KUINON
1.Pendahuluan
Quinon merupakan senyawa yang mengandung oksigen yang khususnya
berasal dari turunan Homolog aromatic teroksidasi dan dikarakterisasi dengan
adanya bentuk 1,4-diketo-sikloheksa-2,5-dien ( para-quinon ) atau mungkin dalam
bentuk 1,2-diketo-sikloheksa-3,5-dien ( ortho-quinon ). Secara alamiah quinon
terbentuk melalui ; dione yang tekonjugasi menjadi inti aromatic ( benzoquinon
), terkonjugasi menjadi sebuah sistem aromatik polisiklik terkondensasi,:
naftalen ( naftoquinon ), antracen ( antraquinon ), 1,2- benzantren (
antrasiklinon ), naftodiantren ( naftodianthron ), perylen, fenantren dan
lain-lain.
Karena quinon diperoleh dari oksidasi
fenol, timbul sebuah pendapat untuk memasukkan pola quinon dalam kelas yang
berbeda dari metabolit sekunder. Kemudian beberpa jenis flavanoid quinon
ditemukan ( dari oksidasi cincin B ), dan diikuti dengan penemuan sejumlah
quinon yang mempunyai rangka terpenoid. Pada penemuan terakhir didapat quinon
diterpenoid dengan rangka abietan, yang merupakan karakteristik Lamiaceae. Pada
kasus yang sangat jarang terjadi, bentuk quinon mungkin dikombinasikan dengan
sebuah nitrogen heterosiklik ( carbazolequinon )
Benzoquinon dan naftoquinon dengan
rantai poliisopren yang panjang, lipoquinon atau bioquinon ; tidak dapat
ditemukan disini. Sebagai tambahan, ubiquinon ( secara umum ), plastoquinon,
dan tokoferil-quinon ( pada tumbuhan tingkat tinggi dan alga ) termasuk pembawa
electron pada respirasi sel dan fotosintesis, dan dengan demikian tidak
dianggap sebagai metabolit sekunder. Ada beberapa pemanfaatan phyllo dan
menaquinon ( Vitamin K )
2. DISTRIBUSI QUINON
Lebih dari 1200 quinon telah
diterangkan, terutama dari kingdom tumbuh-tumbuhan; pada angiospermae,
Gymnospermae, Fungi, Lumut, dan sangat
jarang pada Filices. Kelompok ini jarang
ditemukan pada kingdom hewan, khussunya pada echinodermata dan
Arthopoda.
Benzoquinon sederhana merupakan
karakteristik dari Arthopoda dan agak jarang pada tumbuhan tingkat tinggi,
dimana mereka tampaknya spesifik pada familiy tertentu : Myrsinaceae,
Primulaceae, dan Boraginacea. Yang paling banyak tersebar adalah
2,6-dimetoksi-1,4-benzoquinon yang mungkin merupakan produk degradasi dari
lignin.
Distribusi naftoquinon terbatas pada
Fungi dan tersebar luas pada Angiospermae. Dan naftaquinon juga terdapat dalm
bebrapa family dalam jumlah terbatas : Bignoniaceae, Ebebaceae, Droseraceae,
Juglandaceae, Plumbaginaceae, Boraginaceae, Lythraceae, Proteaceae, Verbenaceae
dan laninnya.
Anthraquinon tersebar secara luas :
Fungi, Lumut, dan sedikit Spermatophyta. Mereka ditemukan melimpah pada
sekelompok anggota Family Angiospermae : Rubiacea, Fbaceae, Ploygonaceae,
Rhamnaceae, Liliaceae, Schophulariaceae, dan lainnya, dan sering ditemukan dalm
bnetuk glikosida.
3. BIOSINTESIS
Biosntesis quinon dikarakterisasi pada
berbagai jalur metabolik yang terjadi pada berbagai organisme untuk memperjelas
jumlah beberapa prekursor mereka yang terbatas: asetat dan malonat, mevalonat,
dan fenilalanin.
