- Granulasi Kering (slugging)
Disebut
juga cara pencetakan ganda, oleh karena di dalam proses pembuatannya tidak
memerlukan air dan pencetakan dilakukan berulang-ulang. Cara ini berlaku untuk
zat khasiat yang tidak stabil dengan
adanya air atau panas dan sifatnya hidrofil sebab sifat yang demikian sangat
menolong sewaktu pencetakan berlangsung, bila sifat ini kurang dipenuhi,
disarankan untuk mencampurkannya dengan bahan pengisi yang memiliki sifat
kohesif yang lebih besar.
Cara
:
Setelah
proses pencampuran bahan aktif dengan air atau dengan bahan pengisi lainnya,
lalu dimasukkan ke dalam hopper dan dicetak dengan stempel dan mariks berukuran
2,18-2,5 cm atau lebih besar 1,875-3,4375 cm. Dengan cara ini pengisian
campuran serbuk lebih mudah dan dapat diberikan tekanan besar pada pencetakan
dan inilah yang dikenal dengan ‘slug’.
Granulasi
slug, dimana campuran bahan tersebut
lalu dipaksakan melalui ayakan dengan ukuran yang sesuai sehingga terbentuk
granul. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses
lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak
menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot
tablet yang diinginkan.
- Granulsi Basah
Cara
ini merupakan cara yang paling umum sebab hamper semua jenis zat khasiat dapat
diproses secara granulasi basah. Granulasi basah di dalam proses pembuatan
granulnya mempergunakan larutan bahan pengikat dalam air seperti mucilage CMC,
gom arab, gelatin, pasta pati, dll. Tablet yang dihasilkan secara granulasi
basah umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan secara cetak langsung.
Cara
:
Setelah
digunakan penimbangan bahan dan pencampuran bahan-bahan yang digunakan,
dilakukan granulasi yaitu campuran serbuk dibasahi dengan larutan bahan
pengikat sampai diperoleh distribusi bahan pengikat yang homogen, yang ditandai
dengan campuran dapat dikepal seperti salju, yang bila kepalan ditekan akan
pecah dalam distribusi ukuran partikel granul yang merata.Lalu adonan tersebut
diayak sehingga diperoleh granul dengan ukuran merata dan kompak (disebut
Pengayakan massa basah).
Granul
kemudian dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu pengeringan 50 – 60 oC.
Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses
lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak
menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot
tablet yang diinginkan.
- Granulasi Dasar
Tahap
pengerjaan sama seperti granulasi basah pada umumnya hanya pada cara granulasi
dasar, zat khasiat tidak dicampurkan bersama bahan pengisi dan bahan penghancur
dalam tetapi ditambahkan sebagai ‘fines’ kedalam granul kering bersama dengan
bahan penghancur luar dan lubrikan.
Pembuatan
Granul metaoda granulasi basah
1. Siapkan
alat dan timbang semua bahan yang diperlukan.
2. Bersihkan
lumping dan stamfer.
3. Lakukan
penghalusan Papaverin dalam lumping dengan cara menggerusnya.
4. Buat
Pasta NaCMC dengan cara :
Timbang NaCMC 4 gram
dan ditambahkan 50 ml air panas, diamkan hingga mengembang, aduk homogen.
5. Lakukan
pembuatan granulasi basah
Ke dalam lumpang yang
berisi Papaverin yang telah diggerus, tambahkan amprotab (2 g), lalu amylum 5 %
gerus hingga homogeny. Setelah itu baru tambahkan pasta NaCMC sedikit demi
sedikit sampai terbentuk adonan yang bias dikepal.
6. Lewatkan
pada ayakan mesh No. 12 kemudian keringkan pada suhu 50 – 60 oC
selama 8 – 12 jam.
No comments:
Post a Comment