HIPERTENSI ESENSIAL
1.
Batasan
Batasan
hipertensi menurut WHO, tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah :
·
Tekanan darah < 140/90 mmHg, disebut
Normotensi
·
Tekanan darah > 160/95 mmHg,
dinyatakan Hipertensi pasti
·
Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95
mmHg disebut Hipertensi perbatasan.
Batasan
dengan mempertimbangkan usia dan jenis kelamin diajukan oleh Kaplan, sbb :
·
Pria usia < 45 tahun, dikatakan
hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan
130/90 mmHg
·
Pria usia > 45 tahun, dikatakan
hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring diatas 145/95 mmHg
·
Pada wanita, tekanan darah di atas atau
sama dengan 160/95 mmHg, dinyatakan kepentingan pengobatan.
2. Pemeriksaan Fisik
–
Peninggian tekanan darah sering
merupakan satu-satunya tanda klinik hipertensi esensial, sehingga diperlukan
hasil pengukuran darah yang akurat.
–
Beberapa faktor akan mempengaruhi hasil
pengukuran, seperti faktor pasien, faktor alat dan tempat pengukuran harus mendapat
perhatian.
–
Pengukuran ideal dilakukan dengan cara :
o
Pengukuran dilakukan setelah penderita
berbaring selama 5 menit.
o
Pengukuran dilakukan sebanyak 3-4 kali
dengan interval 5-10 menit.
o
Tensi dipompa sampai di atas tekanan
sistolik, kemudian dibuka perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per-denyut
jantung.
o
Tekanan sistolik dicatat saat terdengar
bunyi pertama (Korotkoff I) dan tekanan diastolik dicatat pada saat pertama
bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff V).
–
Pemeriksaan terhadap kemungkinan
komplikasi sebaiknya dilakukan, agar bisa dilakukan tindakan atau terapi sedini
mungkin.
–
Walaupun masih banyak perdebatan
klasifikasi hipertensi dengan dasar tekanan diastolik paling mudah diterapkan
dalam pelayanan kesehatan primer khususnya di Puskesmas, yaitu :
o
Hipertensi Ringan : bila tekanan diastolik
antara 90 – 110 mmHg
o
Hipertensi Sedang : bila tekanan diastolik
antara 110 -130 mmHg
o
Hipertensi Berat : bila tekanan
diastolik diatas 130 mmHg
1. Penatalaksanaan Hipertensi Esensial
Telah dibuktikan oleh
para peneliti, bahwa dengan mengendalikan tekanan darah maka angka morbiditas
dan angka mortalitas dapat diturunkan. Oleh karena itu walaupun seorang dokter
belum menemukan etiologi dari hipertensi yang didapat pada penderita, pengobatan
sudah boleh dilaksanakan.
Yang menjadi masalah
adalah saat yang tepat untuk memulai pengobatan. Hal ini penting karena pada
kenyataannya, pengobatan hipertensi adalah pengobatan seumur hidup.
Prinsip Penatalaksanaan
1.
Menurunkan tekanan darah sampai
normal, atau sampai level paling rendah yang masih dapat ditoleransi penderita.
2.
Meningkatkan kemungkinan kwalitas
dan harapan hidup penderita.
3.
Mencegah komplikasi yang mungkin
timbul dan menormalkan kembali seoptimal mungkin komplikasi yang sudah terjadi.
Penatalaksanaan Umum
Adalah
usaha untuk mengurangi faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penatalaksanaan umum adalah penatalakasanaan tanpa obat-obatan, yang menurut
beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologik, bahkan
mempunyai beberapa keuntungan, terutama pada pengobatan hipertensi ringan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah
:
1.
Diet rendah garam : dengan
mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari. Disamping
bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk
mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
2.
Diet rendah lemak telah terbukti
pula bisa menurunkan tekanan darah.
3.
Berhenti merokok dan berhenti
mengkonsumsi alkObat Hipoglikemik Orall telah dibuktikan dalam banyak
penelitian bisa menurunkan tekanan darah.
4.
Menurunkan berat badan : setiap
penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5
mmHg.
5.
Olah raga teratur : berguna untuk
membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer
dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan
tekanan darah.
6.
Relaksasi dan rekreasi serta cukup
istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada
gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
No comments:
Post a Comment