CPOB :
- aspek Brain Ware [ personalia ]
- aspek Soft Ware [ perangkat lunak ] administrasi, dokumentasi, prosedur tetap [ protap ] dan validasi.
- aspek Hard Ware [ perangkat keras ] bangunan, peralatan, sanitasi, lingkungan kerja
Biofarmasi adalah suatu studi
yang mempelajari pengaruh daripada formulasi terhadap terapinya ;
1. Sifat obat [ ester, garam , complek
dst ]
2. Keadaan fisik ; ukuran partikel, luas
permukaan, polimorfisa, memutar
bidang polarisasi dst.
3. Ada tidaknya zat tambahan / pembantu
4. Bentuk sediaan obat [ dosage form ]
5. Proses pembuatan sediaan obat
catatan : - beda bentuk sediaan
pada route yang sama
- bentuk sediaan sama, isi sama
tapi pabrik berbeda
- Beda batch pada suatu pabrik yang
sama
Biofarmasi : Ilmu yang menyelidiki
pengaruh pembuatan sediaan obat atas kegiatan terapetiknya.
Farmaceutical Availability =
ketersediaan Farmasetik
Ukuran bagian zat aktif yang
dilepaskan dari bentuk obat yang diberikan dan ketersediaan zat aktif untuk
proses absorbsi.
Bioavailability = ketersediaan hayatiAdalah
prosentase obat yang diabsorbsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan
tersedia untuk melakukan efek yang sama.
Therapeutical Equivalent = kesetaraan terapetik Dua
sediaan suatu obat , menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama, akibatnya
memberi efek yang sama.
Catatan penting / kasus
1. Prednison
Disolusi yang
terlalu lambat dapat mengakibatkan tablet Prednison kehilangan daya terapinya
sama sekali.
USP XVIII,
tablet : Disolution rate, T 60% tidak boleh melawati 20 menit.
2.Tolbutamid
Perbedaan kadar
veegum dalam tablet Tolbutamid terbukti berpengaruh terhadap efek klinisnya
pada hal veegum hanya berfungsi sebagai bahan pembantu dan selama ini dianggap
sebagai bahan “ inert “.Tablet
Tolbutamid mengandung masing masing 500 mg, dengan berbeda jumlah veegumnya sebagai disintegratornya
ternyata
menghasilkan kadar dalam darahnya berbeda sekali, walaupun sama sama memenuhi
USP.
3.Diphenylhidantoin
Sewaktu bahan pembantu dalam tablet Diphenylhidantoin
dirubah, dimana Calcium sulfat diganti dengan laktosa,
terdapat gejala toksikasi pada banyak pasien , karena
ternyata bahwa absorbsi menjadi lebih besar.
4. Chloramphenicol
Suatu laporan
menunjukkan bahwa beberapa merk kapsul Chloramphenicol ternyata memberikan
Blood level yang sangat bervariasi ,yaitu diantara 2 ug / ml sampai 10 mg / ml
. Pada thn 1968 FDA memerintahkan penarikan
jutaan kapsul
Chloramphenicol yang dihasilkan oleh beberapa
produsen dan telah beredar di pasaran. Alasannya blood level maupun urine level
dari pada sediaan tsb dianggap tidak memenuhi syarat.Chloramphenicol palmitat
menunjukkan
3 bentuk kristal dan satu bentuk amorf. Bentuk alfa secara biologis aktif, yang lain tidak aktif. Chloramphenicol
stearat ada juga yang bentuk kristal dan bentuk amorf . Bentuk kristal tidak
aktif.
5. Tetracyclin HCl
Pernah diperiksa
3 macam merk kapsul Tetracyclin HCl dan diantaranya menghasilkan urine level
yang berbeda jauh dari yang ketiga. Berapa laporan lain juga menunjukkan adanya
perbedaan blood level yang cukup besar
diantara beberapa merk Tetracylin.
6. Oxytetracyclin
Bulan Desember 1969, FDA memerintahkan recall
terhadap 40 juta kapsul Oxytetracyclin yang beredar di
Amerika Serikat
yang dihasilkan oleh 8 pabrik, karena ternyata memberikan blood level yang
terlalu rendah.
7. Ampicillin
Ampicillin
anhydrat secara biologis lebih aktif dari bentuk trihydrat jika diberikan dalam
bentuk oral.[ ada juga publikasi yang menolak]
8. Nitrofurantoin
Side efek yang terdapat pada pemakaian
obat ini,berupa gangguan lambung dapat dikurangi dengan memberikannya dalam bentuk
kapsul yang diisi dengan partikel yang lebih kasar, sehingga absorbsinya
perlambat
9. Griseofulvin
Perbedaan
ukuran partikel yang digunakan akan dapat menyebabkan perbedaan besar terhadap absorbsi
10. Chlorpromazin
Penambahan Tween 80 diatas titik CMC
nya, pada sediaan larutannya menyebebkan
berkurangnya absorbsi dari Chlorpromazin. Ini terjadi karena Chlorpromazin
terikat dalam Misel.
Bahan bahan pembantu yang dapat mempengaruhi terhadap
efek terapi obat ;
1. Veegum pada tablet Tolbutamid
2. CMC Na, bisa membentuk komplek dengan Ampicillin
3. PEG 4000, bisa membentuk komplek dengan Phenobarbital
4. Amylum, dapat mempercepat disololusi tablet.
Kecepatan absorbsi obat dapat dipengaruhi oleh bentuk
sediaan dengan urutan sbb ;
Injeksi……. Larutan……. Emulsi
…….Soft elastic capsul ……. … Suspensi …..Serbuk…… Hard capsul…….Tablet…..
…….Coated
tablet.
Setelah
melakukan Dissolution test, harus diteruskan dengan absorbsion test. Obat
mungkin saja baik isolusinya ada juga kemungkinan tidak diserap dengan baik.
Kalau ingin lebih sempurna dilakukan Clinical trial.[ uji klinis ].
No comments:
Post a Comment