Pada bagian ini akan dibicarakan beberapa macam
mikotosin yang dianggap penting dalam bahan pangan. Bahan pangan dalam
pengertiannya dapat pula dipakai sebagai bahan pakan, disamping beberapa hewan
mempunyai makanan khususnya misalnya jerami, rumout kering dan lainnya. Secara
keseluruhan diantara keduanya tidaklah dapat dipisahkan bila mengingat
rangkaian rantai makanan umumnya.
Terdapat banyak macam fungi penghasil mikotoksin, namum tidak semua
macam mikotoksin yang dihasilkan akan dibicarakan karena beberapa mikotoksin
hingga sekarang belum diketahui dengan jelas. Koehler (1974) menyebutkan tidak
kurang dari 100.000 spesies fungi penghasil mikotoksin. Hingga sekarang
diperkirakan baru sekitar 150 macam mikotoksin yang telah diketahui dengan baik.
Pembicaraan mikotoksin dalam bahan pangan akan meliputi macam bahan pangan
sebagai tempat terdapatnya, macam fungi penghasil, mikotoksin sebagai hasil
metabolismenya, sifat fisis, kimia termasuk struktur kimiawinya, toksisitas,
biosintesis dan usaha pencegahannya.
Bahan pangan merupakan media yang
sangat baik untuk tumbuhnya fungi bila keadaan memungkinkan. Metabolit yang
dikeluarkan fungi dalam pertumbuhannya menjadikan bahan tersebut didapat dalam
bahan pangan. Dalam hal ini dapat pula bahan lain akan mengandung mikotoksin
karena pencemaran ataupun lainnya. Mengetahui macam mikotoksin dengan berbagai
sifat-sifatnya dipandang perlu diketahui mengingat penerapannya dalam usaha
mencegah dan mengendalikan pengaruh buruk toksik dari mikotoksin.
Biosintesis mikotoksin dibicarakan
seperlunya dan dianggap penting untuk
lebih mengathui asal-usul terjadinya dan
kemungkinan timbulnya metabolit baru sebagai turunan-turunannya. Menurut Moss
dan Frank (1978) didapat enam jalur biosintesis mitotoksin, yaitu jalur asetil
koA, asam mevalonat, asam amino dan tiga
jalur-antara asetil-koA-mevalonat, asam amino-mevalonat dan asam
amino-asetil-koA. Masing-masing mikotoksin mempunyai jalur induk dalam
pembentukannya.
No comments:
Post a Comment