ASAM EMPEDU
Asam empedu diperoleh dengan proses permurnian empedu lembu yang segar yang diambil dari lembu
yang telah mati yang menjadi produk pada perdagangan daging. Asam Chenodeoksikolik (Gambar 5.110) dan Asam
Ursodeoksikolik( Gambar 5.111) digunakan untuk mengobati batu empedu yang
disebabkan oleh kolesterol, sebagai sebuah alternative selain operasi.Dengan
penghambatan sintesa kolesterol dan asam kolat, asam chenodeoksikolik dan asam
ursodeoksikolik berkontribusi untuk melepaskan
kolesterol dalam empedu dan akibatnya terjadi penguraian dari batu
empedu yang terbentuk karena kelewatjenuhan kolesterol . Disolusi komplit atau
disolusi sebagian membutuhkan perlakuan lebih dari beberapa bulan dan ini tidak
efektif untuk radio-opaque-batu empedu,yang mana mengandung jumlah garam kalsium dalam kadar
tinggi. Asam dehidrokolik digunakan setelah operasi untuk melancarkan aliran
empedu. Penukaran anion pada kelompok resin seperti colestyramine(kolestiramin)
dan colestipol digunakan sebagai obat penurun kolesterol untuk mengikat asam empedu dan
mencegah penyerapan kembali kolesterol. Perubahan kolesterol menjadi asam empedu dalam hati menurunkan
LDL dan ini bermanfaat dalam pengobatan
pasien yang berisiko tinggi terserang jantung koroner. Asam empedu berguna sebagai material awal dari proses semi
sintesa dari obat steroid yang murah dan mudah diperoleh bahan bakunya.
Hormon Adrenokortikol /
Kortikosteroid
Sebagian besar hormon steroid telah diisolasi dan
dikarakterisasi dari kelenjer adrenal. Sejak hormon ini dihasilkan oleh korteks
adrenal, bagian terluar dari kelenjer adrenal yang terletak dekat dengan
ginjal, maka hormon ini dinamakan hormon adrenokortikol atau kortikosteroid. Hormon
ini terdiri dari struktur pregnan( atom
C-21) dan berdasarkan aktivitasnya hormon ini digolongkan menjadi 2 golongan
yaitu : Glukokortikoid dan Mineralokortikoid,
meskipun sulit untuk memisahkan aktifitas antara glukokortikoid dan
mineralokortikoid dalam suatu molekul.Glukokortikoid berfungsi dalam sintesa
karbohidrat, protein dan sintesa pengendapan glikogen dalam hati.
Glukokortikoid juga berperan penting dalam proses inflamasi. Mineralokortikoid berfungsi
dalam pengontrolan keseimbangan
elektrolit, peningkatan senyawa aktif yang bisa menahan ion Na+ dan
Cl-, dan pengeluaran ion K+.
Contoh dari Glukortikoid alam yaitu hidrokortison
(kortisol) dan kortikosteron (Gambar 5.112), sedangkan aldosteron dan
desoksikortikosteron (kortekson) (Gambar 5.113) tergolongan Mineralokortikoid. Desoksikortison
juga ditemukan pada tumbuhan . Ciri dari molekul ini adalah adanya gugus β- CO.CH2OH yang berikatan pada rantai samping atom C17, dan terkadang
gugus -hidroksi juga menempati posisi ini. Cincin A biasanya memiliki4-3- keto yang fungsional. 11β-hidroksi berperan penting bagi aktivitas
glukokortikoid. Aldosteron golongan homon mineralokortikoid pada prinsipnya
merupakan kelompok metil (C-18) yang dioksidasi menjadi aldehid, dan ini mampu bereaksi dengan 11 β-hidroksi , sehingga aldosteron berada dalam bentuk
hemiasetal (gambar 5.113 ) dan ini menghilangkan aktivitas glukokortikoid.
Kortikosteroid dihasilkan dari kolesterol melalui
pregnenolon dan progesteron. Ini melibatkan perubahan rantai samping bisa
dilihat pada biosintesa glikosida kardioaktif
(lihat hal.243) dan reaksi dari
urutan yang sama terjadi. Dari
progesteron, pembentukan desoksikortikosteron, kortikosteron, dan hidrokortison
(kortisol) (gambar 5.114) memerlukan tahap hidroksilasi, yang dikatalis oleh
sitokrom P-450 yang bergantung pada hidroksilasi NADPH dan O2 sebagai kofaktor.
Kemudian posisi atom C 21,17, dan 11 dihidroksilasi dan golongan yang tepat menunjukkan perbedaan seperti yang ditunjukan
pada gambar (5.114) tergantung dari jenis zat yang bereaksi. Ini menunjukkan
bahwa pembentukan hidrokortison dari kolesterol sebenarnya memanfaatkan sitokrom
P-450 yang melibatkan 4 enzim pada 5 langkah reaksi yang ada.Oksidasi lebih
lanjut dari C-18 menjadi aldehid melalui alkohol memungkinkan pembentukan
aldosteron dari kortikosteron yang melibatkan sistem P-450
No comments:
Post a Comment