2.1.
Monografi Zat Aktif
Papaverina Hidroklorida
6,7-dimetoksi-1-(3,4-dimetoksibenzil)-isokinolina
hidroklorida
C20H21NO4.HCl
BM 375,86
Papaverina Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 99,0%
C20H21NO4.HCl, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih; tidak berbau;
rasa pahit, kemudian pedas.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 40 bagian air dan
dalam lebih kurang 120 bagian etanol
(95%) P; larut dalam kloroform P;
praktis tidak larut dalam eter P.
Identifikasi :
A. Larutkan 10 mg dalam 1 ml asam sulfat P, panaskan hingga suhu 160o:
terjadi warna violet.
B. Menunjukkan reaksi klorida
yang tertera pada Reaksi identifikasi.
C.
Larutkan lebih kurang 20 mg dalam 9 ml air yang telah ditambah amonia encer P; biarkan; terbentuk
endapan. Saring, cuci endapan dengan air; suhu
lebur endapan lebih kurang 146o.
Kesempurnaan larut 200 mg larut sempurna dalam 10ml air
bebas karbondioksida P, larutan
jernih, praktis tidak berbau.
Serapan inframerah spektrum serapan inframerah hanya
menunjukkan maksimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada papaverina hidroklorida PK.
Serapan ultra violet Spektrum serapan violet larutan
0,0000025 % b/v menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada papaverina hidroklorida PK.
Serapan maksimum lebih kurang 250 nm tidak boleh berbeda
lebih dari 3,0%.
Keasaman kebasaan pH larutan 2,0 % b/v
3,0 sampai 4,5.
Morfina:Pada 5 ml larutan 2,0 % b/v
dalam asam klorida 0,1 N tambahkan 2
ml larutan natrium nitrit P dan 3 ml amonia encer P terjadi warna kuning yang
tidak lebih tua dari warna larutan 5 ml morfina
anhidrat P 0,002 % dalam asam klorida
0,1 N yang dikerjakan dengan cara yang sama.
Susut Pengeringan : Tidak lebih dari
1,0 %.
Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1
%.
Penetapan kadar : Lakukan penetapan
menurut cara I yang tertera pada Titrasi
bebas air menggunakan 600mg yang ditimbang saksama.
1ml asam perklorat
0,1 N setara dengan 37,59 mg C20H21NO4.HCl.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Khasiat dan penggunaan :
Spasmolitikum.
Dosis maksimum: Sekali 200mg,
sehari 600mg.
2.1.
Tinjauan Farmakologi
Papaverine
berkhasiat sebagai spasmolitika, yakni melepaskan kejang-kejang otot yang
sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare. Waktu paruh biologi papaverine yang diberikan secara oral
antara 1 sampai 2 jam. Sekitar 90% dalam bentuk protein plasma.Papaverine
sebagian besar dimetabolisme di hati dan dikeluarkan melalui urine, hampir
seluruhnya dalam bentuk metabolit terkonjugasi fenolik glukoronat. Efek systemik
setelah suntikan intracavernosal papaverine menunjukkan bahwa ada beberapa yang
didistribusikan ke dalam sirkulasi systemic dari corpus cavernosus.
2.2.
Tinjauan Farmakodinamik
Indikasi : kolik kandung kemih dan ginjal dan kondisi
yang memerlukan relaksasi dari otot polos, emboli perifer dan mesenterik.
Kontra Indikasi :
Insufisiensi hati
Perhatian :
Ibu hamil dan laktasi. Glaukoma, hipersensitivitas hati
Efek Samping : Efek yang kurang
baik dari papaverine secara oral meliputi gangguan gastrointestinal, muka
kemerahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, mengantuk, ruam kulit,
berkeringat, hypotensi orthostatic, dan pusing serta hipersensitivitas hati.
Dosis :
100 – 300 mg/hr, terbagi dalam 3-5 dosis.
No comments:
Post a Comment