PRE-EKLAMPSIA BERAT
1.
Batasan
Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi ≥ 160/ 110 disertai protein urine dan atau edema, pada
kehamilan 20 minggu atau lebih
2.
Patofisiologi
Penyebabnya sampai
sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “maladaptation
syndrome” dengan akibat suatu vasopasme general dengan segala akibatnya.
Walaupun etiopatogenesis pre eklamsi belum jelas tetapi patofisiologinya telah
diketahui yakni suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara
menyeluruh dengan penyebab multifaktor seperti: imunologi, genetik, nutrisi
(misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Patogenesis berlanjut
dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan
vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostacycline),
peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor, agregasi platelet
(trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan
biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-20 minggu,
selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti
perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteinuria. Awalnya
adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta
yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini megakibatkan
gangguan perfusi unit fetoplasental.
3.
Gejala klinis/ symptom
Kehmilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda:
- Desakan darah sistolik ≥ 160 mmHg diastolik ≥ 110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan menjalani tirah baring
- Protein urine ≥ 5 gr/ 24 jam atau kwalitatif 4+ (++++).
- Oligouri jumlah produksi urine ≤ 500 cc/ 24 jam atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah
- Adanya gejala-gejala eklamsia impending: gangguan virus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia
- Adanya sindroma hellp (Hemolisis, Elevated liver enzymes, & Low platelets)
4.
Cara pemeriksaan/
diagnosis
a. Kehamilan > 20 minggu
b. Didapatkan satu atau
lebih gejala klinis diatas
5.
Penyulit
a. Eklampsia
b. Kegagalan pada
organ-organ: hepar, ginjal, anak ginjal, paru, jantung dan CVA (cerebro
vascular attack)
c. Janin:
i.
Prematuritas
ii.
Intra uterine growth retardatim (IUGR)
iii.
Gawat janin
iv.
Kematian janin dalam rahim intra uterine feta
death (IUFD)
6.
Penatalaksanaan
I.
Perawatan konservatif
1)
Indikasi: pada umur kehamilan < 34 minggu
(estimasi berat janin < 200 gram tnada ada tnada-tanda impending eklamsia
2)
Pengobatan dikamar bersalin (selama 24 jam)
- Tirah baring
- Infus RL yang mengandung 5% dextrose 60-125 cc/ jam
- 10 gr MgSO4 50% i.m setiap 6 jam sampai dengan 24 jam pasca persalinan (kalau tidak ada kontraindikasi pemberian MgSO4)
- Diberikan antihipertensi yaitu nifedipin 5-10 mg setiap 8 jam, dapat diberikan bersama metildopa 250-500 mg setiap 8 jam. Nifedipin dapat diberikan ulang sublingual 5-10 mg dalam waktu 30 menit pada tekanan sistolik ≥ 180 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg (cukup 1x saja)
- Dilakukan pemeriksaan lab. tertentu (fungsi hepar dan ginjal) dan produksi urine 24 jam
- Konsultasi dengan bagian lain
- bagian mata
- bagian jantung
- bagian lain sesuai dengan indikasi
3)
Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di
ruang bersalin (setelah 24 jam masuk ruangan bersalin)
- Tirah baring
- Obat-obat seperti multivitamin, aspirin dosis rendah (1x87,5 mg), nifedipin (3x5-10 mg), metil dopa (3x250 mg), atenolol
- Pemeriksaan laboratorium seperti
- Hb, PCV dan hapusan darah tepi
- Asam urat darah
- Trombosit
- Fungsi ginjal/ hepar
- Urine lengkap
- Produksi urine per 24 jam (esbach), penimbangan berat badan setiap hari
- Diet tinggi protein, rendah karbohidrat
- Dilakukan penilaian kesejahteraan janin termasuk biometri, jumlah cairan ketuban, gerakan, respirasi dan ekstensi janin, velosimetri (resistensi), umbilikalsi dan rasio panjang femur terhadap lingkaran abdomen
4)
Perawatan konservatif dianggap gagal bila
a.
Ada tanda-tanda impending eklampsia
b.
Kenikan progresif tekanan darah
c.
Ada sindroma hellp
d.
Ada kenaikan fungsi ginjal
e.
Penilaian kesejahteraan janin jelek
II.
Perawatan aktif
1)
Indikasi
a.
Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek. Ada gejala-gejala
impending eklampsia
b.
Ada sindrom hellp
c.
Kehamilan late preterm (≥ 34 minggu estimasi
berat janin ≥ 2000 gram)
2)
Pengobatan medisinal
- Segera rawat inap
- Tirah baring miring ke satu sisi
- Infus RL yang mengandung 5% dextrose dengan 60-125 cc/ jam
- Pemberian anti kejang: MgSO4
- Anti kejang diberikan pada pasien dengan syarat refleks patella (+), respirasi > 16 kali/ menit dan urine sekurang-kurangnya 150 cc/ 6 jam. MgSO4 diberikan dengan dosis awal 20 % 4 gr (iv), MgSO4 50% 10 gr (iv) pada bokong kanan/ kiri (masing-masing 5 gram). Kemudian berikan dosis ulangan MgSO4 50% gr (im) diulangi setiap 6 jam setelah dosis awal s/d 6 jam pasca persalinan. Pada pemberian MgSO4 harus selalu tersedia calcium gluconas 1 gr 10% (iv pelan)untuk mengatasi apabila terjadi intoksikasi MgSO4.
- Pemberian antihipertensi: nifedipin dan metil dopa
- Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistole ≥ 180 mmHg dan diastole ≥ 120 mmHg. Nifedipin diberikan setiap 8 jam dengan dosis 5-10 mg. Metil dopa diberikan setiap 8 jam dengan dosis 250 mg.
3)
Pengobatan obstetrik
- Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada tiap penderita dilakukan pemeriksaan “non stress test”
- Tindakan seksio sesar dikerjakan bila:
- Non stress test = jelek
- Penderita belum inpartu dengan skor pelvik jelek(skor bishop < 5)
- Kegagalan drip oksitosin
- Induksi dengan drip oksitosin dikerjakan bila:
- NST baik
- Penderita belum inpartu dengan skor pelvik baik (skor bishop ≥ 5)
No comments:
Post a Comment