sampel kental. Setelah mendidih, saring dengan menggunakan kapas dan
masukkan kedalam tabung reaksi. Lalu panaskan lagi dan biarkan seluruh etanol
menguap sampai kering. Tambahkan Aquadest dan Kloroform amoniak (perbandingan
1;1), kocok perlahan dan biarkan sejenak hingga memisah. Akan terbentuk 2
lapisan, yaitu lapisan air pada bagian atas dan lapisan kloroform pada bagian
bawah.
Untuk uji terpenoid dan steroid, ambil lapisan kloroform (lapisan bawah)
lalu saring dengan kapas yang diberi norit pada pipet tetes dan masukkan
filtrat pada plat tetes. Uji filtrat dengan 2 tetes pereaksi Lieberman
Burchard. Sebagai pembanding, tetesi sampel masing-masing dengan 1 tetes
larutan asam sulfat dan 1 tetes larutan asam asetat anhidrat. Amati !
Hasil positif bila: Terbentuk
warna Merah, menandakan adanya Terpenoid, dan terbentuk warna Biru-ungu, menandakan adanya Steroid.
No comments:
Post a Comment