SIPROFLOKSACIN
Struktur
Kimia:
- Nama kimia : asam 1-cyclopropyl-6-fluoro-1 ,4-dihidro-4-okso-7-(1-piperazinyl) quinolinecarboxylic.
- Rumus molekul : C17H18FN3O3
- Berat molekul : 331,4
- Metode analisis : kromatografi, spektrofotometri
a) INDIKASI:
Anak – anak:Infeksi saluran urin dan
pyelofritis yang disebabkan oleh E.coli. catatan: meskipun demikian,
siprofloksasin bukan merupakan obat pilihan pertama. Anak – anak dan
dewasa:untuk menurunkan angka kejadian atau progress penyakit terkait dengan baccilus
anhraticus. Pada infeksi mata; digunakan untuk mengobati infeksi pada okular
(corneal ulcer, conjungtivitis) atau bakteri sejenis.Dewasa:untuk pengobatan
infeksi yag disebabkan bakteri:
Infeksi saluran urin; cistitis akut tanpa
komplikasi pada wanita; prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah
(termasuk eksaserbasi akut dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi
kulit;tulang dan persendian; infeksi intraabdominal komplek; diare karena
infeksi; demam tyfoid karena Salmonella typhi; pneumonia nosokomial, terapi
empiris febrile neutrophenic (kombinasi dengan piperacillin).
b)
DOSIS,
CARA PEMBERIAN, LAMA PEMBERIAN
DOSIS ANAK-ANAK: Oral: Infeksi saluran urin atau
pyelofritis: anak 1-17 tahun: 20-30 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis terpisah
(setiap 12 jam) untuk 10-21 hari. Maksimal 1.5 g/hari. Cistitis fibrosis: anak
5-17 tahun; 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam, pemberian selama 1
minggu Injeksi: infeksi saluran urin komplikasi pada anak 5-17 tahun: 6-10
mg/kg setiap 8 jam untuk 10-21 hari (maksimum 400 mg/dosis) Cistitis
fibrosis:anak 5-17 tahun; 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam untuk
satu minggu.
DOSIS DEWASA: Oral: Infeksi saluran urin: Infeksi saluran
urin akut tanpa komplikasi: 250 mg setiap 12 jam selama 3 hari. Infeksi saluran
urin akut dan pyelonefritis tanpa
komplikasi: sedíaan lepas lambat 1000 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari.
cistitis akut tanpa komplikasi sediaan lepas lambat 500 mg setiap 24 jam selama
3 hari. Infeksi saluran urin sedang : 250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
Infeksi saluran urin berat: 500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari. infeksi
saluran nafas bawah, dan infeksi pada kulit: 500 – 750 mg dua kali sehari untuk
7-14 hari, tergantung juga dengan kegawatan dan keparahan infeksinya. Infeksi
pada tulang dan persendian: 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung
kegawatan dan kepekaan dari bakteri penginfeksinya.
c)
FARMAKOLOGI
Absorbsi: oral; tablet; cepat (50-85%). Distribusi: Vd
2.1-2.7 L/kg; tersebar ke hampir seluruh jaringan tubuh, menembus plasenta dan
ASI (air susu ibu). Ikatan protein: 20-40%. Metabolisme: secara hepatik parsial
menjadi 4 metabolit (sedikit yang punya aktifitas). T½ eliminasi: anak-anak 2.5
jam; dewasa dengan fungsi ginjal normal 3-5 jam. T max: oral; sediaan tablet
0,5-2 jam; sediaan lepas lambat 1-2,5 jam. Ekskresi: urin 30-50% dalam bentuk
utuh, feses 15-43%. Kadar terapetik: 2.6-3 mcg/mL; Kadar toxic >5 mcg/mL.
d)
KONTRAINDIKASI
Injeksi: sediaan infus disimpan pada suhu 5-25°C
terlindung dari cahaya dan pembeku (freezer). Sediaan vial disimpan dalam suhu
5-30°C terlindung dari cahaya dan pembeku (freezer), pengenceran 0.5-2 mL
siprofloksasin dapat bertahan selama 14 hari jika disimpan dalam suhu kamar.
Tetas mata: disimpan pada suhu 2-25°C, terlindung dari cahaya. Mikrokapsules
untuk Suspensi oral: disimpan pada suhu 25°C; hasil pengenceran yang mengikuti
prosedur dan tersimpan pada suhu dibawah 30°C dan terhindar dari pembeku, obat
dapat bertahan 14 hari. Tablet: disimpan pada suhu 30°C; tablet lepas lambat
15-30°C.
e)
EFEK
SAMPING
Angka Kejadian 1-10% : SSP : Kejadian neurologi
(anak-anak 2% meliputi gangguan tidur, pusing dan cemas); demam (anak 2%);
sakit kepala (pemberian IV); gelisah (pemberian IV). Dermatologi : Ruam kulit (anak 2% dewasa 1%).
