Monday, July 27, 2015

Metabolisme/ Biotransformasi



Metabolisme/ Biotransformasi :
Adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan biasanya dikatalis oleh enzim.

Pada proses metabolisme/biotransformasi ini molekul obat

1.   akan diubah menjadi bentuk polar (mudah larut dalam air), sehingga mudah di ekskresikan melalui urin.
2.   obat umumnya jadi tidak aktif (mengakhiri kerja obat).


Ada juga obat sehabis dimetabolisme (metabolit) menjadi sama aktif atau lebih aktif atau membentuk efek yang lain dari asalnya.

Prodrug : merupakan calon obat yang diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini.

Reaksi biokimia yang terjadi selam metabolisme ini dibedakan atas :

Reaksi fase I : oksidasi, reduksi atau hidrolisis
Reaksi fase II : konyugasi metabolit dengan substat endogen
(asam glukoronat, sulfat, asetat atau asam amino).

Enzim yang berperan dalam biotransformasi :
Enzim mikrosom (terletak dalam retikulum endoplasma halus),
dan Enzim non mikrosom.

Kedua enzim tersebut terdapat dalam
1.   sel hati
2.   sel jaringan lain (ginjal, paru, epitel sal. Cerna).

Aktivitas ke dua enzim tersebut ditentukan oleh faktor genetik, sehingga metabolisme obat sangat bervariasi setiap individu.

metabolisme obat di hati: dapat terganggu bila terjadi kerusakan parenkim hati (disebabkan hepatotoksik) atau serosis hepatis.

Enzim mikrosom dapat dirangsang maupun dihambat aktivitasnya oleh zat kimia tertentu. Mis.

Phenobarbital dapat meningkatkan biotransformasi banyak obat
Hidrokarbon polisiklik meningkatkan metabolisme beberapa macam obat saja.


Pemberian obat bersama dengan zat penginduksi enzim metabolisme :

perlu peningkatan dosis untuk mencapai efektivitas yang sama.
Mis. Warfarin bersama pentobarbital, perlu peningkatan dosis warfarin untuk mendapatkan efek antikoagulan yang diinginkan, bila penobarbital dihentikan, dosis warfarin harus diturunkan.



Simetidin dan etanol dapat menghambat enzim sitokrom P450 pada manusia.
Oksidasi obat-obat tertentu oleh enzim sitokrom P450

dapat menghasilkan senyawa yang sangat reaktif, yang dalam keadaan normal dapat diubah menjadi metabolit yang stabil.


Karena dosis obat terlalu besar (parasetamol)

metabolit antara yang terbentuk akan banyak sekali, lagian pula inaktivasinya tidak cukup cepat, maka senyawa tersebut dapat bereaksi dengan komponen sel dan menyebabkan kerusakan  sel/jaringan.


Pada bayi neonatus (terutama bayi prematur)
1.   aktivitas enzim metabolisme adalah rendah.
2.   fungsi ekskresi belum sempurna
3.   fungsi BBB belum sempurna


Hal  ini menyebabkan bayi prematur sangat peka terhadap efek toksik obat

No comments:

Post a Comment