Jalur Polyketida
Pada beberapa kasus, struktur quinon
ditunjukkan dari biosintesanya yang melalui siklisasi dari sebuah
poli-β-ketoester : yang dapat berupa chrysophanol dan secara umum membentuk
1,8-dihidroksianthraquinon; dapat juga
dapat merupakan aleosaponarin I dan senyawa yang berhubungan lainnya. Beberapa
naftaquinon ( contohnya pada plumbiginaceae )mempunyai ciri tertentu.
Jalur Mevalonat dan Asam
Chorismat
Jalur lain yang banyak terjadi pada
tumbuhan tingkat tinggi yaitu melalui sam o-suksinilbenzoat
(=OSB= asam 4-(2’-carboksifenil)-4-oxobutanoat).asam
ini dicapai melalui reaksi asam chorismat dengan asam α-ketoglutarat yang
mebentuk thiamin pirofosfat. Kemudian ini diasilasi oleh koenzim A dan
mengalami siklisasi menjadi asam 1,4-dihidroksi-2-
naftaoat (=DHNA), yang merupakan prekursor awal dari naftoqinon. Pada kassu
lain, khusunya pada Rubiaceae, jalur ini juga dapat menghasilkan anthraquinon :
dengan Isoprenilasi pada posisi 3-DHNA oleh dimetiallil pirofosfat (=DMAPP),
siklisasi, dan aromatisasi. Pada famili lain DMAPP mengalmi alkilasi pada C-2.
Jalur Asam 4-hydoksibenzoat
Jalur Asam p-hydoksibenzoat terjadi pada Boraginaceae membnetuk naftoquinon
berupa shikonin dan isomernya alkannin. Asam 4-hydoksibenzoat dicapai melalui
metabolisme fenilalanin, yang bertindak sebagai penerima alkilasi oleh molekul
genayl pirofosfat (=GPP).
4.KHASIAT, EKSTRAKSI, PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI
Dasar khasiat/efek dari quinon adalah
sifatnya yang dapat membentuk hydroquinon ( yang membuat mereka berperan sebagi
reagent oksidasi ) dan kecenderungannya untuk menambah nukleofilik.
Quinon bebas praktis ridak larut dalam
air, dan dapat diekstraksi dengan pelarut oraganik umum, dsan pemisahannya
dilakukan dnegan teknik kromatografi umum. Benzoquinon dan naftoquinon dapat
dilakuakn dengan distilasi uap. Mereka cukup stabil terhadap panas, tetapi
masih ada kemungkinan pembentukan artefak, contohnya oksidasi oleh silika gel
pada 7-metiljuglone memnetuk metilnaftarizin dan dimernya, atau metoksilasi naftoqunon
oleh metanol.
Ekstraksi glikosida daapt dialkukan
dengan air atau larutan hydroalkohol. Penemuan bentuk tereduksi ( quinol,
anthron ) sangat sulit dilakukan: harus dilakukan pada temperatur rewndah, jauh
dari cahaya dan di bawah nitrogen untuk mencegah oksidasinya secara spontan
selama proses ekstraksi.
Berbagai reaksi warna dapat digunakan
untuk karakterisasi quinon. Yang paling utama adalah reaksi Brontager’s, yang
dilakukan dengan cara melarutkan quinon dalm medium larutan alkali: larutan
menampakkan warna dalam range tertentu, tergantung pada struktur dan subsituen
dari quinon itu sendiri, dari
orange-merah menjadi keunguan-violet. Reaksi ini juga dapat dilakuakn pada plat
KLT. Pada kasus yang spesifik dari 1,8-dihidroksianthraquinon denagn magnesium
asetat sering terjadi membentuk waran yang mantap.
Kuantitasi quinon dapat dilakukan dengan
spektrofotometri, dan berdasarkan reaksi warna diatas. Sekarang ini qualiti
kontrol dari obat ini dalam perdagangan dilakukan dengan HPLC ( pada fasa
Normal, kondisi isokratik, dan deteksi UV).
No comments:
Post a Comment