OBAT YANG MENGURANGI MOTILITAS UTERUS
Persalinan
Praterm :
persalinan yang terjadi antara
usia kehamilan 20 – 37 minggu, berat janin diperkirakan 500 – 2500 g.
Hal
ini terjadi sekitar 5 – 10 % dari semua persalinan
Kontraksi
uterus yang terjadi secara teratur dengan interval < 10 menit selama 30 – 60
menit dan cukup kuat untuk terjadinya proses persalinan.
Penyebab
pasti belum diketahui, namun resiko sering terjadi :
1. pada ibu yang berusia : > 35 tahun , dan < 18 tahun
2. infeksi bakterial sistemik
yang dapat melepaskan endotoksin sehingga menimbulkan iritasi pada uterus
3. Infeksi saluran kemih
4. kehamilan multipel
5. serviks yang inkompeten
Usaha-usaha
untuk menahan persalinan praterm merupakan kontraindikasi pada :
1. kehamilan dengan masa
gestasi < 20 minggu (pastikan dengan ultrasound)
2. distres janin
3. dipastikan terdapat kematian
janin atau anomali yang tidak memungkinkan janin hidup
4. hipertensi berat akibat
kehamilan (PIH = Pregnancy induced hypertension)
5. dilatasi sudah mencapai >
4 cm dan pemipihan > 50 %
6. ketuban yang pecah atau
menonjol
7. adanya gangguan medis atau
obstetrik yang berat
Terapi
Tokolitik : terapi obat untuk mengurangi
motilitas uterus.
Biasanya
menggunakan obat-obat : simpatomimetik beta atau
antagonis kalsium magnesium sulfat
Tujuan
terapi Tokolitik :
untuk mengurangi kadar motilitas
uterus (pergerakan spontan) supaya tersedia lebih banyak waktu untuk pematangan
janin dalam uterus.
Obat-obat
yang mengurangi kontraksi uterus :
Simpatomimetik
beta :
Kerja
merangsang reseptor beta-2 pada otot polos, shg frekuensi dan kekuatan
kontraksi uterus berkurang karena otot berelaksasi.
contoh:
Ritrodin
(Yutopar)
Terbutalin
(Brethine)
Isoksuprin
(Rolisox)
Ritrodin,
Obat-obat
simpatomimetik beta bekerja dengan merangsang reseptor beta-2 pada otot polos.
Frekuensi dan kontraksi uterus akan berkurang jika otot relaksasi
Abs.
PO 30%
Pengikatan
protein 32%
Dimetabolisme
di hati, diekskresikan melalui ginjal
Pembeiran
biasanya dicampur dengan infus (150 mg/500 ml infus)
Terapi
oral diberikan 30 menit sebelum menghentikan I.V
ES.
Lemas, edema paru-paru, sesak nafas, takikardi (ibu & janin), SBP
meningkat, DBP menurun, nyeri dada, mual, muntah, diare, dsb
Reaksi
merugikan : aritmia dan anafilaksis syok.
Pemberian ritrodin harus hati-hati pada pasien dengan
ketuban pecah dini, diabetes mellitus, atau preeklampsia ringan sampai berat.
Magnesium Sulfat
Kerja sebagai antagonis kalsium
dan penekan SSP, merelaksasi otot polosuterus dengan cara menggantikan posisi
kalsium.
Pemberian
IV. Memiliki efek penekanan langsung terhadap kontraktilitas.
Obat
ini juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan perfusi melalui uterus.
Reaksi
merugikan lebih kecil berbanding obst simpatomimetik beta.
Obat
ini dapat dipakai untuk pasien yang kontraindiksi dengan simpatomimetik beta
(seperti penyakit diabetes, dan penyakit kardiovaskular)
Dosis
awal 4 gram, dan diikuti oleh dosis perawatan kira-kira 20 g/1000 ml cairan
infus.
KI.
Untuk penderita disfungsi ganjal
ES.
Ruam kulit, rasa panas, berkeringat, kelopak mata berat, denyut nadi meningkat,
penurunan kerja GIT dsb
Toksisitas,
depresi dan penghentian pernafasan
Terapi
Surfaktan pada persalinan Praterm:
Klien
yang menderita hipertensi akibat kehamilan, ketuban pecah dini, insufiensi
plasenta dan diabetes tipe tertentu, atau pemakaian narkotika akan memiliki
rasio L/S yang tinggi dari normal yang disebabkan peningkatan kortikosteroid
akibat stres.
Pemberian
glukokortikoid pada minggu ke 29-32 akan mempercepat pematangan paru-paru
janin.
Obat-obatnya
Tabel 38.6
L/S
normal (pada minggu ke 33 kehamilan) = rasio lesitin/sfingomielin = 2:1,
merupakan faktor utama yang menentukan kematangan paru-paru janin (alveoli
tidak akan menguncup waktu lahir)
Betametason
Diberikan
bila persalinan preterm timbul sebelum minggu ke 33 kehamilan
ES.
Kejang, sakit kepala, vertigo, edema, hipertensi, berkeringat banyak, eritema
pada wajah.
No comments:
Post a Comment