OBAT ANTIDIABETES INJEKSI (INSULIN)
Insulin adalah
hormon yang dilepaskan oleh pankreas, merupakan zat utama yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat. Insulin
menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau
disimpan sebagai cadangan energi. Peningkatan kadar gula darah setelah makan
atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah
kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah
menurun secara perlahan. Pada saat melakukan aktivitas fisik kadar gula darah
juga bisa menurun karena otot menggunakan glukosa untuk energi.
Manfaat Insulin bagi penderita Diabetes
Masih
terdapatnya beberapa kendala penggunaan insulin sering menyebabkan keterlambatan kendali glukosa darah yang baik
bagi pasien Diabetes mellitus. Menurut Gklinis (2004), Pasien DM Tipe 2 (DMT2) yang
memiliki control glukosa darah yang tidak baik dengan penggunaan
obat antidiabetik oral perlu dipertimbangkan untuk penambahan insulin sebagai
terapi kombinasi dengan obat oral atau insulin tunggal. Insulin yang diberikan
lebih dini dan dan lebih agresif menunjukkan hasil klinis yang lebih baik
terutama berkaitan dengan masalah glukotoksisitas. Hal tersebut diperlihatkan
oleh perbaikan fungsi sel beta pancreas. Insulin juga memiliki efek lain yang
menguntungkan dalam kaitannya dengan komplikasi
DM. Terapi insulin dapat mencegah kerusakan endotel, menekan proses inflamasi,
mengurangi kejadian apoptosis, dan memperbaiki profil lipid. Dengan demikian,
secara ringkas dapat dikatakan bahwa luaran klinis pasien yang diberikan terapi
insulin akan lebih baik. Insulin, terutama insulin analog, merupakan jenis yang
baik karena memiliki profil sekresi yang sangat mendekati pola sekresi insulin
normal atau fisiologis.
Pada
awalnya, terapi insulin hanya ditujukan bagi pasien diabetes mellitus tipe 1
(DMT1), namun demikian pada kenyataannya, insulin lebih banyak digunakan oleh
pasien DMT2 karena prevalensi DMT2 jauh lebih banyak dibandingkan DMT1. Terapi
insulin pada DMT2 dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan kegagalan
terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (A1c > 7,5 % atau kadar
glukosa darah puasa > 250 mg/dl), riwayat pankreatektomi atau disfungsi
pancreas, riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat
ketoasidodis, riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun dan penyandang DM
lebih dari 10 tahun.
Pada pasien
DMT1, pemberian insulin yang dianjurkan adalah injeksi harian multiple dengan
tujuan mencapai kendali kadar gluksa darah yang baik. Selain itu, pemberian
dapat juga
dilakukan dengan menggunakan pompa insulin (continous subcutaneous insulin infusion,
CSII). Ada beberapa cara untuk memulai dan menyesuaikan dosis terapi insulin
untuk pasien DMT2.
Salah satu
cara yang paling mutakhir dan dapat dipakai sebagai acuan adalah hasil Konsensus
PERKENI 2006 dan Konsensus ADA-EASD tahun 2006.
- Sebagai pegangan, jika kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik, Hb (A1C>7,5%) dalam jangka waktu 3 bulan dengan 2 obat oral, maka sudah ada indikasi untuk memulai terapi kombinasi obat antidiabetik oral dan insulin.
- Pada keadaan tertentu dimana kendali glikemik amat buruk dan disertai kondisi katabolisme, seperti kadar glukosa darah puasa > 250mg/dl, kadar glukosa darah acak menetap > 300mg/dl, Hb A1C > 10 %, atau ditemukan ketonuria, maka terapi insulin dapat mulai diberikan bersamaan dengan intervensi pola hidup.
- Selain itu, terapi insulin juga dapat langsung diberikan pada pasien DM yang memiliki gejala nyata (poliuri, polifagia pan penurunan berat badan). Kondisi-kondisi tersebut sering ditemukan pada pasien DMT1 atau DMT2dengan defisiensi insulin yang berat.
