VALIDASI
METODE ANALISIS
PENETAPAN KADAR SECARA KCKT
I. Tujuan
Untuk membuktikan melalui
pengujian laboratorium bahwa karakteristik metoda penetapan kadar dengan KCKT (
kromatografi cair kinerja tinggi ) sesuai dengan tujuan analisisnya, sehingga
didapatkan hasil analisis yang absah, dapat dipercaya, dapat dipertanggung
jawabkan dan sesuai tujuan.
II. Ruang lingkup
Dilakukan untuk metoda
analisis KCKT yang dilakukan di laboratorium bila dilakukan terhadap prosedur
untuk sintesa bahan baku, komposisi produk obat dan lain-lain.
III. Tanggung Jawab
-
Tenaga
terlatih dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan analisis bertanggung jawab
melakukan validasi dan mencatat semua informasi data yang diperoleh dari
pelaksanaan validasi.
-
Supervisor
bertanggung jawab merencanakan validasi, menulis protokol, mengawasi kinerja
dan memastikan kelengkapan catatan anlisis.
-
Pemastian
mutu bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui protokol sebelumnya dilaksanakan
validasi.
IV. Bahan, Peralatan dan Dokumen
-
Protab
dan format untuk pencatatan dan data penetapan kadar yang dilakukan.
-
Bahan
dan peralatan sesuai dengan yang tertera pada protab.
-
Dokumen
yang menyatakan bahwa peralatan yang telah digunakan telah dikalibrasi.
V. Prosedur
Penentuan parameter validasi KCKT untuk pengujian metoda analisis yang
akan dilakukan
Parameter validasi KCKT
- Presisi (ketelitian / kereksamaan).
- Akurasi (ketepatan / kecermatan).
- Sensifitas (LOD dan LOQ).
- Spesifisitas / selektualitas.
- Linearitas
- Range (rentang)
- Rugedness (kekasaran)
- Robustness (ketahanan)
1. Presisi
Merupakan kedekaran hasil uji yang
diperoleh dari beberapa pengulangan (replikasi) pada penetapan contoh yang sama
(homogen).
Cara penentuan
Keseksamaan diukur sebagai simpangan
baku atau simpangan baku relative (koefisien variasi). Keseksamaan dapat
dinyatakan sebagai keterulangan (repeability) atau ketertiruan
(reproducibility). Keterulangan adalah keseksamaan metoda jika dilakukan
berulang kali oleh analisis yang sama pada kondisi yang sama dan dalam interval
waktu yang pendek.
-
Presisi sistem (replitabilitas)
Penyuntikan berulang minimum 6 kali dari contoh homogen untuk menunjukkan
kinerja alat pada kondisi dan hasil pengujian.
-
Presisi metoda (repeatabilitas)
Minimum 3 konsentrasi analit dalam rentang tertentu, masing–masing 3
replikasi atau minimum 6 penetapan pada pengujian 100%
Kriteria seksama diberikan jika metoda memberikan
simpangan baku (SB) atau koefisien variasi 2% atau kurang.
2. Akurasi / ketepatan
Merupakan kedekatan hasil uji yang
diperoleh (menggunakan metode yang sedang validasi) dengan nilai sebenarnya
yang terdapat dalam contoh uji.
Akurasi biasanya
dalam persen recovery.
Metoda penerapan
akurasi :
a. Recovery
analit : untuk contoh yang komposisinya diketahui.
b. Standar
adisi : untuk contoh yang komposisinya tidak diketahui.
c. Membandingkan
hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode yang telah valid.
Cara penetapan
akurasi :
a.
Recovery analit dan metoda standar adisi
Minimum 3 konsentrasi analit /
baku pembanding yang ditambahkan dalam rentang (80-120)%, masing-masing 3
replikasi.
b. Perbandingan metoda
Minimum 6 kali pengujian
menggunakan metoda analisis yang sedang divalidasi dan 6 kali pengujian
menggunakan metode standar atau metode resmi.
