Digitalis purpurea
Daun digitalis yang dikeringkan terdiri
dari foxglove yang berwarna merah Digitalis purpurea
(scrophulariaceae). Tumbuhan itu adalah suatu tanaman yang memiliki masa
panennya selama 2tahun , dan umumnya terdapat di eropa dan amerika utara, yang
berbentuk suatu pahatan batu ataupun ada juga yang berbentuk bunga mawar.
Karekteristik dari daunnya pada tahun pertama adalah berwarna ungu
(kadang-kadang putih) dan membentuk bunga pada tahun yang ke 2. ini sangat
berpotensi sebagai racun
dan tidak mungkin untuk dicernakan oleh manusia. Digitalis purpurea ditanami untuk produksi obat, terutama di Eropa, daun-daun yang tumbuh pada tahun
pertama sering di panen dengan cepat dan dikeringkan pada suhu 60oC secepat mungkin pada saat
pengkoleksian. Prosedur ini memerlukan enzim-enzim inaktivasi hidrolisis yang
akan menghubungkan pertalian-pertalian glikosida hidrolisis di dalam glikosida kardioaktif yang nantinya akan menghasilkan
derivat yang aktif. Bahkan beberapa hidrolisis parsial terjadi aktivitas. Panas
yang berlebihan bisa
saja menyebabkan pengeringan didalam aglikon itu kepada campuran-campuran
A14-anhidro, yang bersifat non aktif.
Karena sediaan dari digitalis ini berkhasiat
untuk jantung dan bersifat variabilitas didalam isi glikosida jantung, dan juga
memiliki perbedaan-perbedaan di sekitar struktur-strukturnya karena hidrolisa ini akan menghasilkan
enzim. Zat yang berkhasiat obat yang terdapat pada daun yang kasar tersebut di
uji kadar logamnya dengan menggunakan pengujian secara biologis, yang nantinya
akan di bandingkan secara kimiawinya. Menstandarisasi sediaan digitalis ini
dilakukan dengan cara biologis yang diubah bentuknya menjadi bentuk serbuk.
Kerjanya ialah berguna untuk memperkuat kerja dari pada otot jantung . Mungkin saja aktifitasnya dapat
dilemahkan dengan cara mencampurkannya dengan sediaan digitalis yang berbentuk
tepung/serbuk tersebut karena
itu memiliki aktifitas yang rendah atau bahan-bahan yang non aktif seperti
sejenis rumput makanan hewan (medicago
sativa) atau rumput. Obat mentah itu hampir tidak digunakan lagi sekarang,
setelah digantikan oleh sediaan murni yang mampu menghasilkan glikosidanya.
Isi
glikosida kardioaktif
dari daun digitalis purpurea adalah
0,15-0,4%, terdiri dari sekitar 30 struktur yang berbeda. Komponen-kaomponen
yang utama didasarkan pada aglikon-aglikon digitoxigenin, gitoksigenin dan
gitaloksigenin (Gambar 5.95) yang
akhir-akhir ini digunakan sebagai ester format. Glikosida meliputi 2 rangkaian
dari campuran. Yakni mereka
yang mempunyai suatu tetrasaccharida glucose-(digitoxose)s-unit
dan mereka yang mempunyai
suatu trisaccharida (digitoxose)3-unit. Kelompok yang terakhir ( glikosida sekunder) yang dihasilkan dari hidrolisis parsial dari
kelompok pembentuk glikosida utama selama pengeringan yang dilakukan oleh enzim
β-glukosidase,
yang mencabut glukosa terminal. Glikosida-glikosida pokok yang terdapat pada
daun-daun segar antar lain : purpureglikosida A dan purpureglikosida B (Gambar 5.95), secara parsial
diubah menjadi digitoksin
dan gitoksin (Gambar 5.95), yang
secara normal banyak terdapat pada pengeringan. Perubahan bentuk ini disusun secara skematis pada Gambar
5.96. Didalam daun yang segar, purpureglikosida A dapat dilambangkan dengan 50%
dari campuran glikosida,
sedangkan dalam pengeringan daun kadarnya bisa saja sedikit jika material tumbuhan
sudah tua atau kurang baik pada proses penyimpanan. Glikosida-glikosida yang
mengandung gitaloksigenin secara relatif tidak stabil, dan senyawa formil
digolongkan pada gugus golongan itu dan ini akan dihilangkan pada proses
hidrolisis.