- Apabila gejala hilang, obat antidiabetik oral dapat ditambahkan dan penggunaan insulin dapat dihentikan. Seperti telah diketahui, pada pasien DM terjadi gangguan sekresi insulin basal dan prandial untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal baik pada keadaan puasa maupun setelah makan.
- hakikat pengobatan DM adalah menurunkan kadar glukosa darah baik puasa maupun setelah makan.
Dalam rangka
mencapai sasaran pengobatan yang baik, maka diperlukan insulin dengan karakteristik
menyerupai orang sehat, yaitu kadar insulin yang yang sesuai dengan kebutuhan
basal dan prandial. Pemberian insulin basal, selain insulin prandial, merupakan
salah satu strategi pengobatan untuk memperbaiki kadar glukosa darah puasa atau
sebelum makan. Oleh karena glukosa darah setelah makan merupakan keadaan yang
dipengaruhi oleh kadar glukosa darah puasa, maka diharapkan dengan menurunkan
kadar glukosa darah basal, kadar glukosa darah setelah makan juga ikut turun.
Cara pemberian insulin basal dapat dilakukan dengan pemberian insulin kerja
cepat drip intravena (hanya dilakukan pada pasien rawat inap), atau dengan
pemberian insulin kerja panjang secara subkutan.
Idealnya,
sesuai dengan keadaan fisiologis tubuh, terapi insulin diberikan sekali untuk kebutuhan
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan. Namun
demikian, terapi insulin yang diberikan dapat bervariasi sesuai dengan
kenyamanan penderita selama terapi insulin mendekati kebutuhan fisiologis.
Walaupun banyak cara yang dapat dianjurkan, namun prinsip dasarnya adalah sama;
yaitu insulin prandial dikombinasikan dengan insulin basal dalam usaha untuk
menirukan sekresi insulin fisiologis.
Kerja Fisiologis dan pelepasan
Insulin
a.
Insulin di bentuk dari proInsulin
yang bila kemudian distimulasi, terutama oleh peningkatan kadar glukosa darah
akan terbelah untuk menghasilakn Insulin dan Peptide penghubung (C-peptide)
yang masuk kedalam aliran darah dalam jumlah ekuimolar. Sejumlah proInsulin
juga akan masuk kedalam peredaran darah. Kadar C-peptide dapat digunakan untuk
memantau produksi Insulin endogen, dan dapat juga digunakan untuk menyingkirkan
penggunaan Insulin secara faktisia sebagai penyebab hipoglikemia yang tidak
dapat dijelaskan. Karena Insulin dan C-peptide mempunyai jangka waktu biologis yang
berbeda, sehingga kadar C-peptide tidak seluruhnya mencerminkan secara akurat
kadar Insulin endogen
b.
Insulin mempunyai beberapa pengaruh
terhadap jaringan tubuh. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel
dan kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan
lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai energi. Insulin menstimulasi
pemasukan glukosa kedalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan
membantu penyimpanan glikogen didalam sel otot dan hati.
c.
Insulin endogen adalah insulin yang
dihasilkan oleh pancreas, sedang insulin eksogen adalah insulin yang
disuntikkan dan merupakan suatu produk farmasi.
Indikasi
terapi dengan Insulin
- Semua orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
- Orang dengan diabetes tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah atau apabila mengalami stress fisiologis seperti pada tindakan pembedahan.
- Orang dengan diabetes kehamilan (diabetes yang timbul selama kehamilan) membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
- Insulin digunakan pada diabetes dengan ketoasidosis.
- Orang dengan diabetes yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energy yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
- Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemi non-ketotik-hiperosmolar.
Mekanisme
aksi insulin
Efek
kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari
darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat
atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan
sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat
memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Disamping
fungsinya membantu transpor glukosa masuk ke dalam sel, insulin mempunyai
pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat
dan lipid, maupun metabolisme protein dan mineral. Insulin akan meningkatkan
lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam amino masuk
ke dalam sel. Insulin juga mempunyai peran dalam modulasi transkripsi, sintesis
DNA dan replikasi sel. Itu sebabnya, gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan
pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan
jaringan tubuh.
