Monday, September 7, 2015

PROSEDUR TETAP STERILISASI SARUNG TANGAN UNTUK DIGUNAKAN PADA PROSES STERIL



PENDAHULUAN
Permukaan kulit yang secara konstan melepaskan sel-sel kulit menjadi sumber pencemaran mikroba dan partikel dalam ruang steril. Untuk menghindari pencemaran sejenis ini, karyawan harus menutupi tangannya dengan sarung tangan bedah sampai menutupi lengan atas. Sarung tangan yang biasanya terbuat dari latex harus cukup tebal untuk tahan dipakai, dicuci dan disterilkan dalam otoklaf berulang kali bila diperlukan. Hanya sarung tangan yang bersih dan steril yang boleh digunakan dalam ruang steril.
2.   PROSEDUR
2.1.      Periksa ssarung tangan sebelum digunakan terhadap lubang-lubang halus. Isi sarung tangan dengan air dan tekan perlahan-lahan sambil diputar ujungnya untuk mendeteksi lubang.
Sarung tangan yang bocor tidak boleh digunakan
2.2.      Untuk menghilangkan bedak, sarung tangan yang telah disortir, dicuci dengan air ledeng, kemudian dengan air murni
2.3.      Balik sarung tangan dan cuci ulang. Peras sisa air sampai kering
2.4.      Sarung tangan dibungkus dalam kertas perkamen dengan ukuran yang tepat
2.5.      Bungkusan sarung tangan harus berisi jumlah cukup untuk penggunaan satu hari saja
2.6       Bungkusan sarung tangan dimasukkan ke dalam wadah atau baki baja tahan karat tertutup yang sesuai dan disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121oC selama paling sedikit 20 menit
2.7.      Lobang wadah harus berada dalam barisan terbuka selama proses sterilisasi
2.8.      Segera setelah otoklaf dibuka untuk pengeluaran muatannya, abrisan lobang wadah ditaruk dalam kedudukan tertutup
2.9.      Wadah dikeluarkan dari otoklaf dan disimpan dalam lemari yang dilengkapi dengan lampu ultra violet
2.10.    Wadah tidak boleh dibuka sampai sarung tangan diperlukan
2.11.    Pada waktu rehat, sarung tangan direndam dalam isopropanol 70 % dalam wadah tertutup
2.12.    Setiap akhir hari kerja sarung tangan yang sudah digunakan disingkirkan, sarung tangan baru yang bersih dan disterilkan digunakan untuk keesokkan harinya.

3.   Sejarah
Versi          Alasan dari revisi
01              Edisi pertama
02
03

No comments:

Post a Comment