Glikosida dari rangkaian gitaloksigenin lebih
sedikit yang bersifat aktif dibandingkan
dengan rangkaian turunan
gitaloxigenin. Digitoksin merupakan
satu-satunya campuran yang secara rutinitas digunakan sebagai obat gagal
jantung kongestif dan perawatan dari penyakit jantung arrhythmias,terutama sekali pada pemfibrilan atrium.
Digitalis Lanata
Digitalis Lanata ( Scrophulariaceae), Foxglove Grecian, adalah suatu tumbuhan atau
tanaman yang memiliki
masa panen selama 2 tahun yang berasal dari Eropa Pusat
dan Selatan, dan perbedaannya terletak
pada foxglovenya yang berwarna merah dengan daun yang lebih lembut, dan bunga
lebih kecil yang berwarna kuning-coklat. Tumbuhan ini ditanam di Eropa, Amerika
Serikat dan Amerika Selatan, dan dipanen
dan dikeringkan dengan cara yang sama dengan D.Purpurea.
Itu belum menonjolkan sebagai suatu obat mentah, tetapi digunakan eksklusif untuk
pengasingan individu glikosida jantung, terutama digoxin dan lanatosid C (
Gambar 5.97).
Isi total kardenolid mencapai 1% yang ditemukan dua hingga tiga kali pada D. purpurea. Unsur utamanya menyerupai D. purpurea, tetapi ia mengandung suatu
asetil ester yang berfungsi pada digitoxose ketiga, berada jauh dari aglikon. Kelompok
asetil ini yang membuat campuran lebih mudah untuk diisolasi dari bahan dasar tumbuhan
dan membuat proses kristalisasi lebih mudah. Pengeringan daun dengan cara yang sama disertai dengan beberapa hidrolisis parsial dari unsur daun
segar yang asli melalui bantuan enzim,
kedua terminal glukosa dan kelompok asetil yang tidak dihidrolisis, serta memperluas
daerah pengasingan campuran. Glikosida jantung D. lanata
didasarkan pada lima aglikon, digitoxigenin, gitoxigenin, dan gitaloxigenin,
seperti yang ditemukan pada D. purpurea, ditambah digoxigenin dan
diginatigenin (Gambar 5.95), yang mana tidak ditemukan pada D. purpurea. Glikosida utama berisi unit
asetil tetrasakarida glukosa-asetildigitoxose-(digitoxose)2
yang dinamakan dengan lanatosid. Lanatosid A dan C (Gambar 5.95) mendasari
komponen yang utama di dalam daun yang segar ( sekitar 50-70%) dan didasarkan berturut-turut
pada aglikon digitoxigenin dan digoxigenin. Lanatosides B, D dan E (Gambar
5.95) adalah komponen kecil yang berasal dari gitoxigenin, diginatigenin, dan
gitaloxigenin. Enzim hidrolisis lanatosid biasanya menghilangkan terminal
glukosa sebelum berpindah ke fungsi asetil, agar campuran seperti
asetildigitoxin dan asetildigoxin sama dengan digitoxin dan digoxin berada di
dalam daun kering sebagai hasil pembusukan dari
lanatosid A dan C berturut-turut.
Perubahan bentuk ini juga ditandai dengan penyederhaaan pada Gambar 5.96.
