PROLAPSUS
UTERI
1.
Batasan
Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari
tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau melewati vagina. Committe of the International Continence
Society membagi prolapsus uteri menjadi 4:
- Derajat I: pada posisi berdiri atau mengedan posisi serviks bagian distal berada pada I cm di atas ring himen
- Derajat II: pada posisi berdiri atau mengedan posisi serviks berada pada level 1 cm diatas 1 cm atau 1 cm dibawah ring himen
- Derajat III: pada posisi berdiri atau mengedan posisi serviks distal melewati lebih dari 1 cm ring himen tetapi penonjolannya tidak lebih dari panjang vagina dikurangi 2 cm
- Derajat IV: seluruh organ uterus berada di luar vagina
2.
Patofisiologi
Terdapat kelemahan otot-otot penyangga organ pelvik yaitu
otot dasar pelvik. Otot yang berpengaruh menyangga uterus adalah m. Levator
ani; muskulus ini terdiri dari m. Lliococcygeus (diaphragma pelvik) dan m.
Pubovisceral/ pubococcygeus. Kelemahan ligamen daerah pelvik juga berpengaruh
pada prolapsus uteri. Faktor prodisposisi prolapsus uteri:
·
Paritas
tinggi dengan persalinan pervaginam
·
Pernah
melahirkan bayi makrosomi
·
Usia
lanjut
3.
Gejala klinis
Penderita pada umumnya mengeluh apabila prolapsus uteri
sudah mencapai derajat II. Gejala yang mungkin dirasakan adalah:
- Perasaan berat di perut bagian bawah, ada benjolan di introitus vagina pada saat duduk dan berdiri, perasaan ini hilang apabila penderita pada posisi tidur
- Dapat pula disertai dengan gangguan berkemih, terutama pada prolapsus uteri derajat IV, karena urethra terlipat ke depan
- Konstipasi dikeluhkan pula apabila prolapsus uteri sudah mencapai derajat III-IV
4.
Penyulit
Pada prolapsus uteri derajat III-IV dapat disertai
gangguan berkemih dan apabila ini terjadi dapat dengan mudah terjadi infeksi
saluran kemih (ISK).
5.
Penatalaksanaan
- Prolapsus uteri tanpa keluhan tidak memerlukan pengobatan
- Prolapsus uteri derajat I-II dapat dilakukan penanganan dengan latihan memperkuat otot-otot penunjang dasar pelvik dengan berlatih Kegel.
- Pada prolapsus uteri derajat III-IV apabila penderita menolak operasi, pemasangan pesarium dapat dilakukan
- Pada penderita pasca menopause pemasangan pesarium dilakukan dengan pemberian preparat estrogen dosis rendah:
- Pemberian preparat estrogen untuk menghindari iritasi, infeksi, rasa nyeri, dan timbulnya fistula vesiko vagina
- Penderita menggunakan pesarium harus dikontrol setiap bulan
- Apabila didapatkan keluhan inkontinensia stress, rektokel, enterokel, dilakukan operasi histerektomi
- Operasi histerektomi pada prolapsus uteri dapat dikerjakan melalui laparatomi atau pendekatan per vaginal. Pada umumnya disertai dengan kolporafi anterior/ posterior.
No comments:
Post a Comment