Hasil akurasi yang masih dapat diterima :
nomor
|
Kosetrasi analit dalam matrik contoh
|
Rentang % recovery
|
1
|
100%
|
98 – 102
|
2
|
≥ 10%
|
98 – 102
|
3
|
≥ 1%
|
97 – 103
|
4
|
≥ 1000 ppm
|
95 – 105
|
5
|
≥ 100 ppm
|
90 – 107
|
6
|
≥ 10 ppm
|
80 – 110
|
7
|
≥ 1 ppm
|
80 – 110
|
8
|
≥ 100 ppb
|
80 – 110
|
9
|
≥ 10 ppb
|
60 – 115
|
10
|
≥ 1 ppb
|
40 – 120
|
Recovery ditentukan menggunakan rumus :
Recovery
= Hasil analisis x 100%
Nilai sebenarnya
Syarat recorvery = 98% -
102,0%
3.Sensitifitas
1.
Batas deteksi (LOD)
Kadar terendah analit dalam contoh yang masih dapat dideteksi namun tidak
harus kuantitatif.
2.
Batas kuantisasi (LOQ)
Kadar terendah analit dalam
contoh yang masih dapat diterapkan kadarnya dengan presis dan akurasi yang
masih dapat diterima.
Cara penentuan sensitifitas
-
Prosedus
non instrumen
Contoh dengan konsentrasi yang
diketahui dilakukan analisa melalui visual.
-
Prosedur
instrument :
Rasio signal to noise : membandingkan hasil uji contoh yang mengandung
analit dengan kadar rendah terhadap hasil uji blanko.
LOD = 3 x noise LOQ = 10 x noise
Berdasarkan
simpangan baku respon analit slope kurva kalibrasi :
a. Batas deteksi dan batas kuantisasi dapat
dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi.
Nilai pengukuran blanko akan dengan nilai b pada persamaan pada garis
linier y = ax + b, sedangkan simpangan
blanko sama dengan simpangan baku residual S y/x
Batas deteksi
(Xd) = Y – b karena Y = b + 3Sy/x
a
(Xd) = 3 Sy/x
a
Batas
kuantisasi (Xk) = 10 Sy/x
A
Dengan kedua persamaan tersebut LOD & LOQ tergantung pada nilai b
yang menggambarkan galat sistemis. Jika nilai b<0 maka persamaan garis
liniernya y = ax - b
b.
Batas deteksi dan batas kuantisasi akan lebih besar
yang berarti metoda analisis kurang baik (kepekaanya kurang)
Batas deteksi (Xd)
Xd = 2b + 3 Sy/x
a
Batas kuantisasi (Xk)
Xk = 2b + 3 Sy/x
a
4. Spesifitas
/ selektifitas
-
Spesifitas : kemampuan metoda analisis membedakan suatu
analit yang ditetapkan dalam komponen lain yang berada dalam komponen contoh.
-
Selektifitas : kemampuan metode analisis memberikan
sinyal analit pada campuran analit dalam contoh tanpa adanya interaksi antar
analit.
-
Metoda
selektif merupakan seri metode spesifik.
-
Prosedus
spesifitas tergantung pada tujuan penggunaan prosedur analisis.
Cara penentuan :
-
Selektifitas
metoda ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung
cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa
plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya.
-
Jika
cemaran dan hasil urai tidah dapat diidentifikaiskan atau tidak dapat
diperoleh, maka selektifitas ditunjukkan dengan menganalisis sampel yang
mengandung cemaran atau hasil urai dengan metode yang hendak diuji lalu
dibandingkan dengan hasil metode lain untuk pengujian kemurnian, melalui
perhitungan daya resolusinya (RS)
Pemisahan dua puncak yang
berdekatan dalam kromatogram :
R = 2 (t2 – t1 )
w2 +w1
t2 = waktu retensi
komponen 2
t1 = waktu retensi
komponen 1
w2 = lebar puncak
komponen 2
w1 = lebar puncak
komponen 1
Komponen pertama dan komponen
kedua diukur dengan jalan ektopolarisasi puncak yang relatif lurus sampai garis
datar (besar line)
Resolusi harus lebih besar
dari 1,5
5. Linearitas
Merupakan
kemampuan untuk menghasilkan hasil uji yang sebanding atau berbanding lurus
terhadap konsentrasi analit dalam contoh pada kisaran tertentu.
Cara penetapan :
-
Ditetapkan
terhadap minimal 6 konsentrasi pada rentang 50 – 150% dari kadar analit.