Farmakologi
Insulin
- Absorpsi insulin dipengaruhi oleh beberapa hal.
- Absorpsi paling cepat terjadi pada daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas, dan bokong.
- Bila disuntikkan secara intramuscular dalam maka absorpsi akan terjadi lebih cepat dan masa kerja lebih singkat.
- Kegiatan jasmani yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.
- Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit, tetapi memanjang pada penderita diabetes yang membentuk antibodi terhadap insulin.
- Insulin dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot.
- Gangguan fungsi ginjal yang berat akan mempengaruhi kadar insulin di dalam darah.
Efek samping
Insulin dan cara mengatasinya
Efek
samping insulin adalah hipoglikemi. Keadaan ini dapat terjadi karena dosis
insulin yang berlebihan, saat pemberian yang tidak tepat, aktivitas fisik yang
berlebihan dan faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap
insulin gangguan fungsi ginjal. Keadaan hipoglikemi ini dapat diatasi dengan
segera memberikan segelas air gula kepada pasien sehingga kadar gula darah
kembali normal.
Spesies Insulin/ sumber, tipe, kemurnian dan konsentrasi
Ketiga
spesies/sumber insulin adalah dari sapi, babi dan manusia. Pada waktu lalu,
produk insulin komersial dapat berasal dari babi atau sapi, yang dibuat melalui
isolasi kelenjar pancreas binatang, insulin manusia yang dibuat secara
biosintesis berasal dari bacteria (E.coli), yang berasal dari ragi “baker
yeast” (Saccaromyces Cerevisiae), dan insulin manusia semi sintetik. Insulin
yang beredar di Indonesia saat ini adalah Biosynthetic
Human Insulin dan Insulin Analog.
a. Tipe insulin
berdasarkan karakteristik produk khusus, antara lain:
- Insulin sapi berbeda dari insulin manusia pada 3 asam amino
- Insulin babi berbeda dari insulin manusia hanya pada satu asam amino
- Insulin manusia diproduksi dengan menggunakan tekhnologi rekombinan DNA (biosintetik) atau konversi kimiawi dari insulin babi menjadi insulin manusia (semisintetik). Insulin manusia kurang antigenic dari pada insulin sapi dan sedikit kurang antigenic dari pada insulin babi
- Insulin NPH manusia biosintetik, lente dan ultralente diabsorpsi lebih cepat, oleh karena itu kerjanya lebih cepat dari pada insulin yang berasal dari hewan, walaupun mereka mempunyai pengaruh farmakologik yang serupa. Insulin manusia komersial identik secara kimiawi dengan insulin manusia endogen. Disebagian pasaran, insulin manusia tidak semahal insulin babi yang dimurnikan.
Bila
penggunaan insulin yang berasal dari binatang diganti menjadi insulin manusia,
diperlukan penyesuaian dosis (kurang dari 5-10%) mungkin diperlukan karena krja
yang lebih pendek dari insulin manusia dan antigenitasnya lebih rendah
(pembentukan antibody sedikit). Insulin manusia memberikan pilihan bagi para
vegetarian, muslim dan hindu yang memilih untuk tidak menggunakan insulin babi
atau sapi. Dapat dikatakan tidak ada kontra indikasi terhadap insulin manusia,
namun kadang dapat terjadi hipersensitivitas. Insulin binatang lebih banyak
merangsang pembentukan antibody dibandingkan insulin manusia.
b. Empat tipe
insulin yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan awal kerja, puncak kerja
dan lama kerjany.
- Insulin kerja sangat cepat (Rapid acting), yang merupakan suatu insulin analog.
- Insulin kerja cepat (short acting).
- Insulin kerja menengah (intermediate acting).
- Insulin kerja panjang (long acting). Saat ini beredar insulin kerja panjang yang tidak ada puncak kerjanya (peakless), digunakan sebagai insulin basal, yaitu glargine dan detemir.