Gambar 5.97
Digoxin (Gambar 5.97) mempunyai aksi yang cepat dan juga lebih cepat
dihapuskan dari tubuh dibanding digitoxin, sehingga banyak digunakan pada glikosida jantung. Digoxin lebih hidrofil dibanding digitoxin, ikatannya kurang
kuat ke protein plasma dan sebagian besar dieliminasi oleh ginjal, sedangkan
digitoxin dimetabolisme lebih lambat oleh hati. Itu digunakan pada penyumbatan
akibat gagal jantung dan fibrilasi atrium. Lanatosid
C dan deslanosid (
desasetil-lanatosid C) (Gambar 5.97) juga telah digunakan, meskipun dalam
jumlah yang tidak sama. Lanatosid C dan deslanosid
(desasetil-lanatosid C) mempunyai aksi yang sangat cepat dan cocok untuk pengobatan jantung dalam bentuk suntikan. Suatu turunan medigoxin semisintetis atau metildigoxin
( metil yang menggantikan glukosa pada lanatoside C) ( Gambar 5.97) juga telah
tersedia, jalur serta ketersediaan hayatinya lebih aktif dan lebih baik.
Glikosida jantung meningkatkan kekuatan kontraksi jantung,
yang menyebabkan meningkatnya output jantung dan membiarkannya beristirahat antar kontraksi. Efek yang utama pada jantung yakni menghambat Na+/K+-ATPase
pada membran sel otot jantung, secara spesifik menghambat pompa Na+,
dengan demikian konsentrasi Na+ dalam sel meningkat. Resultan
penurunan gradien Na+ ke seberang membran sel mengurangi energi yang
tersedia untuk pengangkutan Ca2+ ke luar sel, sehingga terjadi
peningkatan konsentrasi Ca2+ di dalam sel, dan memiliki efek
ionotropik positif dan meningkat kekuatan konsentrasi. Peningkatan peredaran darah juga cenderung meningkatkan
fungsi ginjal yang mendorong ke arah diuresis dan hilangnya cairan edema pada penyakit
jantung. Akan tetapi, efek diuretik penting dalam pengobatan penyakit buang air yang lebih aman jika dikendalikan oleh obat diuretik.
Untuk pengobatan gagal jantung, pada awalnya memuat dosis glikosida jantung yang diikuti oleh dosis yang beraturan, banyaknya pengaturan tergantung
pada ketersediaan hayati obat dan metabolisme atau hasil ekskresi. Oleh karena tingkat
keracunannya yang ekstrim pada campuran ini (tingkat pengobatannya adalah 50-60% dosis racun;
suatu dosis lazim yang sehari-hari hanya sekitar 1 mg) dosis harus dikendalikan
secara hati-hati. Ketersediaan hayati kadang-kadang tak menentu dan dapat
bertukar-tukar dalam pembuatan sediaan, maka pasien tidak harus melengkapi
dengan persiapan yang berbeda selama perawatan mereka. Masing-masing pasien juga
dipisahkan glikosida atau metabolisnya oleh hidrolisis kepada aglikon
pada tingkat yang berbeda, dan idealnya proses ini harus dimonitor. Tingkat
obat di dalam plasma darah dapat diukur secara cepat dengan radioimmunoassay
yang menggunakan suatu spesifik antibodi. Suatu specific antibodi - digoxin kedua-duanya tersedia untuk pengujian
kadar logam dan juga sebagai alat mencegah terjadinya overdosis digoxin. Hal
itu telah berhasil pada digitoxin yang mencegah terjadinya overdosis, dengan
demikian telah menunjukkan sedikit banyaknya
kespesifikan yang lebih luas. Pengobatan digoxin pada gagal jantung masih dipertanyakan. Karena digoxin masih
dikenal untuk pengobatan pada pemfibrilan atrium.
Banyak jenis lain Digitalis, contohnya, D.
dubia, D. ferruginea, D. grandiflora, D. lutea, D.Mertonensis, D. nervosa, D.
subalpina dan D. thaspi yang berisi
glikosida kardioaktif yang terdapat di dalam daun-daunnya, dan beberapa telah
dievaluasi dan ditanami untuk penggunaan obat.
No comments:
Post a Comment