Gastrointestinal : Mual (anak/dewasa 3%); diare (anak 5%, dewasa 2%); muntah
(anak 5%, dewasa 1%); nyeri lambung (anak 3%, dewasa<1%); gangguan
pencernaan (anak 3%). Hepatik : Peningkatan SGOT/SGPT (dewasa 1%). Lokal :
Reaksi pada tempat injeksi (pemberian IV). Saluran pernapasan : Radang saluran
pernapasan (rhinitis) anak 3%. Angka Kejadian < 1% : Abnormal, ARF, agitasi,
agranulositosis, albuminuria, reaksi alergi, anafilaksis, anemia, angina
pektoris, angioedema, anorexia, anosmia, ataksia, atrial flutter, depresi sumsum
tulang, sakit pada dada, bronkhospasmus, kandidiasis, kandiduria, eritema
nosodum, dermatitis eksfoliatif, demam, fixed eruptions,flatulen, perdarahan
lambung, halusinasi, sakit kepala, hematuria, anemia hemolitik, kegagalan
fungsi hati, nekrosis hati, hiperglisemia, hiperpigmentasi, hipertensi,
hipotensi, hipertonia, insomnia, interstisial nephritis, perforasi
intestinal, iritabilitas, jaundice,
nyeri persendian, edema tenggorokan, sensitif terhadap cahaya terang,limfadenopati,
rasa malas, reaksi manik, methemoglobinemia, MI, migrain, moniliasis, myalgia,
myastenia gravis, myoclonus, nefritis, nystagmus, hipotensi ortostatik,
palpitasi, pankreatitis, pansitopenia, paranoia, parestesia, neuropati perifer,
petenchia, perpanjangan waktu PT/INR, pseudomembranous colitis, psikosis, edema
paru, renal calculi, kejang; peningkatan serum kolesterol dan trigliserida;
sindrom stevens-johnson; takikardi, hilang rasa, kerusakan tendon, tendonitis,
tromboflebitis, tinitus, toxic epidermal nekrolisis, tremor, perdarahan
uretral, kandidiasis vagina, vaginitis, vasculitis, ektopi ventricular,
gangguan visual, rasa lemas.
f)
INTERAKSI
·
Interaksi
dengan obat lain
Meningkatkan efek:
Meningkatkan efek toksik dari substrat CYP1A2 (seperti; aminofilin,
fluvoxamine, mexiletin, mirtazapin, ropinirol, trifluoperazin), gliburid,
metotreksat, ropivacaine, teofilin, dan warfarin. Jika digunakan dengan
kortikosteroid maka akan dapat meningkatkan kerusakan tendon. Jika digunakan
dengan foscarnet dapat meningkatkan efek kejang. Probenezid kemungkinan
meningkatkan kadar siprofloksasin. Menurunkan efek: Antasida, suplemen
elektrolit oral, quinapril, sukralfat, kemungkinan juga siprofloksasin dapat
menurunkan kadar fenitoin.
·
Interaksi
dengan makanan
Makanan (kalsium
yang ada dalam sari buah, multivitamin dan mineral)kemungkinan menganggu
penyerapan siprofloksasin pada saluran cerna akibat efek kation divalen dan
trivalen.Sebaiknya obat digunakan 2 jam sebelum
makan atau 6 jam setelah makan. Jika siprofloksasin dalam bentuk obat
lepas lambat, digunakan 4 jam sebelum makan dan 6 jam setelah makan. Kofein
(dari kopi), jika dikonsumsi bersamaan dengan siprofloksasin dapat meningkatkan
efek detak jantung yang berlebihan atau stimulasi SSP meningkat.
g) PERINGATAN
Kemungkinan dapat meningkatkan respon SSP, perlu
monitoring terhadap pasien yang diketahui mempunyai kelainan pada SSP.
Pengobatan jangka panjang dapat mengakibatkan suprainfeksi. Kerusakan tendon,
pernah dilaporkan ketika siprofloksasin digunakan bersamaan dengan quinolon
lainya. Reaksi hipersensitifitas gawat seperti anaphilasis pernah terjadi jika
pengobatan dengan golongan quinolon lainya.
h)
INFORMASI
PASIEN
Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya
siprofloksasin digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Obat
digunakan dalam keadaan perut kosong (2 jam sebelum makan atau 6 jam setelah
makan). Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon
hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap
menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah
menggunakan obat, maka harap menghubungi dokter.
i)
MEKANISME
AKSI
No comments:
Post a Comment