Bila insulin berkaitan dengan antibody
insulin maka puncak dan jangka waktu kerjanya akan berubah
Kemurnian
insulin dinyatakan dalam satuan ppm (part per million) dari proinsulin, bahan
pencemaran utama sesudah ekstrasi dari pancreas. Perhatian tentang kemurnian
pada terapi insulin merupakan hal yang kurang penting saat ini di bandingkan
sebelumnya, karena sekarang semua insulin sangat dimurnikan atau merupakan
insulin human. Kebanyakan Negara sudah mulai menyeragamkan kekuatan insulin
menjadi U-100, demikian pula di Indonesia, walau demikian sebagian kecil masih
beredar U-40.
Cara penggunaan Insulin
Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin
basal (saat puasa atau sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).
- Insulin Basal ialah insulin yang diperlukan untuk mencegah hiperglikemia puasa akibat glukoneogenesis dan juga mencegah ketogenesis yang tidak terdeteksi.
- Insulin prandial ialah jumlah insulin yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan nutrien kedalam bentuk energy cadangan sehingga tidak terjadi hiperglikemia postprandial.
- Insulin Koreksi (supplement) ialah insulin yang diperlukan akibat kenaikan kebutuhan insulin yang disebabkan adanya penyakit atau stress.
Pemberian insulin tergantung pada kondisi pasien dan
fasilitas yang tersedia. Untuk pasien yang non-emergensi, pemberian suntikan
subkutan atau intramuskuler (jarang dilakukan) pada pasien dengan kondisi
kegawatan diberikan dengan pompa infus atau secara bolus intra vena. Insulin
dapat juga diberikan secara subkutan dengan menggunakan pompa insulin atau yang
dikenal dengan Continuous Subcutaneous
Insulin Infusion (CSII).
Cara penyimpanan Insulin
Insulin harus disimpan sesuai dengan anjuran pabrik.
Biasanya disimpan di lemari es pada temperature 20C sampai 80C.
Insulin Vial Eli Lily yang sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bln atau
sampai 200 tusukan bila dimasukan dalam lemari es. Vial Novo Nordisk insulin
yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90 hr bila dimasukan lemari es.
Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk
15-200C bila seluruh isi vial akan digunakan dalam 1 bln. Penelitian
menunjukkan bahwa insulin yang disimpan pada suhu kamar yang lebih dari 300C
akan lebih cepat kehilangan kekuatannya. Pasien dianjurkan untuk memberi
tanggal pada vial ketika pertama kali dipakai dan sesudah 1 bln bila masih
tersisa sebaiknya tidak digunakan lagi.
Penfill dan pen yang disposable berbeda masa
simpannya. Penfill regular dapat disimpan pada temperature kamar selama 30 hr
setelah tutupnya ditusuk. Penfill 70/30 dan NPH dapat disimpan pada temperature
kamar selama 7 hr setelah tutupnya ditusuk.
Berbagai peralatan yang digunakan
pada pemberian insulin
- Jarum dari alat suntik insulin sangat halus dan tajam, sangat sedikit bereaksi pada daerah bekas suntikan. Untuk mempermudah penentuan dosis insulin, tersedia alat suntik berukuran 1 cc dan ½ cc. sedang jarum suntik yang tersedia adalah dengan ukuran panjang ½ inci (12,7 mm) dan 5/16 inci (8 mm).
- Alat suntik dan jarumnya dapat digunakan kembali walaupun cara ini masih merupakan suatu kontroversi. Penggunaan kembali alat suntik dapat meningkatkan risiko infeksi untuk beberapa individu. Seseorang yang menggunakan kembali alat suntiknya agar diberi tahu bahwa tulisan pada alat suntik dapat terhapus dan jarum menjadi tumpul dengan penggunaan yang berulang.
- Pompa insulin, yang juga dikenal sebagai “Continuous Subcutaneous Insulin Infusion” (CSII). Pompa memberikan insulin dosis basal secara terus menerus dan terprogram sepanjang hari, dan dapat ditambahkan secara mandiri dengan dosis bolus insulin sebelum makan. Infus subkutan ini memberikan lebih banyak macam pola penyuntikkan insulin yang fisiologik dari pada yang dicapai dengan suntikan insulin multiple.
- Saat ini tersedia peralatan alternative yang dapat menggantikan alat suntik tradisional. Bermacam-macam alat suntik otomatis, jarum dan alat suntik insulin otomatis, alat suntik berbentuk pen dan alat suntik tanpa jarum. Alat suntik jet tanpa jarum memasukkan insulin melalui kulit menggunakan tekanan udara.
- Pemberian insulin dengan cara inhalasi masih dalam fase penelitian dan memerlukan beberapa tahun sebelum masuki pasaran.
Orang
dengan diabetes sebaiknya diajarkan mengikuti tata cara penyuntikkan insulin,
termasuk penggunaan teknik yang konsisten, dosis yang akurat dan rotasi lokasi
penyuntikkan. Penyuntikkan dilakukan kedalam jaringan subkutan. Kebanyakan
individu mampu mencubit lipatan kulit dan menyuntikkan pada sudut 900.
Individu kurus atau anak-anak kadang memerlukan cubitan kulit dan menyuntikkan
pada sudut 450 untuk menghindari penyuntikkan secara IM.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemberian insulin
Penyerapan insulin dipengaruhi
oleh beberapa hal. Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang
kemudian di ikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Bila
disuntikkan secara IM dalam maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa
kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmani yang dilakukan segera setelah
penyuntikkan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.
Untuk mengurangi terjadinya iritasi local pada daerah
penyuntikkan yang sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, pasien
dianjurkan untuk mengguling-gulingkan alat suntik diantara telapak tangan atau
menempatkan botol insulin pada suhu kamar. Masa kedaluwarsa menunjukkan tanggal
terakhir dimana vial insulin yang tak terbuka sebaiknya digunakan apabila
disimpan sesuai dengan anjuran farmasi. Ketersediaan insulin dan persediaan
bisa beragam, oleh karena itu insulin dan persediaan seharusnya dibawa saat
bepergian. Karena perbedaan temperature, insulin sebaiknya tidak ditinggal
didalam mobil atau dimasukkan kedalam bagasi pesawat terbang.
Vial insulin sebaiknya diperiksa dahulu apakah terdapat
endapan atau perubahan fisik lain yang dapat dilihat sebelum memasukkan insulin
kedalam alat suntik. Insulin jernih yang menjadi keruh atau berubah warna,
suspense insulin yang menggumpal atau yang membeku menunjukkan bahwa insulin
tersebut tidak boleh digunakan dan dikembalikan kepada farmasi untuk ditukar.
Pembekuan insulin dapat dibatasi bila temperature dapat distabilkan dengan
memasukkannya kedalam lemari es dan bila goyangan vial dibatasi.
Penyesuaian Pemberian Insulin Dalam
Klinik
Bila diperlukan regulsi yang cepat,
sebaiknya pasien dirawat untuk sementara. Setelah diberikan diet yang sesuai
dengan kebutuhan, mulai diberikan insulin dengan dosis rendah (5-10 unit) kali
yang kemudian disesuaikan dengan kadar glukosa darah. Mulailah pemberian
insulin regular 3x/hari/ ½ jam sebelum makan. Jika pada pemantauan (sesudah 2-3
hr) dan ternyata kadar glukosa darah belum terkontrol, insulin dapat ditambah
4-5 unit sampai kadar glukosa darah normal, atau ditambah dengan insulin basal.
Setelah keadaan stabil, insulin regular dapat diganti dengan insulin kerja
menengah atau insulin campur, dengan dosis 2/3 dosis total insulin regular
sehari. Pengetahuan tentang macam-macam respons glukosa darah dapat dipakai
utnuk menentukan bilamana dan insulin jenis apa yang perlu ditambahkan pada
pengobatan lebih lanjut untuk mendapatkan kadar glukosa darah yang terkendali
sepanjang hari.
Karena perbedaan respons
terhadap insulin yang disebabkan oleh makanan, kegiatan fisik, medikasi,
kebiasaan hidup dan factor emosi maka dosis insulin yang diperlukan untuk
mendapatkan control yang memuaskan tergantung pada individu, jadi tidak ada
dosis yang
universal.