-
Hitung
regresi linier demana garis regresi : y = ax + b
b = kemiringan (slope) garis
regresi
a = perpotongan dengan garis sumbu y
Koefiseien korelasi r ≥0,98
6. Rentang
Kemampuan untuk memperoleh hasil uji
yang kadar analitnya masih linier dengan presisi dan unkuran yang masih dapat
diterima.
Cara
penentuannya:
-
Dibuat
kurva regresinya dan ditentukan batas batas bawah dan batas atas dari kadar
analit yang masih memberikan garis linier.
7. Ruggedness / kekasaran
Kemampuan
untuk memberikan hasil uji yang sama pada contoh yang sama, tetapi keragaman
kondisi pengujian berbeda.
Cara penetapan :
-
Melakukan
uji kolaborasi antar labor, dan dibandingkan presisi dan akurasi dari hasil uji
antar laboratorium tersebut.
8. Robustness / ketahanan
Ukuran
kemampuan metoda untuk tidak tepengaruh oleh perubahan kecil dari parameter
metoda yang sengaja dibuat.
Cara penentuan :
-
Membandingkan presisi dan akurasi hasil yang diperoleh
dengan hasil yang dilakukan pada kondisi normal.
Tabel Persyaratan Validasi KCKT
nomor
|
Parameter
validasi
|
Indikator
|
Kriteria
penerimaan
|
1
|
Spesifitas
|
Resolusi antara 2 puncak yang berdekatan
|
Tidak kurang dari 1,5
|
2
|
Akurasi
|
Persen recovery
|
98% - 102%
|
3
|
Presisi
|
Simpangan baku relatif (SBR)
|
Tidak lebih 2%
|
4
|
Linearitas
|
Hubungan yang linier antara respon analisis dan
konsentrasi analit dalam rentang penggunaan mtode analisis
|
- Garis regresi
- Koefisien kolerasi ≥0,98
|
5
|
Rentang
|
Memenuhi syarat akurasi dan presisi dalam
rentang analisis
|
SBR ≤ 2%
Recovery 98% -102%
|
6
|
Ketegaran
|
Memenuhi persyaratan akurasi dan presisi dalam
rentang variabilitas internal parameter metoda analisis, seperti perbedaan
tipe dan merek instrumen, perbedaan merek reagensia, dan perbedaan fase
gerak, perbedaan analisis yang melakukan analisis dan perbadaan haisl uji,
tapi pengujian dilakukan dalam laboratorium yang sama.
|
SBR ≤ 2 %
Recovery 98% -102%
|
7
|
Kesesuaian sistem
|
Resolusi, SBR hasil penyuntikan enam kali
larutan baku pambanding, Faktor ikutan
Lempang teoritis
Faktor kapasitas kolom
Waktu retensi relatif
|
T ≤ 1 %
N ≥ 1000
Rf ≥ 2
Nyatakan dalam prosedur analisis.
|
LAMPIRAN
Validasi Metoda Analisis KCKT
1. Kecermatan
- Metoda : spiked-plasebo
- Rentang : 50 – 150 % dari yang diharapkan
- Data analisis
matrik
sampel :..........................
- Hasil analisis :
percobaan
|
Konsentrasi lrtn simulasi
|
Konsentrasi yang ditemukan
|
% perolehan
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
KV =
|
% perolehan hasil kembali rata-rata =....%
Koefisien rata-rata =....%
Kriteria termal =
2. Kecermatan
Data
analisis :
- Komposisi matrik =.........
- Pelarut pengekstraksi =.........
- Hasil analisis :
Sampel
|
Kadar µl/ml
|
Luas puncak (A)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KV =
|
3. Linearitas dan rentang
Data
analisis : .........................
Kadar : .........................
nomor
|
Konsentrasi µg / ml
|
Luas puncak (A)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurva kalibrasi:
A
Konsentrasi
(µg/ml)
Persamaan
garis = ...........
Koefisien
kolerasi = ...........
Batas
deteksi = ...........
Batas
kuantisasi =............
4. Uji kesesuaian sistem
a. Faktor ikutan :
Tf = w0,05
2f
b. Faktor resolusi
Rs = 2 ( Rt2
– Rt1 )
w1 + w2
c. Keseksamaan penyuntikan
No suntikan
|
Luas puncak
|
Waktu retensi
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
6
|
|
|
Rata – rata = ................
SD
= .................
% KV
= ................
|
|
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete