TUJUAN
Validasi metoda
analisis wajib dilaksanakan dan secara berkala dilakukan pengkajian ulang untuk
menjamin bahwa metoda tersebut tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan
selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya (handal/absah).
RUANG LINGKUP
- Prosedur ini berlaku untuk semua metoda analisis fisiko-kimia dan biologi yang digunakan do laboratorium.
- Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metoda analisis, misalnya dalam kasus berikut ini :
perubahan proses
sintesa bahan berkhasiat
perubahan komposisi
obat jadi, bila perlu
perubahan prosedur
analis
TANGGUNG
JAWAB
Manager
Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
- Menjamin bahwa semua metoda analisis telah divalidasi sebelum digunakan untuk pengujian rutin.
Kecuali metoda analisis redmi atau Farmakope yang
berlaku dan metoda analisis yang digunakan untuk percobaan.
- Menetapkan protokol validasi untuk tiap metoda analisis dan menyususn laporan validasi bersdasarkan protokol tersebut.
Manager
Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
- Melakukan pengkajian dan menyetujui protokol validasi sebelum dilakukan validasi.
- Melakukan pengkajian terhadap data dan laporan validasi dan menjamin kelengkapan laporan sebelum ditanda tangani dan diserahkan kepada atasannya untuk dimintakan persetujuan akhir akhir dan pengesahan.
- Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi hasil pelatihan sdebelum validasi dilakukan.
Supervisor
Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
- Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan memeriksakebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
- Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan instrumen yang digunakan untuk validasi telah diperbaharui.
- Menjamin bahwa semua protap yang berhubungan dengan validasi metoda analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.
- Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk reagensia dan baku pembanding belum daluarsa.
Analisis di
Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
- Melaksanakan validasi metoda analisis sesuai dengan protokol validasi.
- Mencatat hasil uji dalm dalam format yang twepat.
- Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.
Prosedur :
- Buat protokol validasi metoda analisis.
Tujuan
Ruang lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metoda untuk evaluasi
Kriteria penerimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi.
- Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Presisi (kriteria Intrea Metoda Analisis)
Dikenal tiga tipe presisi :
Keberulangan (Repeatability)
Keberulangan harus dinilai menggunakan :
(a)
Minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metoda
analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi / masing-masing 3 replikasi), atau
(b)
Minimum6 penentuan pada konsentrasi 100 % kadar analit.
Presisi antara :
(a)
Dapat mengguanakan beberapa operator dengan sumber
reagensia dan hari yang berbeda.
(b)
Menentukan berapa lama reagensia stabil, dan
(c)
Monitoring metoda analisis dengan menilai
reprodusibitas pengujian terhadap beberapa lot (sedikitnya 6 lot).
Reprodusibilitas
Dapat menggunaklan beberapa laboratorium untuk validasi
metoda analisis, agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap
kinerja metoda analisis.
Apakah metoda analiasis reprodusibel ?
(a)
Apakah simpangan baku relatif (SBR) itu ? SBR adalah
(Simpangan baku / rata-rata) x 100. bila sampel dianalisis beberapa kali.
(b)
Apakah metoda analisis memenuhi persyaratan SBR ?
persyaratan SBR adalah sebagai berikut :
No
|
Tipe
Metoda Analisis
|
Persyaratan
SBR
|
1
|
Prosedur
Penetapan Kadar bahan aktif
|
Tidak
lebih dari 2 %
|
2
|
Metoda
analisis untuk penetapan kadar cemaran :
Batas
cemaran : 1-10 %
0,01 %
1 ppm
|
Tidak
lebih dari 2 %
Tidak
lebih dari 2 %
Tidak
lebih dari 2 %
|
berapa batas
kepercayaan yang digunakan ?
Akurasi
Dibawah ini diuraikan 5 metoda penentuan akurasi metoda
analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan baku dan produk
obat :
Menggunakan metoda analisis untuk menetapkan kadar
analit dalam bahan baku berkhasiat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan
baku pembanding sekunder).
Bahan baku berkhasiat cemaran dalam jumlah yang
diketahui ditamnbahkan kedalam plasebo. Metoda analisis ini akan digunakan
untuk penetapan kadar bahan baku berkhasiat / cemaran dalam produk obat.
Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi
metoda dapat dilakukan dengan tekhnik standard adisi, yaitu dengan menambahkan
sejumlajh tertentu analit kedalam produk obat yang telah diketahui kadarnya.
Metoda analisis akan ini digunakan untuk penetapan kadar bahan baku berkhasiat
/ cemaran dalam produk obat.
Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu kedalam bahan
baku berkhasiat / produk obat. Metoda analisis ini akan digunakan untuk
penetapan kadar cemaran dalam bahan baku berkhasiat dan produk obat.
Membandingkan dua metoda analisis untuk mengetahui
ekivalensinya, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari metoda analisis
yang divalidasi terhadap hasil yang diperoleh
dari metoda analisis yang valid (akurasi metoda analisis
yang valid ini telah dilketahui). Metoda analisis ini digunakan untuk penetapan
kadar bahan baku berkhasiat dalam bahan baku berkhasiat, produk obat dan
penetapan kadar cemaran.
Akurasi harus dinilai mengguanakan sedikitnuya 9
penentuan dengan sedikitnya 3 tingkat konsentrasi / 3 replikasi untuk tiap
prosedur analisis legkap).
Akurasi haruds dilaporkan sebagai persen temuan kembali
dengan menetapkan kadar sejumlah analit yang ditambahkan kedalam contoh atau
menggunakan perbedaan antara rata-rata hasil uji dan nilai sebenarnya dalam
interval konfidensi yang dapat diterima.
Batas Deteksi
Berapa konsentrasi terendah senyawa uji yang
terkandung dalam sampel yang dapat dideteksi ?
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk
menentukan batas deteksi tergantung pada jenis metoda analisis apakah metoda
analisis instrumental atau non-instrumental.
Berdasarkan evaluasi visual.
Evaluasi visual dapat dapat digunakan untuk metoda
analisis non-instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metoda analisis
instrumental. Batas deteksi ditentukan dengan melakukan analisis terhadap
sampel yang diketahui konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah yang dapat
dideteksi dengan baik.
Berdasarkan ratio signal terhadap noise
Pendekatan ini hanya dapat diterapkan pada metoda analisis
yang memberikan baseline noise. Penentuan signal to noise dilakukan dengan
membandingkan pengukuran signal sampel yang diketahui menhgandung analit dalam
konsentrasi minimum analit yang dapat dideteksi dengan baik. Ratio signal to
noise sama dengan 3 atau 2. 1 umumnya dianggap dapat diterima untuk
memperkirakan batas deteksi.
Simpangan respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi
:
Batas deteksi dapat dinyatakan
sebagai :
Keterangan :
-
DL = Batas deteksi
-
σ
= simpangan baku respon
-
S = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
Batas kuantitasi
Berapakah konsentrasi terendah senyawa uji yang
terkandung dalam sampel yang dapat ditetapkan secara kuantitatif dan
reprodusible ?
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk
penentuan batas kuantitasi, tergantung secra kuantitasi, tergantung pada jenis
metoda anlaisis instrumental atau non-instrumental.
2.4.1. Berdasarkan Evaluasi Visual
Evaluasi visual dapat digunakan untuk metoda analisis
instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metoda analisis instrumental.
Batas kuantitasi ditentukan dengan melakukan analisis terhadap sampel yang
diketahui konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah analit yang dapat
ditentukan secara kuantitaf dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima.
2.4.2. Berdasarkan ratio signal to
noise
pendekatan ini hanya dapat digunakan pada metoda
analisis yang menberikan baseline noise. Penentuan ratio signal terhadap noise
dilakukan dengan membandingkan signal yang diukur dari sampel yang mempunyai
konsentrasi analit yang terendah analit yang dapat ditetapkan secara
kuantitatif dengan baik, umumnya pada ratio signal terhadap noise 10 : 1.
2.4.3. Simpangan respon dan
kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
batas kuantitas dapat dinyatakan sebagai :
Keterangan :
-
LOQ = Batas kuantitasi
-
σ = simpangan baku respon
-
S =
Kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
Selektivitas
Selektivitas merupakan ukuran spesifisitas metoda
analisis.
Metoda Identifikasi
Penetapan kadar bahan aktif dan cemaran
Linearitas
Apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap
senyawa uji dalam sampel ?
Bahan baku berkhasit :
(a)
Apakah kurva signal vs konsentrasi analit atau kadar
analit linear ?
(b)
Apakah koefisien korelasi >0,98; dan
(c)
Bagaimana dengan perpotongan dengan sumbu y, kemiringan
(slope) garis regresi dan residu jumlah kuadrat
Produk obat :
(a)
Apakah blangko sampel di spiked sengan berbagai
konsentrasi senyawa uji dalam rentang uji (sedikitnya 5 tingkat konsentrasi)
memberikan respon yang linier dan
memotong sumbu y pada titik nol ? apakah koefisien
korelasi > 0,98.
