LAPORAN PRAKTIKUM TERMOREGULASI
A.TUJUAN
1. Mampu
melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dan aksila pada tubuh Manusia
2. Mampu
memahami perebedaan berbagai temperatur diberbagai tempat
di tubuh
3. Mampu
mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran
suhu tubuh
B.DASAR TEORI
Thermoregulasi adalah proses pengaturan suhu tubuh.
Panas tubuh adalah merupakan hasil akhir dari proses oksidasi didalam tubuh.
Pada waktu istirahat, semua energy yang didapat dari oksidasi diubah menjadi
panas. Seperti diketahui bahwa semua proses biologis akan berlangsung dengan
baik bila suhu tubuh dipertahankan sesuai dengan kebutuhan pada proses biologis
tersebut. Pada suhu 0oC, proses biologis itu akan terhambat bahkan
bias berhenti sama sekali. Bila suhu tubuh naik, maka proses oksidasi akan naik
sampai mencapai keadaan maksimum pada suhu optimal (Sumanto.1996:126).
Suhu tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37oC.Namun,
sebenarnya tidak ada suhu yang normal, karena suhu bervariasi dari organ ke
organ.Dalam termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah
(central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell).
Yang termasuk suhu inti berada
pada organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat serta otot rangka.Suhu
inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh yang harus dipertahankan
kestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan pengurangan panas agar
suhu inti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total tubuh maka untuk
mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu inti stabil.
Pemasukan panas melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi
panas internal.Sedangkan pengurangan panas terjadi melalui pengurangan panas
dari permukaan tubuh yang terpejan ke lingkungan eksternal. Biasanya manusia
berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga
ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan
suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar
metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).
Karena
fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostatis
mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan
metabolisme yang stabil.Bahkan peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapat
menimbulkan gangguan fungsi saraf dan denaturasi protein yang ireversibel.Suhu tubuh normal secara tradisional dianggap berada pada 370C
(98,60F).
Sebenarnya
tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dari
sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di
tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell).
Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ-organ abdomen dan toraks,
sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relative konstan sekitar 37,80C
(1000F) .Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh
dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya.Suhu
kulit dapat berfluktuasi antara 200C (680F) dan 400C
(1040F) tanpa mengalami kerusakan.Ini karena suhu kulit sengaja
diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu mempertahankan agar suhu di
tengah tetap konstan (Sherwood, 2001).
Suhu oral
rata-rata adalah 370C (98,60F), dengan rentang normal
36,10C sampai 37, 0C (97-990F).Suhu rektum
rata-rata sekitar 0,60C (10F) lebih tinggi, yaitu 37,60C
(99,70F), berkisar dari 36,10C sampai 37,80C
(97-1000F).ukuran tersebut bukan merupakan petunjuk absolute suhu
inti internal, yang rata-rata sekitar 37,80C (1000F).
Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang
sedikit dapat mengubahnya, antara lain :
1. Sebagian besar suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 10C
(1,80F) selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi
hari sebelum bangun (jam 6-7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari
(jam 5-7 sore). Variasi ini disebabkan oleh irama biologis inheren atau “jam
biologis”.
2. Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur
haid. Suhu inti rata-rata 0,50C (0,90F) lebih tinggi
selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid.
3. Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi
panas oleh otot-otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat
meningkat sampai setinggi 400C (1040F).
4. Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit
berubah-ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.
Dengan demikian, suhu inti
dapat bervariasi antara sekitar 35,60C sampai 400C (960F-1040F),
tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat.Nilai yang relatif
konstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan
oleh hipotalamus.
Hipotalamus berfungsi sebagai
thermostat tubuh. Hipotalamus sebagai pusat intergrasi termoregulasi tubuh,
menerima informasi aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai
penyesuaian-penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit dalam mekanisme
penambahan atau pengurangan panas sesuai dengan keperluan untuk mengkoreksi
setiap penyimpangan suhu inti dari “patokan normal”. Hipotalamus mampu
berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,010C.tingkat
respons hipotalamus terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara sangat
cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai dengan
kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal (Isnaeni, 2006).
Untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian hingga terjadi keseimbangan antara mekanisme
pengurangan panas dan mekanisme penambahan serta konservasi panas, hipotalamus
harus secara terus menerus mandapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti
melalui reseptor-reseptor khusus yang peka suhu yang disebut termoreseptor.Termoreseptor
perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi mengenai
perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor
sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempat lain di susunan
saraf pusat dan organ-organ abdomen (Isnaeni, 2006).
Di hipotalamus terdapat
dua pusat pengaturan suhu.Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan
kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai produksi panas dan
konservasi panas.Regio anterior, yang memperantarai pengurangan panas(Sherwood,
2001).
Bagian otak yang mempengaruhi
terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterion dan hipotalamus
posterior.Hipotalamus anterior berperan meningkatkan hilangnya panas,
vasilodatasi dan menimbulkan keringat.Hipotalamus posterior berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloenektik,
menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatnya produksi hormon tiroid dan
mensekresi epinefrin dan norepnefrin serta meningkatkan basal metabolism rate.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homoestatis
yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feel back negative untuk
dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
a.
Pengeluaran
panas (aliran panas eksternal) melalui beberapa mekanisme :
1.
Radiasi.
Banyaknya panas yang dipindahkan dari satu tubuh ke lainnya oleh radiasi adalah
seperempat fungsi kekuatan dari suhu tubuh yang beradiasi. Hal ini berlaku
untuk kulit, di satu pihak, dan untuk yang dekat tubuh manusia atau objek, di
pihak lain. Bila suatu objek lebih panas daripada kulit, tubuh mengambil
radiasi darinya, tetapi bila objek lebih dingin (atau bukan suatu tubuh yang beradiasi)
maka kulit akan kehilangan panas dengan cara radiasi.
2.
Konduksi
panas dari kulit ke udara sekitar. Ini memerlukan udara yang lebih sejuk
daripada kulit, berarti, suatu gradien suhu harus ada. Macam pengeluaran ini
sangat ditingkatkan bila lapisan udara yang dihangatkan oleh kulit dihilangkan
(misalnya, dengan angin sepoi-sepoi) dan digantikan dengan suatu lapisan yang
kering dan lebih sejuk.
3.
Radiasi dan
konduksi tidak cukup untuk mencegah pemanasan tubuh selama pengerahan tenaga
yang berat atau pada suhu sekitar yang tinggi. Pada keadaan ini, pengeluaran
panas ditingkatkan oleh evaporasi air (Sibernagl, 1998 : 192).
Temperatur kulit badan tidak
sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature
semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh yang normal
sekitar 36.Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah
temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis.
Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui
ketiak) atau oral (mulut) (Tim Dosen Pembina, 2013 : 21).
Pengukuran suhu badan sering
sekali dalam klinis. Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi,
juga kelainan kelenjar endokrin menunjukkan perubahan suhu badan (Tim Dosen
Pembina, 2013 : 21).
Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh
sistem endokrin.
Sistem saraf
1.
Pendinginan
dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf yang sensitive terhadap suhu dengan
menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada dingin, berkeringat pada panas.
2.
Hipotalamus
dalam otak berespons terhadap suhu darah yang lewat di dalam kapiler.
Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu berespons
terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan kehilangan panas.
Yang lain berespons terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokonstriksi
dan aktivasi produksi panas lebih lanjut.
Sistem
endokrin
1.
Medulla
adrenal : dingin meningkatkan sekresi adrenalin, yang merangsang metabolisme
dan dengan demikian meningkatkan produksi panas.
2.
Kelenjar
tiroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan metebolisme
dan produksi panas (Gibson, 2002 : 238-239).
Demam biasanya terjadi melalui tiga tahap :
a.
