Monday, September 7, 2015

VALIDASI METODE ANALISIS



TUJUAN

Validasi metoda analisis wajib dilaksanakan dan secara berkala dilakukan pengkajian ulang untuk menjamin bahwa metoda tersebut tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya (handal/absah).

RUANG LINGKUP
  1. Prosedur ini berlaku untuk semua metoda analisis fisiko-kimia dan biologi yang digunakan do laboratorium.
  2. Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metoda analisis, misalnya dalam kasus berikut ini :
 perubahan proses sintesa bahan berkhasiat
 perubahan komposisi obat jadi, bila perlu
 perubahan prosedur analis

TANGGUNG JAWAB
Manager Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
  1. Menjamin bahwa semua metoda analisis telah divalidasi sebelum digunakan untuk pengujian rutin.
Kecuali metoda analisis redmi atau Farmakope yang berlaku dan metoda analisis yang digunakan untuk percobaan.
  1. Menetapkan protokol validasi untuk tiap metoda analisis dan menyususn laporan validasi bersdasarkan protokol tersebut.

Manager Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
  1. Melakukan pengkajian dan menyetujui protokol validasi sebelum dilakukan validasi.
  2. Melakukan pengkajian terhadap data dan laporan validasi dan menjamin kelengkapan laporan sebelum ditanda tangani dan diserahkan kepada atasannya untuk dimintakan persetujuan akhir akhir dan pengesahan.
  3. Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi hasil pelatihan sdebelum validasi dilakukan.

Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
  1. Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan memeriksakebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
  2. Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan instrumen yang digunakan untuk validasi telah diperbaharui.
  3. Menjamin bahwa semua protap yang berhubungan dengan validasi metoda analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.
  4. Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk reagensia dan baku pembanding belum daluarsa.

Analisis di Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
  1. Melaksanakan validasi metoda analisis sesuai dengan protokol validasi.
  2. Mencatat hasil uji dalm dalam format yang twepat.
  3. Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.
Prosedur :
  1. Buat protokol validasi metoda analisis.
            Tujuan
            Ruang lingkup
            Prosedur langkah demi langkah
            Metoda untuk evaluasi
            Kriteria penerimaan
            Dokumentasi dan Laporan
            Rekomendasi.
  1. Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
            Presisi (kriteria Intrea Metoda Analisis)
Dikenal tiga tipe presisi :
            Keberulangan (Repeatability)
Keberulangan harus dinilai menggunakan :
(a)    Minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metoda analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi / masing-masing 3 replikasi), atau
(b)    Minimum6 penentuan pada konsentrasi 100 % kadar analit.
            Presisi antara :
(a)    Dapat mengguanakan beberapa operator dengan sumber reagensia dan hari yang berbeda.
(b)    Menentukan berapa lama reagensia stabil, dan
(c)    Monitoring metoda analisis dengan menilai reprodusibitas pengujian terhadap beberapa lot (sedikitnya 6 lot).
            Reprodusibilitas
Dapat menggunaklan beberapa laboratorium untuk validasi metoda analisis, agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja metoda analisis.
Apakah metoda analiasis reprodusibel ?
(a)    Apakah simpangan baku relatif (SBR) itu ? SBR adalah (Simpangan baku / rata-rata) x 100. bila sampel dianalisis beberapa kali.
(b)    Apakah metoda analisis memenuhi persyaratan SBR ?
      persyaratan SBR adalah sebagai berikut :    

No
Tipe Metoda Analisis
Persyaratan SBR
1
Prosedur Penetapan Kadar bahan aktif
Tidak lebih dari 2 %
2
Metoda analisis untuk penetapan kadar cemaran :
Batas cemaran :  1-10 %
                            0,01 %
                                  1 ppm


Tidak lebih dari 2 %
Tidak lebih dari 2 %
Tidak lebih dari 2 %
                             berapa batas kepercayaan yang digunakan ?

