Methyldopa
Farmakokinetika : Setelah melewati sawar otak, metildopa
mengalami dekarboksilasi membentuk alpha-methylnorepinephrine. Metabolit ini
akan menstimulasi penghambatan reseptor alpha-adrenergic, sehingga mengurangi
resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah.
Farmakodinamika : melalui gastrointestinal, dengan efek antihipertensi
maksimal terjadi 4-6 jam setelah pemberian. Kadar plasma tidak berkorelasi
dengan efek hipotensifnya. Metildopa dapat menembus sawar otak dan juga
plasenta. Obat ini terdistribusi juga dalam ASI, namun jumlahnya tidak
signifikan. Durasi antihipertensi 12-24 jam dan eliminasi terjadi bifasik,
dengan 95% diekskresikan pada fase awal (T½ plasma 2 jam), sisanya diekskresi
lebih lambat. Pada gagal ginjal akan memperlambat ekskresi dan meningkatkan
T1/2 obat menjadi 4-6 jam. Obat yang tidak terabsorpsi akan diekskresikan
melalui feses.
Indikasi : Pengobatan hipertensi
sedang hingga berat.
Kontraindikasi : Metildopa harus digunakan hati-hati
pada pasien dengan riwayat gangguan hati. Obat ini kontraindikasi pada pasien
dengan penyakit hati yang aktif seperti sirosis atau hepatitis akut.
Dosis : Dewasa dan remaja: Oral
:Awal, 250 mg 2-3 kali per hari. Bila
perlu dosis dapat ditambah setiap 2 hari. Dosis umum 500-2000 mg/hari , terbagi
dalam 2-4 pemberian. Dosis maksimal adalah 3 g/hari. Pasien
lanjut usia : Perlu dosis lebih kecil (mis. 250-1000 mg/hari PO). Pasien lanjut
usia lebih sensitif terhadap efek
metildopa (mis. hipotensi ortostatik, sedasi) dan penyakit arteriosklerotik,
yang berkembang menjadi sinkop. I.V : 250-500 mg setiap 6-8 jam, dosis maksimum
1 g setiap 6 jam.
Efek
samping : Efek samping yang
paling sering dilaporkan adalah mengantuk, biasanya terjadi pada 48-72 jam
pemberian obat yang pertama dan terapi tetap dapat dilanjutkan. Dosis yang
lebih besar akan menambah efek sedasi, menurunkan kepekaan mental, menurunkan
memori, dan mengurangi konsentrasi. Mimpi buruk, vertigo, lemas dan astenia
juga pernah dilaporkan, umumnya terjadi pada awal terapi.
Peringatan : Jarang menyebabkan anemia dan
gangguan hati, Coombs' test yang positif terjadi pada 10% hingga 20% pasien;
sedasi hanya terjadi pada awal-awal terapi atau ketika dosis ditingkatkan. Gunakan
hati-hati pada pasien gangguan hati atau disfungsi hati karena metabolit
metildopa terakumulasi dalam uremia.Dilakukan penurunan dosis pada pasien
gangguan fungsi ginjal & pada usila sering mengalami sinko(dihindari dengan
pemberian dosis kecil). Toleransi dapat terjadi, biasanya pada bulan ke 2 atau
3 terapi, yang dapat diatasi dengan menambah terapi diuretika atau meningkatkan
dosis metildopa. Metildopa tidak disarankan sebagai pilihan pertama pengobatan
pada usila karena efeknya pada SSP, tetapi obat ini merupakan obat pilihan pada
hipertensi kehamilan.
Interaksi
obat : Suplemen besi dapat
berinteraksi dan meningkatkan tekanan darah. Efek/toksisitas obat-obat ini akan
meningkat dengan penggunaan bersama metildopa. Barbiturat dan anti depresan
trisiklik dapat menurunkan respon terhadap metildopa. Penghambat beta,
penghambat mono amin oksidase, fenotiazin, dan simpatomimetik: dapat
memperberat hipertensi. Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya
makanan.
Parameter
monitoring : Coombs' test,
hemoglobin/hematokrit, tes fungsi hati, hitung sel darah merah, serum
kreatinin/BUN.
Informasi
pasien : Jangan menggunakan obat
lain selama terapi kecuali atas persetujuan dokter (khususnya obat batuk atau
flu,pil diet, obat untuk membuat terjaga). Oral : gunakan sesuai petunjuk. Jangan
mengulang dosis atau berhenti menggunakannya tanpa konsultasi dengan dokter.
Ikuti program diet atau olah raga yang direkomendasikan.Tes laboratorium secara
berkala diperlukan. Obat ini dapat mengubah warna urin (normal), mengantuk,
sakit kepala,atau gangguan keseimbangan (hati-hati saat mengendarai kendaraan
bermotor, melakukan kegiatan lain yang memerlukan kewaspadaan sampai respon
obat diketahui), hipotensi postural (hati-hati saat bangkit dari duduk atau
berbaring, menaiki tangga),mulut kering atau mual (hilangkan dengan obat
perawatan mulut atau tabletisap). Perubahan status SSP yang dilaporkan(mimpi
buruk, depresi, ansietas, peningkatan cemas), peningkatan berat badan
tiba-tiba, bengkak pada sendi, kaki yang berlangsung lama atau ekstremitas,
palpitasi atau denyut jantung cepat, rasa lemah yang berlangsung lama, fatigue,
pendarahan yang tidak umum dan lain-lain.
Bentuk
sediaan : Tablet
No comments:
Post a Comment