Serangan
menggigil; menggigil berat disebut rigor. Pembuluh darah kulit berkonstriksi
dan kehilangan panas dikurangi sampai minimal.
b.
Suhu
meningkat; pembuluh darah berdilatasi, kelenjar keringat biasanya tetap tidak
aktif, proses metabolic ditingkatkan dan terdapat produksi panas yang lenih
besar.
c.
Suhu turun,
kehilangan panas lebih besar daripada produksi panas; keringat sangat banyak
(Gibson, 2002 : 240).
Suhu
tubuh dapat di periksa melalui pemerikasaan dengan metode oral dan paraxiler.
Cara peroral merupakan sala satu cara mengukur suhu tubuh dengan menaruh
termometer di dalam mulut,tepatnya dibagian bawah lidah.sedangkan cara
paraxiler dengan meletakkan termometer dibawah ketiak. Pengukuran yang
dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan suhu yang lebih rendah dari
pengukuran dengan cara peroral sekitar 0,5
Pengukuran suhu tubuh dapat di
lakukan dengan 4 macam cara yaitu peroral (sublingual),yaitu mengukur suhu
melalui oral (mulut). Peraxiler, yaitu mengukur suhu melalui aksila (ketiak),
Perrektal,yaitu mengukur suhu melalui rektum (dubur) dan Peroftal,yaitu
mengukur suhu melalui telinga, setiap tempat pengukuran ini memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
pengukuran
suhu tubuh, terdapat empat (4) macam cara, yaitu :
1.Peroral (sublingual), yaitumengukur suhu melalui
oral(mulut).
Keuntungan:
a. Mudah
dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
b.
Nyaman bagi klien.
c. Memberi
pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
a. Tidak boleh
dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
b.
Tidak boleh dilakukan pada klien
yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat
kedinginan.
c.
Tidak boleh dilakukan pada bayi,
anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau
tidak kooperatif.
d. Risiko
terpapar cairan tubuh
2. Peraxila, yaitumengukur suhu melalui axila(ketiak).
Keuntungan:
a. Aman dan
non-invasif
b. Cara yang
lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
a. Waktu
pengukuran lama
b. Memerlukan
bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien
3.Perrektal, yaitumengukur suhu melalui rektum(dubur).
Keuntungan:
a. Terbukti
lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
b. Menunjukkan
suhu inti
Kerugian:
a. Tidak boleh
dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada
area rektal, atau cenderung perdarahan.
b.
Memerlukan perubahan posisi dan
dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien.
c.
Risiko terpajan cairan tubuh
d.
Memerlukan lubrikasi
e. Dikontradiksikan
pada bayi baru lahir.
4.Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga(jarang
dipakai).
Keuntungan:
a. tempat mudah
dicapai
b.
perubahan posisi yang dibutuhkan
minimal.
c.
memberi pembacaan inti yang akurat.
d.
waktu pengukuran sangat cepat (2-5
detik).
e. dapat
dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien
Kerugian:
a. Alat bantu
dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
b.
Tidak boleh dilakukan pada klien
yang mengalami bedah telinga atau membrane timpani.
c.
Membutuhkan pembungkus probe sekali
pakai.
d.
Impaksi serumen dan otitis media
dapat mengganggu pengukuransuhu.
e.
Keakuratan pengukuran pada bayi baru
lahir dan anak
f. anak dibawah
3 tahun masih diragukan.
Keempat
macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang
ingin kita ketahui.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Suhu Badan
Berikut ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suhu badan:
Kecepatan Metabolisme Basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
Kecepatan Metabolisme Basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
C.ALAT DAN BAHAN
1.Alat
Termometer Digital
Termometer Air Raksa
Jam atau Stopwatch
Tisu atau Kapas
2.Bahan
Alkohol 70%
Air Es
Pada
praktikum praktikum yang telah
kami lakukan kali ini adalah mengenai Pengukuran Suhu Tubuh pada Manusia (Termoregulasi) .Dalam praktikum ini kami memiliki tujuan yaitu Mampu melakukan pengukuran suhu
tubuh secara oral dan aksila pada tubuh Manusia,Mampu memahami perebedaan
berbagai temperatur diberbagai tempat di tubuh,Mampu mengetahui berbagai faktor
yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh.