            Akurasi 
Dibawah ini diuraikan 5 metoda penentuan akurasi metoda analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan baku dan produk obat :
            Menggunakan metoda analisis untuk menetapkan kadar analit dalam bahan baku berkhasiat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan baku pembanding sekunder).
            Bahan baku berkhasiat cemaran dalam jumlah yang diketahui ditamnbahkan kedalam plasebo. Metoda analisis ini akan digunakan untuk penetapan kadar bahan baku berkhasiat / cemaran dalam produk obat.
            Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metoda dapat dilakukan dengan tekhnik standard adisi, yaitu dengan menambahkan sejumlajh tertentu analit kedalam produk obat yang telah diketahui kadarnya. Metoda analisis akan ini digunakan untuk penetapan kadar bahan baku berkhasiat / cemaran dalam produk obat.
            Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu kedalam bahan baku berkhasiat / produk obat. Metoda analisis ini akan digunakan untuk penetapan kadar cemaran dalam bahan baku berkhasiat dan produk obat.
            Membandingkan dua metoda analisis untuk mengetahui ekivalensinya, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari metoda analisis yang divalidasi terhadap hasil yang diperoleh
dari metoda analisis yang valid (akurasi metoda analisis yang valid ini telah dilketahui). Metoda analisis ini digunakan untuk penetapan kadar bahan baku berkhasiat dalam bahan baku berkhasiat, produk obat dan penetapan kadar cemaran.
Akurasi harus dinilai mengguanakan sedikitnuya 9 penentuan dengan sedikitnya 3 tingkat konsentrasi / 3 replikasi untuk tiap prosedur analisis legkap).
Akurasi haruds dilaporkan sebagai persen temuan kembali dengan menetapkan kadar sejumlah analit yang ditambahkan kedalam contoh atau menggunakan perbedaan antara rata-rata hasil uji dan nilai sebenarnya dalam interval konfidensi yang dapat diterima.
            Batas Deteksi
Berapa konsentrasi terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat dideteksi ?
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan batas deteksi tergantung pada jenis metoda analisis apakah metoda analisis instrumental atau non-instrumental.
            Berdasarkan evaluasi visual.
Evaluasi visual dapat dapat digunakan untuk metoda analisis non-instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metoda analisis instrumental. Batas deteksi ditentukan dengan melakukan analisis terhadap sampel yang diketahui konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah yang dapat dideteksi dengan baik.
            Berdasarkan ratio signal terhadap noise
Pendekatan ini hanya dapat diterapkan pada metoda analisis yang memberikan baseline noise. Penentuan signal to noise dilakukan dengan membandingkan pengukuran signal sampel yang diketahui menhgandung analit dalam konsentrasi minimum analit yang dapat dideteksi dengan baik. Ratio signal to noise sama dengan 3 atau 2. 1 umumnya dianggap dapat diterima untuk memperkirakan batas deteksi.
            Simpangan respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
Batas deteksi dapat dinyatakan sebagai :
    

Keterangan :
-          DL = Batas deteksi
-           σ  = simpangan baku respon
-          S   = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi.

            Batas kuantitasi
Berapakah konsentrasi terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat ditetapkan secara kuantitatif dan reprodusible ?
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk penentuan batas kuantitasi, tergantung secra kuantitasi, tergantung pada jenis metoda anlaisis instrumental atau non-instrumental.
2.4.1. Berdasarkan Evaluasi Visual
Evaluasi visual dapat digunakan untuk metoda analisis instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metoda analisis instrumental. Batas kuantitasi ditentukan dengan melakukan analisis terhadap sampel yang diketahui konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah analit yang dapat ditentukan secara kuantitaf dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima.
2.4.2. Berdasarkan ratio signal to noise
pendekatan ini hanya dapat digunakan pada metoda analisis yang menberikan baseline noise. Penentuan ratio signal terhadap noise dilakukan dengan membandingkan signal yang diukur dari sampel yang mempunyai konsentrasi analit yang terendah analit yang dapat ditetapkan secara kuantitatif dengan baik, umumnya pada ratio signal terhadap noise 10 : 1.
2.4.3. Simpangan respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
batas kuantitas dapat dinyatakan sebagai :

Keterangan :
-          LOQ = Batas kuantitasi
-           σ    = simpangan baku respon
-          S     = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
           
