TRITERPEN
Sekitar 4000 senyawa triterpen berasal dari 40 skeleton
yang berbeda, senyawa C-3O berasal dari siklisasi
epoksi-3S-2,3-epoksi-2,3-dihidrosqualen atau pada temuan lain yang sangat
jarang senyawa tersebut berasal dari squalen itu sendiri. Triterpen umumnya
mengalami hidrosilasi pada C-3 ( Karena berasal dari pembukaan cincin epoksida
), triterpen memperlihatkan homogenitas struktur yang tinggi: perbedaan umumnya
pada konfigurasinya dan pada rantai yang menghubungkan konformasi yang berasal
dari squalen epoksida ( atau dari squalen ) dengan rantai siklik: hal ini sebagai akibat dari siklisasi yang dapat melalui perubahan pada seri 1,2 proton dan gugus metal, yang
dapat digunakan untuk rasionalisasi perbedaan karakteristik antara tetra dan
pentasiklik skeleton.
Homogenitas struktur juga diperilhatkan oleh steroid,
senyawa yang dikleompokkan berdasarkan khasiatnya, seperti fitosterol, saponin,
ecdysteroid, glikosida jantung, steroidal alkamine, yang semuanya mempunyai rantai dasar yang
sama.
Gambar tetrasiklik
triterpen, steroid, pentasiklik triterpen.
Jika dilihat secara sekilas , memang
tidak ada perbedaan secara fundamental
antara triterpen dan steroid, pertimbangan ini didasarkan tanpa melihat adanya
triterpen tetrasiklik, atau tidak adanya gugus metal ( pada saat ini gugus
metal pada C-4 dan C-14 selalu digunakan untuk membedakan steroid dan triterpen
). Hanya dengan pertimbangan biosintesis memungkinkan untuk memisahkan dua
kelompok senyawa ini : senyawa seperti sikloartenol (C30 ) diduga
sebagai 4,4-dimetilsterol ( sterol
merupakan prekursornya ), dimana euphol dan dammarans ( juga merupakan C30
merupakan triterpen tetrasiklik. Memisahkan dua senyawa ini tidaklah mudah,
contohnya darimana Cucurbitasin berasal ? melalui sterol yang merupakan turunan
protostan atau menurut banyak peneliti
termasuk kelompok triterpen tetrasiklik.
KEGUNAAN TRITERPEN DAN
STEROID
Dilihat dari kegunaan secara industri
dan kegunaan terapeutiknya, triterpen dan steroid merupakan metabolit sekunder
yang cukup penting.
-
digunakan sebagai glikosida
jantung, dimana belum ada produk sintetik yang dapat menggantikannya.
-
Spirostan-tipe saponin, sitosterol
dan dan stigmasterol digunakan sebagai
starting material pada berbagai pendekatan boiteknologi. Mereka juga berperan
dalm memenuhi kebutuhan industri farmasi untuk pengobatan dengan steroid (
kontrasepsi, anabolic dan antiinflamasi )
-
Beberapa saponin digunakan dalam
campuran obat, digunakan untuk ekstraksi senyawa aktif ( aescin, glycyrrhizin
), untuk menghasilkan galenik sederhana, atau untuk menyiapkan produk
fitoterapeutik.
-
Licorice digunan sebagai pemanis
rendah kalori, digunakan secara luas pada industri makanan
-
Saponin digunakan untuk menurunkan
nutrisi hewan ternak (alfalfa ) atau menanam tumbuhan yang familiar
dilingkungan kita yang tidak bersifat toksik
-
Mempunyai banyak potensi pada
berbagi bidang , contohnya sebagai
sitotoksik, insektisida, anti-inflamasi, untuk membasmi hewan moluska, analgesic,
dan banyak lagi.