.Untuk dapat memenuhi tujuan
tersebut, maka kita perlu mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan praktikum Termoregulasi pada manusia ini. Alat-alat yang dibutuhkan adalah termometer klinis yang digunakan untuk
mengukur suhu tubuh secara oral lewat mulut pengukuran suhu di mulut dengan bernafas melalui mulut, pengukuran suhu di
mulut setelah berkumur dengan air es dan termometer raksa untuk mengukur
suhu melali ketiak atau aksilar.Dan alat
yang kedua adalah handuk/lap bersih atau tisu yang digunakan untuk membersihkan ketiak dan
termometer setelah digunkan . Dalam
pelaksanaan praktikum ini kita juga memerlukan beberapa bahan, yaitu alcohol
dan air es yang digunakan ketika probandus akan diukur suhunya setelah berkumur
dengan air es tersebut.
Untuk mendapatkan hasil percbaan dan untuk
membandingkan hasilnya, kita harus melakukan beberapa langkah
percobaan.Langkah-langkah ini diterapkan kepada 5 orang tanpa ada perbedaan. Langkah yang pertama adalah menyuruh
pasien untuk duduk pada kursi yang telah di sediakan , lalu menurunkan suhu thermometer sampai 35ºC, setelah suhu sudah turun
kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien dengan mulut tertutup. Setelah 2 menit kita menunggu kita membaca suhu tubuh pasien.Untuk perlakuan yang kedua, kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien, suhu tubuh pasien diukur sambil bernafas dengan mulut.Setelah menunggu selama 2 menit, kita membaca suhu tubuh dari pasien .Lalu dilanjutkan kembali hingga menit ke-4 kita baca lagi suhu pada probandus, lalu mencatatnya.Untuk perlakuan
keempat kita memasukkan thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien, setelah sebelumnya berkumur dengan air es selama 1 menit. Sama seperti
sebelumnya, pengukuran suhu dilakukan selama 3 menit .Setelah pengukuran suhu tubuh pasien di bagian mulut telah selesai
dilakukan, langkah selanjutnya kita melakukan pengukuran suhu tubuh di bagian
ketiak.Kita harus mengeringkan ketiak dari keringat pasien menggunakan tisu .Dengan
lengan dirapatkan ke badan, lalu thermometer diapitkan di bagian ketiaknya, lalu
kita membaca suhu setelah 5 menit serta menulis semua hasil pengukuran ini
dilakukan sebelum beraktivtas,setelah itu izinkan pasien untuk melakukan
aktivitas seperti berolahraga,lari lari di tempat dan sebagainya agar dapat
meluhat perbedaan suhunya,bersihkan lagi ketian pasien dengan tiu lalu izinkan
pasien untuk mengepit termometer raksa selama 5 menit,lalu amati hasilnya.
Dalam praktikum kali ini terdapat 5 orang yang menjadi probandus, yaitu Rahmi Fitri Yeni, Resi Julisna, Sri Nurzalia
