PENDAHULUAN
Permukaan kulit yang secara
konstan melepaskan sel-sel kulit menjadi sumber pencemaran mikroba dan partikel
dalam ruang steril. Untuk menghindari pencemaran sejenis ini, karyawan harus
menutupi tangannya dengan sarung tangan bedah sampai menutupi lengan atas.
Sarung tangan yang biasanya terbuat dari latex harus cukup tebal untuk tahan
dipakai, dicuci dan disterilkan dalam otoklaf berulang kali bila diperlukan.
Hanya sarung tangan yang bersih dan steril yang boleh digunakan dalam ruang
steril.
2. PROSEDUR
2.1. Periksa
ssarung tangan sebelum digunakan terhadap lubang-lubang halus. Isi sarung
tangan dengan air dan tekan perlahan-lahan sambil diputar ujungnya untuk
mendeteksi lubang.
Sarung tangan yang bocor tidak boleh digunakan
2.2. Untuk
menghilangkan bedak, sarung tangan yang telah disortir, dicuci dengan air
ledeng, kemudian dengan air murni
2.3. Balik
sarung tangan dan cuci ulang. Peras sisa air sampai kering
2.4. Sarung
tangan dibungkus dalam kertas perkamen dengan ukuran yang tepat
2.5. Bungkusan
sarung tangan harus berisi jumlah cukup untuk penggunaan satu hari saja
2.6 Bungkusan
sarung tangan dimasukkan ke dalam wadah atau baki baja tahan karat tertutup
yang sesuai dan disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121oC selama
paling sedikit 20 menit
2.7. Lobang
wadah harus berada dalam barisan terbuka selama proses sterilisasi
2.8.
Segera setelah otoklaf dibuka untuk
pengeluaran muatannya, abrisan lobang wadah ditaruk dalam kedudukan tertutup
2.9.
Wadah dikeluarkan dari otoklaf dan
disimpan dalam lemari yang dilengkapi dengan lampu ultra violet
2.10. Wadah
tidak boleh dibuka sampai sarung tangan diperlukan
2.11. Pada waktu
rehat, sarung tangan direndam dalam isopropanol 70 % dalam wadah tertutup
2.12.
Setiap akhir hari kerja sarung tangan
yang sudah digunakan disingkirkan, sarung tangan baru yang bersih dan
disterilkan digunakan untuk keesokkan harinya.
3. Sejarah
Versi Alasan dari revisi
01 Edisi pertama
02
03
No comments:
Post a Comment