SISTEM IMUN
Imunitas;kemampuan tubuh untuk mengatasi serangan mo
terhadap tubuh kita
Imunitas dibagi 2;
a.
alamiah
; imunitas individu, imunitas ras, dan imunitas spesies
b.
dapatan ;
didapat setelah berhubungan dengan AG
PENGEBALAN ADA BEBERAPA
1.
pengebalan BCG
, digunakan untuk TBC, dibuat dari kuman
hidupTBC, tidak boleh digunakan pada penyakit kulit
2.
pengebalan DPT
( dipteri partusis tetanus )
sering
diberikan ketiganya, beru8pa anti toksi dalam tubuh, dibrikan IM 2X 0,2 ml 4 –
6 minggu untuk anak2 atau dewasa yg belum 3 thn
3.
pengebalan polio
, dibagi 3 ; tipe I,II,III ( dicampur )
pada
vaksin tipe ini dibedakan berdasarkan rx AG/AB, vaksin dimasukkan dalam pipet
berskala(0,2 ml), lalu teteskan pada sendok yang telah berisi aquadest
4.
pengebalan kotipa,
vibrio kolera
5. pengebalan
rabies anjing / kera
pengobatan
; pasien disuntik 2 ml disekitar pusat selama 2 mgg
pencegahan
; disuntik secara IK 0,1 ml 3 x berturut2 dengan masa antara 1 mgg dan
dilakukan / thn.
ALERGI: suatu rx
sensitifitas dari jaringan tubuh thdp benda asing yang telah kontak dg tubuh
ANTIGEN:
substansi/benda asing yang masuk dlm tubuh yang dapat merangsang respon imun yang menimbulkan AB
JENIS2 ALERGEN:
1.
Allergen hirup ; melalui9 pernafasan
spt;
dari bunga, pollen butir2 debu
2.
makanan tertentu spt; timbulnya
jerawat
3.
Obat2 tertentu, spt ; penisilin (
shoch anapilaksis)
4.
Allergen sentuh, spt bamboo, bulu
binatang, kosmetik
5.
Allergen lain, spt ; udara
panas/dingin
BEDA TOKSIS DG ALERGI
|
TOKSIK
|
ALERGI
|
Populasi
manusia
|
+
|
-
|
Populasi
obat
|
Tdk
perlu kontak
|
Perlu
kontak
|
dosis
|
Tgt
dosis
|
Tdk
tgt dosis
|
mekanisme
|
Intr.
obat-reseptor
|
Rx
AG-AB
|
efek
|
Tgt
eliminasi obat
|
Tdk
|
penanngulangan
|
antagonis
|
antihistamin
|
HIPERSENSITIFITAS
Merupakan pengaruh
patologik pada proses imunologis, dibagi ;
1,
hipersensitif cepat
2,
hipersensitif lambat
REAKSI HIPERSENSITIFITAS DIBAGI 4 OLEH COOMB
1. Rx
tipe I (anapilaksis tife cepat)
- timbul
rx 5 – 30 mnt setelah terpapar oleh AG
- kemudian
mereda 30 – 60 mnt
- gejala
rx anapilaksis disebabkan adanya substansi aktif yang dihasilkan oleh sel
mediator, sel basofil, dan mastosit
- setelah
terikat dg AB (IgE) yg bersipat sitotropik
- untuk
mastosit dari spesies berbeda menghasilkan heterositotropik, spesies sama
menghasilkan homositotropik, berlaku juga untuk IgG, IgA, IgM
PENYAKIT YANG
TIMBUL SEGERA
asma
bronkial
rinitis
urtikaria
Dermatitis
OBAT ALERGINYA
Anti
histamin
kortikosteroid
menghambat kerja igg
dan
reseptor histamin
2. Rx.
Tipe II (terjadinya sitotoksik)
AG
bergabung dan mengikat diri pada membran sel
Kebanyakan
jaringa disebabkkan oleh AB kelas IgG dan IgM
MEKANISME;
- terjadi
rx AG_AB sehingga terjadi aktifitas sis.komplemen akibat terjadi lisis sel,
sasaran sel darah dan sel dalam jaringan
- bereaksi
dengan AB dan berlanjut dg pagositosis sel, sehingga melepaskanpagosit
PENYAKIT;
