Monday, July 27, 2015

Absorbsi



Absorbsi : merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian yang menyangkut kecepatan dan kelengkapan transfer obat dari tempat pemberiannya, yang dinyatakan dalam % dari jumlah obat yang diberikan.


Bioavailabilitas adalah jumlah obat dalam % terhadap dosis yang mencapai tempat kerjanya atau sirkulasi sistemik.



Ini karena tidak semua dari obat yang disbsobsi dari tempat pemberiannya tersebut akan  mencapai sistem sirkulasi sitemik , sebab :

1.   sebahagian obat di metabolisme oleh enzim dinding usus
2.   dan atau hati pada lintasan pertamanya (metabolisme/eliminasi lintas pertama = first pass metabolisme/eliminasi = first pass effect)

Obat-obat tersebut mempunyai bioavailabilitas yang tidak begitu tinggi walaupun absorbsi oralnya hampir sempurna.


Jadi bioavaliabilitas
merupakan gambaran kecepatan dan kelengkapan absorbsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik.


Metabolisme lintas pertama ini dapat dihindari dengan
1.   pemberian obat secara parenteral (lidokain),
2.   sublingual (nitrogliserin),
3.   rektal atau memberikannya bersama makanan.



Bioekuivalensi adalah kadar obat dalam darah atau jaringan


Dua obat yang mempunyai ekuivalensi kimia yang sama belum tentu akan mempunyai bioekuivalensi yang sama.

Ini terjadi pada obat-obat yang:

1.   Proses absorbsinya lambat karena sukar larut dalam saluran cerna (digoksin dan difenilhidantoin).
2.   Mengalami metabolisme selama proses absorbsi (eritromisin dan levodopa).


Jadi peningkatan kecepatan pengosongan lambung: akan meningkatkan kecepatan absorbsi obat, dan sebaliknya.


Namun hal ini tidak mempengaruhi jumlah obat yang diabsorbsi
(obat mencapai sirkulasi sistemik), kecuali :

1.   obat dengan absorbsi lambat karena sukar larut dalam GIT (digoksin, difenil hidantoin, prednison), memerlukan waktu transit yang panjang untuk absorbsinya.

2.   Sediaan salut enterik, sediaan lepas lambat, perlu waktu yang lama dalam usus untuk meningkatkan absorbsinya.

3.   obat yang mengalami metabolisme di GIT (Penisilin G, Eritromisin) oleh asam lambung.

absorpsi dapat terjadi di: mukosa mulut (nitrogliserin) & mukosa rektum (rektal).



Pemberian rektal untuk : pasien muntah-muntah, tidak sadar (pasca bedah) dsb.

No comments:

Post a Comment