Sebagian orang dapat terkelola
dengan dosis 1x/hr, yang diberikan pada pagi hari atau kadang-kadang malam
hari. Cara ini biasanya memakai kerja insulin kerja menengah atau panjang. Cara
ini dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan pada diabetes tpe 2 tetapi
hampir dapat dipastikan bahwa hal ini tidak dapat berhasil pada diabetes tipe
1. Sebagian individu dapat dikelola dengan 2x/hr (pagi dan malam). Cara ini
dapat memakai hanya insulin kerja menengah atau campuran insulin cepat dan
menengah. Cara ini dianggap sebagai terapi konvensional. Biasanya 2/3 dosis
diberikan pada makan pagi dan 1/3 diberikan sebelum makan malam. Sebagian lagi
memerlukan insulin sebanyak 3-4x/hr. cara pemberian ini dapat dilakukan dengan
beberapa kombinasi. Salah satunya adalah: kombinasi insulin kerja cepat-sedang
sebelum makan pagi, insulin kerja cepat sebelum makan malam dan insulin kerja
sedang atau panjang tanpa puncak sekitar jam 22.00. cara ini dapat mengatasi
fenomena Dawn dan mencegah hipoglikemia malam hari.
Beberapa Catatan Untuk Pemberian
Insulin
Seringkali terjadi kesalahan
pemakaian alat suntik insulin atau pemakaian alat suntik yang tidak sesuai
dengan macam insulin. Di pasaran masih terdapat berbagai macam alat suntik
insulin yaitu untuk insulin 40 U/ml dan 100 U/ml, penggunaannya harus sesuai
dengan konsetrasi insulin yang di pakai. Kesalahan yang sering terjadi adalah
memakai alat suntik 40 U dengan insulin yang 100 U/ml atau sebaliknya. Yang
juga dapat terjadi adalah ketika memakai alat suntik insulin yang mempunyai 2
skala yaitu 40 dan 80 U, yaitu memakai skala 80 untuk insulin jenis 40 U/ml.
Untuk mempermudah pengenalan jenis
alat suntik dapat dilakukan dengan memperhatikan warna tutupnya yaitu merah
untuk jenis 40 U dan orange/jingga jenis 100 U. Beberapa alat suntik yang ada
dipasaran antara lain:
- Alat suntik B-D (Becton-Dickinson) dan TERUMO yang 100 U mempunyai 3 bentuk yaitu 0.5 cc dengan skala 5,10,15,……50, 0,3 cc dengan skala 5,10,15,……30 dan 1 cc dengan skala 10,20,30,……100 unit.
- Alat suntik B-D, juga mempunyai 2 jenis jarum yaitu Ultra-Fine dengan jarum 29-G dan Mikro-fine IV dengan jarum 28-G.
- Alat suntik berbentuk pen dari Novo Nordisk adalah Novopen 3 dengan jarum Novofine, menggunakan penfill 3 ml, mengandung 300 unit insulin. Saat ini pun di Indonesia sudah beredar alat Novolet dan NovoMix FlexPen, yang didalamnya secara permanen sudah terdapat insulin.
- Alat suntik berbentuk pen dari Eli Lily adalah Humapen Ergo dengan penfill 3 ml dan juga mengandung 300 unit insulin.
Table karakteristik insulin yang ada
di pasaran Indonesia, berdasarkan waktu kerja.
