asam amino
Bila suatu protein dihidrolisa dengan asam, alkali, atau enzim akan
dihasilkan campuran asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus
amino, sebuah gugus karboksil, sebuah atom hidrogen, dan gugus R yang terikat
pada sebuah atom C yang dikenal sebagai karbon α,
serta gugus R merupakan rantai cabang seperti terlihat pada gambar 4 (9, 38,
40).
Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar
yang saling berkaitan satu sama lain (22, 39). Asam amino yang
disambung-sambungkan dengan ikatan peptida membentuk struktur primer protein.
Susunan asam amino menentukan sifat struktur sekunder dan tersier. Pada
gilirannya, hal ini mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat fungsi protein
makanan dan perilakunya selama pemrosesan. Asam amino yang terdapat dalam
protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar berdasarkan apakah gugus R yang
melekat pada atom karbon alfa polar atau nonpolar dapat dilihat pada tabel III.
Asam amino
terbagi atas :
- Asam amino asam yaitu : asam amino yang mempunyai rantai samping yang mangandung gugus karboksil.
Contoh : Asam glutamat, asparagin, dan glutamin.
- Asam amino basa yaitu : asam amino yang mengandung rantai samping gugus amino.
Contoh : Lisin, arginin, dan histidin.
- Asam amino netral merupakan sisa dari asam amino asam dan asam amino basa.
Contoh : Valin
Tabel III. Klasifikasi asam L-α amino yang terdapat
dalam protein berdasarkan polaritas
gugus R.
Nonpolar
|
Polar
|
Alanin
|
Arginin
|
Isoleusin
|
Asparagin
|
Leusin
|
Asam aspartat
|
Metionin
|
Sistein
|
Fenilalanin
|
Asam glutamate
|
Prolin
|
Glutamin
|
Triptopan
|
Glisin
|
Valin
|
Histidin
|
|
Lisin
|
|
Serin
|
|
Treonin
|
|
Tirosin
|
Berdasarkan percobaaan yang dilakukan oleh “ Rose “ secara mendalam dari
protein yang terdapat pada zat makanan dan tubuh manusia serta tubuh hewan,
maka asam amino dibagi atas :
- Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat dibuat oleh tubuh.
- Asam amino essensial yaitu asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh tapi tubuh sendiri tidak dapat menghasilkannya.
Asam amino essensial ada beberapa macam yaitu : valin, leusin, isoleusin,
lysine, methionin, dan fenilalanin, sedangkan asam amino non essensial yaitu :
arginin, glisin, cystin, serin, asam aspartat, alanin, asam glutamat, prolin,
hidroksi-prolin, histidin, dan tyrosin( 37).
2.7.1
Kelarutan asam amino (22, 24)
Kehadiran gugus-gugus bermuatan banyak
pada asam amino mengharuskan bahwa gugus-gugus ini mudah dibentuk dan larut
dalam pelarut polar seperti air dan etanol tetapi tidak dapat larut dalam
pelarut non polar seperti benzen, heksana, dan eter. Titik leburnya yang tinggi
(diatas 200o C) mencerminkan gugus-gugus yang bermuatan yaitu,
energi tinggi yang diperlukan untuk memecah kekuatan ionik yang mempertahankan
kisi-kisi kristal.
2.7.2
Sifat-sifat fisikokimia asam amino dan protein (22, 24)
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan
jenis asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein
dilarutkan dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Molekul protein
tidak dapat melalui membran semipermiabel, tetapi masih dapat menimbulkan
tegangan pada membran tersebut.
Ada
protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
etil eter. Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya
larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan berpisah sebagai endapan.
Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting
out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein
akan mengendap. Garam-garam logam berat dan asam-asam mineral kuat ternyata
baik digunakan untuk mengendapkan protein. Prinsip ini dipakai untuk mengobati
orang yang keracunan organ berat dengan memberi minum susu atau makan telur
mentah kepada pasien.
Apabila protein dipanaskan atau
ditambah alkohol, maka protein akan menggumpal. Adanya gugus amino dan
karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, membuat protein
mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter. Dalam larutan
asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein
bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein
akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif. Pada pH tertentu yang
disebut titik isoelektrik molekul bermuatan nol. Tiap protein mempunyai titik
isoelektrik yang berlainan.
No comments:
Post a Comment