BIOSINTESIS TRITERPEN DAN
STEROID
Walaupun steroid terdapat dalam
hewan,jamur, alga, dan tumbuhan tingkat tinggi kesemuanya dicapai dengan jalur
umum yaitu dari asetat, melalui mevalonat, menjadi squalen epoksida, pada
pengujian lebih dalam hal ini menunjukkan bahwa jalur biosintesis seperti ini
sangat menyimpang. Sterol pertama kali disintesis dari hewan dan lanosterol
dari jamur. Eucaryotes dapat melakukan
fotosintesis ( Alga, Bryophyta, Pteridophyta, Spermatophyta ), semua sterol
(fitosterol, cardenolida, spirostan, solanidan ) dicapai melalui dimetilasi sikloartenol dan pembukaan
cincin 9ß,19- siklopropan. Sebagi tambahan organisme tumbuhan ini dapat
mensiklisasi squalen epoksida dalam sebuah konformasi yang akan menjadi triterpen
tetrasiklik pada tumbuhan Euphorbiaceae, saponin dengan aglikon triterpen
pentasiklik atau menjadi modifikasi triterpen dari Rutales ( quassinoid,
meliacin, limonoid )
SIKLISASI PERTAMA
Pada pembukaan epoksida diawali dengan
proses siklisasi. Supaya siklisasi ini terjadi, enzim siklisasi harus
menstabilkan konformasi dari polyisopren dengan cara memenuhi electron ruang (
stereoelektronic ). Ini merupakan konformasi awal dari squalen epoksida yang
akan menentukan orientasi biosintesis kearah steroid dan cucurbitacin, atau
menjadi triterpen lain yang sesuai dengan jalur ini.
Gambar
squalen-2,3-oksida
- Jika squalen epoksida membentuk konformasi kursi-perahu-kursi , maka siklisasi akan membentuk sebuah protostan yang merupakan precursor perantara sikoartan dan cucurbitan, pada seri 1,2-prton dan gugus metal ( bagian ini kemungkinan dibentuk dari susunan proton trans-antiparalel dan gugus metal pada C-17, C-13, C-14, dan C-8 )
- Jika squalen epoksida membentuk konformasi kursi-kursi-kursi, maka siklisasi akan membentuk dammaran, yang dapat juga mengalami rearrangement :
-
menjadi tirucallol dan euphol yang
merupakan precursor limonoid dan quassinoid
-
pada banyak kasus akan membentuk
cincin tambahan yang akan menjadi triterprn pentasiklik ( oleanan, lupan, ursan,
friedelan, dan taraxastan )
-
atau pada kasus yang snagt jarang
akan membentuk senyawa tetrasiklik dengan cincin D segienam.
- sebuah kasus yang sangat special akan membentuk triterpen tanpa gugus hidroksi pada atom C-3. mereka umumnya merupakan turunan squalen: hopan, fernan ( konformasi awalnya merupakan konformasi kursi-kursi-kursi-perahu.
- pada beberapa kasus siklisasi hanya terjadi sebagian ( polipodatetraen, malabarican ) atau pada kebalikannya ia akan menjadi sempurna ( boehmerol, arborinol : konformasi kursi-perahu-kursi-kursi-perahu ) atau bahkan diawali dari precursor ( onoceran ). Beberapa struktur yang tidak biasa juga dijelaskan ( Aldehid C-31 dari Iris ), khususnya pada kingdom Hewan ( siphonal dari Spongia ).
Gambar
triterpen
FORMASI TRITERPEN
Walaupun sejumlah tritepen menunjukkan
serangkaian hipotesis tertentu, namun demikian hal ini didukung oleh fakta yang
mengemukakan reaksi yang dapat dicapai secara in-vitro dalam medium asam,
dibawah kondisi yang menyerupai biosntesis. Lebih jauh, sejumlah percobaan yang
diberi senyawa berlabel, diantaranya dengan C-13 yang dilabel dengan asetat
telah dilakukan, hal ini menunjukkan validitas beberapa mekanisme yang telah
dikemukakan.
Modifikasi kedua dari triterpen adalah
agak terbatas : hidroksilasi tambahan, dehidrogenasi, gugus metal angular, dan
laktonisasi adalh reaksi yang paling umum terjadi. Sebuah pengecualian
ditunjukkan oleh beberapa family Rutales ( Rutaceae, Meliaceae, Simaroubaceae,
dan Cneoraceae ) dimana skeleton tetrasiklik awal dapat mengalami modifikasi
besar : oksidasi, pembukaan dan penutupan cincin, eliminasi rantai samping, dan
lainnya.
Gambar
No comments:
Post a Comment