Sediaan Insulin
|
Awal Kerja
|
Puncak Kerja
|
Lama Kerja
|
Insulin prandial
Insulin kerja cepat
Regular (Actrapid®; Humulin R®)
Insulin analog, kerja sgt cepat
Insulin glulisine (Apidra®*)
Insulin aspart (Novo Rapid®*)
Insulin lispro (Humalog®)
|
30-60 m
5-15 m
5-15 m
5-15 m
|
30-90 m
30-90 m
30-90 m
30-90 m
|
3-5 jam
3-5 jam
3-5 jam
3-5 jam
|
Insulin kerja menengah
NPH (Insulatard®, Humulin N®)
Lente*
|
2-4 jam
3-4 jam
|
4-10 jam
4-12 jam
|
10-16 jam
12-18 jam
|
Insulin kerja panjang
Insulin glargine (Lantus®)
Ultralente*
Insulin detemir (Levemir®*)
|
2-4 jam
6-10 jam
2-4 jam
|
Tdk ada puncak
8-10 jam
Tdk ada puncak
|
|
Insulin
campuran
(kerja
cepat dan menengah)
70%
NPH/30% regular (Mixtard®; Humulin 70/30®)
70%
NPH/30% analog rapid (NovoMix 30®)
|
30-60 m
|
dual
|
10-16 jam
|
*: Belum ada
di Indonesia
Nama dalam
tanda kurung adalah nama dagang
m: menit
Sebelum menyuntikan insulin, kedua
tangan dan daerah yang akan disuntik haruslah bersih. Tutup vial insulin harus
diusap dengan isopropyl alcohol 70%. Untuk semua macam insulin kecuali kerja
capat, harus digulung-gulung secara perlahan-lahan dengan kedua telapak tangan
(jangan dikocok) untuk melarutkan kembali suspense. Ambilah udara sejumlah
insulin yang akan diberikan dan suntikkanlah kedalam vial untuk mencegah
terjadi ruang vakum dalam vial. Hal ini terutama diperlukan bila akan dipakai
campuran insulin. Bila mencampur insulin kerja cepat dengan kerja menengah atau
panjang, maka insulin yang jernih atau kerja cepat harus diambil terlebih
dahulu. Setelah insulin masuk ke alat suntik, periksalah apa mengandung
gelembung udara. Satu atau dua ketukan pada alat suntik dalam posisi tegak akan
dapat mengurangi gelembung tersebut. Gelembung tersebut sebenarnya tidaklah
terlalu berbahaya tetapi dapat mengurangi dosis insulin.
Penyuntikan dilakukan pada jaringan
subkutan. Pada umumnya disuntikkan dengan sudut 90°. Pada pasien kurus dan
anak-anak setelah kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45° agar
tidak terjadi penyuntikkan IM. Aspirasi tidak perlu dilakukan secara rutin.
Bila suntikan terasa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses penyuntikkan
maka daerah tersebut sebaiknya ditekan selama 5-8 detik. Untuk mengurangi rasa
sakit pada waktu penyuntikan dapat dilakukan usaha-usaha, sbb:
1. Menyuntik di
suhu kamar.
2. Yakin bahwa
alat suntik tidak mengandung gelembung udara.
3.
Tunggulah sampai alcohol yang dipakai
sebagai desinfektan kering sebelum menyuntik.
4.
Usahakanlah agar otot yang akan
disuntik tidak dalam keadaan tegang.
5.
Tusuklah kulit dengan cepat
6.
Jangan merubah alat suntikan selama
menyuntikan atau mencabut suntikan.
7.
Jangan gunakan jarum yang sudah tampak
tumpul.
Informasi kepada pasien
- Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker
- Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh
- Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter
- Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter
- Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter
- Jika Anda sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa sekantung kecil gula jika Anda bepergian. Segera makan gula begitu Anda mendapat serangan hipoglikemia
Terimakasih atas info nya...saya harun usia saya 26 tahun saya di diagnosa dm tipe 2 kgd saya 350 sampai 800 normal nya 300 tidak perna di bawa 300...saya sudah 3tahun terapi insulin...semalam saya berobat saya di kasi perubahan insulin dengan dr penykit dalam yg biasa nya saya pakai novorafid sekarang di kasih insulin apidra solo star....pertanyaan saya apa perbedaan kedua insulin tersebut
ReplyDeletemaaf saya mau tanya kan sudah 3 thn saya memakai novomix .sisa suntikannya banyak sekali, apakah itu bisa dijual kembali ? saya dengar dari orang lain sepertinya bisa dijual kembali. terimakasih
ReplyDelete