A. ,Tanti Yusepa dan Tika Sari.
Rahmi adalah seorang perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan
sebesar 40 kg, dan
memiliki tinggi badan 146 cm. Ketika
dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan thermometer digital selama 2 menit ternyata
suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran
suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan
mulut selama 2 menit,
didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,3 , dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Rahmi adalah sama
yaitu37,3 . Setelah itu, suhu tubuh Rahmi diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih
dahulu dengan air dingin selama 1 menit. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,9.Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian
ketiak.Sebelumnya, ketiak Rahmi harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan Tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Rahmi dengan lengan dirapatkan ke badan.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksanya. Suhu tubuh Rahmi saat itu
ternyata 36,7.Kemudian Rahmi di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali
suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 36,9
Probandus yang kedua adalah Resi.Resi adalah seorang Perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 40 kg, dan memiliki tinggi badan 147 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran
suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan
mulut selama 2 menit,
didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,1.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Resiyaitu 37,2. . Setelah itu, suhu tubuh Resi diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih
dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.4 . Dan
pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Resi harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Resi dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Resi saat itu
ternyata 37.Kemudian Resi di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu
badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,1.
Probandus
yang ke 3 adalahSri Nurzalia seorang
perempuan yang berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 50 kg, dan memiliki tinggi badan 159 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometer digital selama 2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran
suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan
mulut selama 2 menit,
didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37 , dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuhSri Nurzalia adalah sama
yaitu37,1 . Setelah itu, suhu tubuh Sri Nurzalia diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih
dahulu dengan air dingin selama 1 menit. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,4.Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian
ketiak.Sebelumnya, ketiak Sri Nurzalia harus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan Tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Sri Nurzalia dengan lengan dirapatkan ke badan.Setelah 5 menit, dibaca suhu di
thermometer raksanya. Suhu tubuh
Sri Nurzalia ternyata 37.Kemudian Sri Nurzalia di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur
kembali suhu tubuhnya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,2
Probandus yang ke-4 adalah Tnti.Tanti adalah seorang Perempuan yang
berumur 19 tahun, memiliki berat badan sebesar 45 kg, dan memiliki tinggi badan 153cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran
suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan
mulut selama 2 menit,
didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,2.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Tantiyaitu 37,3. . Setelah itu, suhu tubuh Tanti diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih
dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.4 . Dan
pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Tantiharus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Tanti dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Tanti saat itu
ternyata 37.Kemudian Tanti di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali
suhu badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,4.
Probandus yang terakhir adalah Tika.Tika adalah seorang Perempuan yang
berumur 20 tahun,
memiliki berat badan sebesar 45 kg, dan memiliki tinggi badan 153 cm. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama2 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran
suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan bernafas menggunakan
mulut selama 2 menit,
didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37.Dilanjutkan pada menit ke 4, suhu tubuh dari Tikayaitu 37,2. . Setelah itu, suhu tubuh Tika diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih
dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer diital dipasang lagi di mulutnya, setelah 3 menit ternyata suhu tubuhnya turun menjadi 36.3 . Dan
pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak.Sebelumnya, ketiak Tikaharus di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu.Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di ketiak Tika dengan cara di kepit.Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu tubuh Tika saat itu
ternyata 37.Kemudian Tika di suruh Berolahraga hingga 5 menit lalu di ukur kembali suhu
badannya melalui ketiak selama 5 menit hasilnya menjadi 37,1.
Dari hasil di
atas, dapat kita ketahui bahwa semua probandus memiliki suhu tubuh normal,
yaitu antara kurang lebih >36 tidak lebih dari 37,4.Setelah dilakukan percobaan yang kedua yaitu ketika suhu tubuh diukur
melalui mulut sambil bernafas, ternyata suhu tubuh probandus mengalami kenaikan meskipun hanya sedikit. Rahmi tidak mengalmi kenaikan suhu
,Resi mengalami kenaikan suhu sebesar 0,1, sritidak mengalami kenaikan suhu ,tanti tidak
mengalami kenaikan atau penurunan suhu ,tika mengalami kenaikan suhu tubuh 0,1
. di menit ke 3 setelah
selesai berkumur dengan air es selama 1 menit di peroleh hasil bahwa suhu
tububuh ke 5 probandus berkurang ,pada saat bernafas suhu mengalami perbedaan
hal ini dapat terjadi karena suhu tubuh probandus melakukan
penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki temperature lebih
rendah.Disini terjadi pertukaran panas
tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui
konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan
tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan
dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan
digantikan dengan udara yang lebih dingin.