terjadi pada tranfusi darah yanf tidak cocok
3. Rx.
Tipe III (reaksi kompleks imun )
hipersensitifitas
terjadi rx AG_AB yg menimbulkan komplek imun, jika komplek mengendap di
jaringan akan menimbulkan kerusakan, komplek akan mengaktifkan komplemen
sehingga melepaskan makrofag (merupakan faktor hormonal)
contoh
penyakit ; serum sickness
4. Rx
tipe IV (tipe lambat)
reaksi
timbul lebih dari 24 jam, tidak melibatkan AB
merupakan
penyimpangan dari system imun sel
-
terjadi rx terikatnya alergan pada
limposit T melalui reseptor kemudian akan melepaskan zat2 yang akan dinamakan
LIMPOKIN,MIF,MAF
-
ini dapat mengaktifkan makrofag dan
menimbulkan kerusakan jaringan
penyakitnya
; dermatitis kontak , tranplantasi
TOLERANSI IMUNOLOGIK
Merupakan
suatu keadaan ketidak mampuan merespon monologik, disebut juga imuno supresi ,
dimana AG tidak dapat merangsang respon imun, benda asing dianggap sama
denga benda2 dlm tubuh
JENIS2 TOLERANSI
1.
toleransi sentral
; tidak ditemukan AB bila mendapat tantangan dari AG
mekanisme
; ketidakmampuan melangsungkan respon imun terhadap AG eksogen
2.
toleransi feriper
; di induksi melalui aktivasi T-supresor
mekanisme
T imunologik alami ; merespon imun terhadap AG endogen
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TOLERANSI
1.
Ketidak matangan imunologik
2.
faktor genetic, dapat merusak
/meningkatkan respon imun
3.
dosis AG, dapat mempengaruhi lamanya
toleransi
4.
cara pemberian AG
5.
manifulasi tertul;is
6.
pemberian radiasi
MEKANISME INDUKSI TOLERANSI
a.
dengan teori penghapusan klon
b.
teori abortus, disini terjadi
kegagalan dalam perkembangan menjadi sel imuno kompoten
PERANAN LIMPOSIT T
DAN B
Induksi
toleran bagi limfosit T, beda bagi lim B dalam dosis dan waktu
PERANAN SEL T SUP
T
sup akan muncul bila ada kelemahan rx AG terhadap makrofag dan adanya gangguan
genetic
PERANAN LIMPOSIT T HELP
Dapat
diimbangi aktifitasnya oleh T sup
T sup muncul bila;
adanya
kelemahan rx AG + makrofag
adanya
gangguan genetik
untuk
mengimbangi keaktifan dari sel T help
PENYAKIT AUTO IMUN
Merupakan suatu
penyakit dimana system imun yang berubah strukturnya, struktur monologik punya
kemampuan untuk mengenali komponen tubuh itu sendiri dan komponen diluar tubuh
(AG) akibatnya timbul respon imun dalam bentuk AB.
TUJUAN; untuk
menghancurkan, merusak,mengeluarkan AG dari dalam tubuh.Terjadi kontak waktu
embriogenesis , jika terjadi kontak lagi maka akan terjadi rx yang menimbulkan
peny. Auto imun
TIDAK TERJADI
TOLERANSI IMUNOLOGI APABILA:
1.
bila AG itu otology
( tersembunyi)sehingga pada saat embriogenesis tidak mengalami kontak dengan
system imun
2.
AG berubah sifat
; dipengaruhi oleh zat kimia, fisika,mo, sehingga tidak dikenali lagi
3.
adanya pelepasan klon dari limposit
; komponen tubuh menjadi yang dikenali sebagai komponen asing sehingga dapat merangsang system imun untuk
sel imunokompoten
4.
AG heteropil
; jenis dari mo tertentu yang punya epitop yang sama bentuknya dengan sis.
Komponen taubuh sehingga dapat bereaksi silang terhadap tubuh sendiri
ORGAN SPESIFIK DAN NON SPESIFIK
Penyakit Auto Imun Organ Spesifik
Kegagalan
autotoleransi yang ditujukan terhadap jaringan organ tertentu, contoh ; maag,
diabet
penyakit auto imun
non spesifik
Tidak
terdapat elemen organ tertentu, contoh ; rematik diomana ia akan bereaksi
dengan IgG yang ditujukan pada sendi sehingga dapat merusak tulang
No comments:
Post a Comment