            Selektivitas
Selektivitas merupakan ukuran spesifisitas metoda analisis.
            Metoda Identifikasi
            Penetapan kadar bahan aktif dan cemaran
            Linearitas
Apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap senyawa uji dalam sampel ?
            Bahan baku berkhasit :
(a)    Apakah kurva signal vs konsentrasi analit atau kadar analit linear ?
(b)    Apakah koefisien korelasi >0,98; dan
(c)    Bagaimana dengan perpotongan dengan sumbu y, kemiringan (slope) garis regresi dan residu jumlah kuadrat
            Produk obat :
(a)       Apakah blangko sampel di spiked sengan berbagai konsentrasi senyawa uji dalam rentang uji (sedikitnya 5 tingkat konsentrasi) memberikan respon yang linier dan
memotong sumbu y pada titik nol ? apakah koefisien korelasi > 0,98.
(b)      Bagaimana dengan residu jumlah kuadrat ?
(c)       Apakah kemiringan (slope) kurva baku yang dispikekan kesampel yang sama dengan kemiringan (slope) kurva sampel yang dispikekan dan
(d)      Apakah kurva (plot) respon terhadap konsentrasi senyawa uji linier ?
            Rentang
Rentang minimum berikut ini harus dipertimbangkan :
                  Penetapan kadar bahan baku berkhasiat : lazimnya konsentrasi uji berkisar antara 80 hingga 120 persen kadar yang tertera pada label
                  Keseragaman kandungan : meliputi konsentrasi zat uji sekurang-kurangnya berkisar antara 70 hingga 130 persen pernyataan kadar pada label, kecuali diperlukan rentang yang lebih lebardapat digunakan, tergantung pada sifat bentuk sediaan (misalnya : inhaler dosis terukur)
                  Pengujian disolusi : lebih kurang 20 persen syarat spesifikasinya untuk sediaan yang pelepasannya terkendali meliputi rentang yang divalidasi menjadi 0 – 110 % pernyataan kadar pada label.
                  Penentuan cemaran : rentanmg konsentrasi zat uji mulai dari batas cemaran yang dilaporkan hingga 120 % syarat spesifikasinya
                  Bila validasi metoda analisis penetapan kadar dan penetapan cemaran dilakukan bersama-sama sekaligus dan hanya menggunakan satu standar 100 % saja, maka pengujian linieritas harus meliputi rentang dari kadar cemaran yang dilaporkan hingga 120 % syarat dalam spesifikasinya.
            Robustnes
Ø  Bagaimana kehandalan suatu analisis terhadap variasi parameter metoda ?
Ø  Berapa lama larutan uji stabil ?
Ø  Berapa lama waktu ekstraksi ?
            Kesesuaian sistem
(a)    Apakah prosedur analisis didasarkan pada konsep bahwa peralatan, instrumen, elektronik, pelaksanaan analisis dan sampel yang akan diuji merupakan sutu sistem yang integral ?
(b)    Berapakah koefisien variasi dari sedikitnya 6 hasil analisis yang dilakukan terhadap larutan baku ?
(c)    Untuk metoda kromatoGRAFI (kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi) :
Ø  Berapakah resolusi antara dua puncak yang berdekatan?
Ø  Berapakah besarnya faktor ikutan?
Ø  Berapakah simpangan baku relatif dari hasil penyuntikan enam kali larutan bahan baku?
Ø  Berapakah angka lempeng teoritis?
Ø  Berapakah besarnya faktor kapasitas kolom?
Ø  Berapakah waktu retensi relatif?
3. Parameter validasi tambahan yang penting untuk bio-assay, sebagian disebabkan oleh lama dan kompleksitas pengujian serta lamanya penyimpangan sampel biologis, kontrol dan bahan pembanding dalam jangka panjang. Parameter tersebut adalah :
3.1 Front to black test sesuai dengan protap no…..
3.2. Freeze-thaw stability berdasarkan protap no…
3.3. Lot-to-lot precision berdasarkan protap no…..
4. Evaluasi
4.1. Lampirkan semua catatan data dan grafik, kromatogram dan spektogram
4.2.       Lakukan semua perhitungan sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pengujian serta analisis statistik
4.3.       Bandingkan hasil yang diperoleh terhadap kriteria penerimaan tiap parameter validasi
5.       Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk justifikasi dan dampaknya terhadap validitas metoda analisis bila ada
6.       Dokumentasi dan laporan validasi
6.1. Buat catatan laporan validasi untuk metoda analisis yang di validasi
        Catatan :
Dalam laporan ini tercakup tanggal mulai dan selesainya validasi dilaksanakan, hasil pengamatan yang dijumpai, kelengkapan informasi yang dikumpulkan, hasil uji dan analisis statistik, disposisi apakah hasil uji memenuhi kriteria penerimaan atau tidak, lokal uji dan data asli serta informasi lain yang relevan dengan pelaksanaan validasi.
6.2. Buat kesimpulan tentang validitas metoda analisis terhadap masing-masing hasil uji dan replikasinya.
7.             Serahkan laporan validasi ke managemen yang lebih tinggi untuk memperoleh persetujuan akhir dan pengesahan.

No comments:

Post a Comment