Setelah berkumur dengan air es
selama 1 menit suhu tubuh probandus berkurang. Dari hasil pengukuran tersebut dapat kita simpulkan bahwa saat menit ke 2 awal, tubuh menyesuaikan dengan keadaan suhu es yang ada di mulut,
sehingga suhunya menurun.Namun pada menit ke 4 suhu probandus mengalami kenaikan, hal ini disebabkan bahwa homeostatis
tubuh telah melakukan penyesuaian sehingga kembali mengalami kenaikan suhu di
dalam tubuh.Disini terjadi pertukaran panas
tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal
ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu
berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan
secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang
lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi
panas yang berasal posterior hipotalamus.
Dari hasil pengukuran suhu
tubuh di bagian ketiak, dapat kita simpulkan bahwa suhu tubuh probandus di
bagian ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu
tubuh di bagian mulut/oral. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa temperature
kulit badan kita tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan
udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Mulut
lebih banyak berhubungan dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga
suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.dan dapat di
ketahui pula dari percobaan setelah melakukan aktivitas suhu tubuh bertambah
hal ini dapat d sebabkan karena pada saat berolahraga sirkulasi darah meningkat
dan energi pun lebih banyak di keluarkan dalam bentuk keringat sehingga tubuh
menjadi terasa lebih panas dan udara di dalm mulut pun menjadi lebih panas dari
sebelumnya .
Pada percobaan yang kami lakukan suhu yang selalu
besar adalah suhu tubuh tanti yusepa karena dapat di ketahui bahwa suhu
tubuhnya selalu tinggi walaupun tidak di pengaruhi faktor lainnyan .
A.Kesimpulan
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisologis tubuh
manusia mengenai keseimbangan produksi panas sehingga suhu tubuh dpat di
pertahankan.Suhu mengacu pada derajat
panas atau dinginnya suatu zat..Suhu normal tubuh manusia adalah 36-37.Pengukuran suhu tubuh manusia dapat dilakukan di rectal, aksial, oral dan pada
telinga .karena memiliki suhu tubuh
paling dekat dengan suhu tubuh. Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
manusia, seperti usia, jenis kelamin, hormone, berat badan, tinggi badan dan
lain.lain.Dari hasil percobaan suhu setiap orang berbeda-beda
tetapi normalnya manusia mempunyai kisaran suhu 36-37,dan setelah
beraktivitas yang dapat menghasilkan keringan biasanya suhu tubuh manusi
menjadi naik dri normalnya ,tetapi setelah mengkonsumsi minuman seperti es suhu
tubuh dapat turun karena suhu tubuh yang panas dapat di dinginkan oleh minuman
yang di konsumsi dan pengaturan pernafasan.
B. Saran
Untuk
kelancaran praktikum termoregulasi lakukan dengan baik dan teliti,agar mendapat
hasil yang akurat ,serta hal yang harus di ingat ketika bergntian menggunakan
termometer terutama yang berhubungan dengan mulut harus di bersihkan hingga
benar-benar bersih ketika di gunakan bergantian,karena jika tidak di bersihkan
maka kuman akan menempel pada termometer digital dan akan masuk ke dalam mulut
orang lain.sehingga dapat menjadi sumber penyakit.
Daftar
Pustaka
Dwienggal.2013.termoregulasi.from.http://dwienggal.blogspot.com/2013/termoregulasi-29.html
Hyuumia.2012.faktor-faktor yang
mempengaruhi suhu.from.http://hyuumia.blogspot.com/2012/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-suhu.html
Diakses
tanggal 20 April 2015 pukul 18.53
Nurhayatihamzah.2012.laporan
praktikum anatomi fisiologi.from.http://nurhayatihamzahbiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-anatomi-fisiologi.html
No comments:
Post a Comment