(b)
Bagaimana dengan residu jumlah kuadrat ?
(c)
Apakah kemiringan (slope) kurva baku yang dispikekan
kesampel yang sama dengan kemiringan (slope) kurva sampel yang dispikekan dan
(d)
Apakah kurva (plot) respon terhadap konsentrasi senyawa
uji linier ?
Rentang
Rentang minimum berikut ini harus dipertimbangkan :
Penetapan kadar bahan baku berkhasiat : lazimnya
konsentrasi uji berkisar antara 80 hingga 120 persen kadar yang tertera pada
label
Keseragaman kandungan : meliputi konsentrasi zat uji
sekurang-kurangnya berkisar antara 70 hingga 130 persen pernyataan kadar pada
label, kecuali diperlukan rentang yang lebih lebardapat digunakan, tergantung
pada sifat bentuk sediaan (misalnya : inhaler dosis terukur)
Pengujian disolusi : lebih kurang 20 persen syarat
spesifikasinya untuk sediaan yang pelepasannya terkendali meliputi rentang yang
divalidasi menjadi 0 – 110 % pernyataan kadar pada label.
Penentuan cemaran : rentanmg konsentrasi zat uji mulai
dari batas cemaran yang dilaporkan hingga 120 % syarat spesifikasinya
Bila validasi metoda analisis penetapan kadar dan
penetapan cemaran dilakukan bersama-sama sekaligus dan hanya menggunakan satu
standar 100 % saja, maka pengujian linieritas harus meliputi rentang dari kadar
cemaran yang dilaporkan hingga 120 % syarat dalam spesifikasinya.
Robustnes
Ø
Bagaimana kehandalan suatu analisis terhadap
variasi parameter metoda ?
Ø
Berapa lama larutan uji stabil ?
Ø
Berapa lama waktu ekstraksi ?
Kesesuaian sistem
(a)
Apakah prosedur analisis didasarkan pada konsep bahwa
peralatan, instrumen, elektronik, pelaksanaan analisis dan sampel yang akan
diuji merupakan sutu sistem yang integral ?
(b)
Berapakah koefisien variasi dari sedikitnya 6 hasil
analisis yang dilakukan terhadap larutan baku ?
(c)
Untuk metoda kromatoGRAFI (kromatografi gas dan
kromatografi cair kinerja tinggi) :
Ø
Berapakah resolusi antara dua puncak yang
berdekatan?
Ø
Berapakah besarnya faktor ikutan?
Ø
Berapakah simpangan baku relatif dari hasil
penyuntikan enam kali larutan bahan baku?
Ø
Berapakah angka lempeng teoritis?
Ø
Berapakah besarnya faktor kapasitas kolom?
Ø
Berapakah waktu retensi relatif?
3. Parameter validasi tambahan yang penting
untuk bio-assay, sebagian disebabkan oleh lama dan kompleksitas pengujian serta
lamanya penyimpangan sampel biologis, kontrol dan bahan pembanding dalam jangka
panjang. Parameter tersebut adalah :
3.1 Front to black test sesuai dengan
protap no…..
3.2. Freeze-thaw stability berdasarkan
protap no…
3.3. Lot-to-lot precision berdasarkan
protap no…..
4. Evaluasi
4.1. Lampirkan semua catatan data dan
grafik, kromatogram dan spektogram
4.2.
Lakukan semua perhitungan sebelum, selama dan setelah
pelaksanaan pengujian serta analisis statistik
4.3.
Bandingkan hasil yang diperoleh terhadap kriteria
penerimaan tiap parameter validasi
5.
Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk
justifikasi dan dampaknya terhadap validitas metoda analisis bila ada
6.
Dokumentasi dan laporan validasi
6.1. Buat catatan laporan validasi untuk
metoda analisis yang di validasi
Catatan :
Dalam laporan ini tercakup tanggal mulai
dan selesainya validasi dilaksanakan, hasil pengamatan yang dijumpai,
kelengkapan informasi yang dikumpulkan, hasil uji dan analisis statistik,
disposisi apakah hasil uji memenuhi kriteria penerimaan atau tidak, lokal uji
dan data asli serta informasi lain yang relevan dengan pelaksanaan validasi.
6.2. Buat kesimpulan tentang validitas
metoda analisis terhadap masing-masing hasil uji dan replikasinya.
7.
Serahkan laporan validasi ke managemen yang lebih
tinggi untuk memperoleh persetujuan akhir dan pengesahan.
No comments:
Post a Comment