STRUKTUR & KOMPARTEMEN
HEMATOPOIESIS
Perkembangan
embrionik jaringan hematopoietic terjadi dalam mesenkim yolk sac dengan
transisi fetal terjadi dalam hati dan limfa. Sel hematopoietic yang sangat
tidak matang dapat juga muncul dalam tali pusat tapi tidak jelas terlihat pada
pembuluh darah operifer orang dewasa. Sel hematopoietic imatur berasal dari
sumsum tulang. Orang dewasa rata-rata memiliki 1,7 liter sumsum tulang yang
memberikan lingkungan optimal untuk pembentukan dan proliferasi sel
hematopoietic.
Hematopoietic
sumsum tulang berada pada bagian sentral dari tulang panggul, tulang rusuk,
tulang belakang, tengkorak, tulang paha dan epifesa humeral. Struktur anatomi
dari sumsum tulang dikarakterisasi oleh sinus sumsum vena sentral yang
dihubungkan oleh sinusoid vaskular kasar yang berupa jalinan retikulin dimana
sel berada. Hematopoiesis tersebut terjadi pada ruang sumsum ekstravaskuler
yang juga mengandung sel endotel, fibroblast, makrofag dan adipose, stroma
sumsum tulang.
Sel
stromal adalah komponen hematopoietik terpenting yang menyediakan faktor
pertumbuhan, kolagen dan protein sel terikat. Ketika sel-sel ini dikombinasikan
dengan sel-sel pelengkap (limfosit/monosit) dan sitokin, gabungannya dikenal
dengan mikrolingkungan hematopoietik.
Pengeluaran
pada banyak sel-sel matang dari sumsum tulang terjadi melalui penghalang sel endotel.
Pelepasan sel-sel seperti netrofil dapat distimulasi oleh komplemen, steroid
atau endotoksin. Sel yang belum matang (progenitor) dapat menjadi salah satu
komponen selular darah dapat digerakkan dari sumsum tulang ke pembuluh darah
perifer oleh administrasi obat-obat kemoterapi sitotoksik (contoh
siklofosfamid) atau faktor stimulasi koloni (G-CSF atau GM-CSF), proses ini
biasanya mengacu pada “priming” sumsum tulang untuk progenitor pembuluh darah
perifer atau transplantasi sel batang.
Sel
hematopoietic yang paling sedikit matang dikumpulkan hanya untuk persentasi
fraksi sel-sel sumsum tulang dikenal sebagai sel batang. Karena sel-sel ini
mempunyai potensi keunikan untuk menjadi salah satu sel hematopoietic matang.
Yang sangat terpenting mereka mempunyai kapasitas pembaruan sendiri.
Sel
batang yang dapat diperbarui dan diferensiasi terjadi dengan adanya sumsum
tulang dibawah pengaruh mikrolingkungan sumsum. Sel stromal endothelial,
fibroblast dan sel lemak (adiposa) dibutuhkan untuk mendukung proliferasi dan
divisi sel batang dengan menyediakan tempat melekat dan mensekresikan berbagai
faktor pertumbuhan hematopoietic yang dibutuhkan untuk berdiferensiasi. Ini
adalah karakter dari mikrolingkungan lokal (matrik selular dan konsentrasi
faktor pertumbuhan) yang mempengaruhi diferensiasi hubungan hematopoietic
khusus, memberikannya ke yang lain).
Langkah
selanjutnya dalam diferensiasi sel hematopoeisis diciptakan oleh batang
pluripoten yang masih dapat berdiferensiasi menjadi beberapa lini sel (sel
darah merah, sel darh putih, dan platelet). Walau bagaimanapun, mereka
mempunyai kapasitas-kapasitas tertentuuntuk memperbaharui dirinya sendiri.
Sel-sel yang berdiferensiasi dapat
berlangsung terus-menerus baik menjadi myeloid atau prekusor sel limfoid
(progenitor oligopoten). Sel-sel ini dapat menjadi limfosit T atau B pada kasus
sel-sel limfoid. Progenitor myeloid dapat menjadi granulosit, eritosit,
makrofag, atau megakaryocites. Nomenklatur pada sel-sel hematopoetic sel-sel
yang belum matang sering digunakan pada pengujian proliferasi sel-sel secara in
vitro. Burst-forming unit (BFU) atau colony-forming unit (CFU) ditambahkan pada
akhir lini sel yang diproduksi oleh sel spesifik.
Leukosit
yang ditemukan pada pembuluh darah perifer pada umumnya bisa diklasifikasikan
menjadi netrofil ( pada umumnya sering terjadi pada leukosit darah, yang dibagi
lagi menjadi bagian-bagian yang lebih matang dan kelompok yang belum matang),
limfosit, monosit, eusinofil, basofil, dan derivate jaringan dari basofil, sel
mast. Netrofil yang belum matang seperti metamyelocites jarang ditemukan pada
pembuluh darah perifer. Singkatnya kelompok-kelompok sel mengacu kepada
garulosit termasuk didalamnya netrofil, eusinofil, dan basofil, walaupun yang
sering digunakan hanya netrofil. Pada akhir diferensiasi leukosit yang biasanya
tidak ditemukan pada pembuluh dara adlah makrofag atau histiocyte (berasal dari
monosit) dan sel-sel plasma (yang berasal dari limfosit B).
Hanya
1% dari eusinofil dalam tubuh ditemukan pada pembuluh darah, selebihnya ditemukan
pada kulit, paru-paru, dan traktus gastrointestinal. Tidak ditemukan cadangan
monosit pada sum-sum. Perkembangan netrofil pada sum-sum tulang dimulai oleh
sel batang yang berlanjut terus melalui prekusor intermediate, seperti
myeloblast, promyelosites, myelosit, dan metamyelosit.
Hanya
fraksi-fraksi kecil dari limfosit dari tubuh yang menetap dalam pembuluh darah.
Sel T yang belum matang berada dalam sirkulasi untuk penyempurnaan pematangan
sel di kelenjer timus. Limfosit B yang telah matang yang berada pada permukaan
immunoglobulin yang berfungsi sebagai rreseptor anti gen. Kebanyakn dari
sel-sel ini berpindah daru sum-sum tulang ke nodus limfa dan limfa kecil,
dimana stimulasi antigen dihasilkan melalui imunoglabulin spesifik. Pada
dasarnya 75% dari limfosit adalah sel T, 15% sel null dan 10% sel B.
antigen-antigen yang berbeda berada pad permukaan sel leukosit, tergantung pada
tingkat kematangan sel dan fungsinya (diferensiasi cluster/CD).
No comments:
Post a Comment