CEFIKSIM
Komposisi : sefiksim 100
mg kapsul
Indikasi : Pengobatan
infeksi pada saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas termasuk suspek
dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa
Enterobacteriaceae; tidak termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan
ureter
Dosis : 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam;
Gonorrhoeae pada serviks dan uretra tanpa komplikasi yang disebabkan oleh
N.gonorrhea : 400 mg dosis tunggal. Selama maksimal 10 hari.
Efek samping : 10% : Saluran cerna : Diare (16%)
2-10% : Abdominal pain, mual, dispepsia, perut kembung(flatulense),
2% : Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan BUN, kandidiasis, peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit kepala, hepatitis, hiperbilirubinemia, erythema multiforme, facial edema, demam, jaundice, leucopenia, pruritus, colitis pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness, sindrome Stevens-Johnson,trombositopenia,urtikaria, vaginitis, muntah. Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lain termasuk agranulositosis, kolitis, nefritis intertisial, pendarahan, anemia aplastik dan hemolitik, pansitopenia, disfungsi ginjal, superinfeksi, nefrotoksik.
2-10% : Abdominal pain, mual, dispepsia, perut kembung(flatulense),
2% : Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan BUN, kandidiasis, peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit kepala, hepatitis, hiperbilirubinemia, erythema multiforme, facial edema, demam, jaundice, leucopenia, pruritus, colitis pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness, sindrome Stevens-Johnson,trombositopenia,urtikaria, vaginitis, muntah. Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lain termasuk agranulositosis, kolitis, nefritis intertisial, pendarahan, anemia aplastik dan hemolitik, pansitopenia, disfungsi ginjal, superinfeksi, nefrotoksik.
Farmakokinetika : Absorbsi : 40-50%. Distribusi
: Didistribusikan secara luas di dalam tubuh dan mencapai efek pada konsentrasi
terapi dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan sinovial, perikardial,
pleural dan cairan peritonial, empedu, sputum, urin tulang, jantung, saluran
empedu, kulit dan jaringan lunak. Ikatan Protein : 65%. Waktu paruh
eliminasi : pada fungsi ginjal normal : 3-4 jam; pada kerusakan ginjal : diatas
sampai lebih dari 11,5 jam. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak pada
serum : 2-6 jam, lebih lama dengan adanya makanan. Ekskresi : Urin
(50% diabsorbsi dari dosis sebagai obat aktif); feses (10%).
Mekanisme aksi : Menghambat sintesis dinding sel
bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin
(penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat tahap
transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat
biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim
autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.
No comments:
Post a Comment