Injeksi menurut FI III &
IV: sediaan steril berupa larutan serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dulu sebelum digunakan, yg disuntikkan dgn cara merobek
jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
BERDASAR VOLUME PEMBERIAN
1. larutan injeksi volume kecil (volume 0,1-100 &
injeksi dosis tunggal atau ganda yg disuntikan dlm waktu singkat)
2. larutan infuse (volume > 100mL & injeksi dosis
tunggal yang diberikan per tetes dlm waktu lama)
BERDASAR FI IV
1. obat atau larutan atau emulsi yg digunakan untuk
injeksi diberi label: “injeksi…”
2. sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak
mengandung dapar atau bahan tambahan lainnya, setelah penambahan pelarut akan
memenuhi persyaratan obat suntik, diberi label: “…steril”
3. sediaan padat kering atau cairan pekat, tetapi
mengandung bahan tambahan, atau pengencer, diberi label: “…untuk injeksi”
4. sediaan berupa suspensi serbuk dlm medium yang cocok
diberi label: “suspensi…steril”
5. sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai
sehingga setelah penambahan akan membentuk suspensi steril yang memenuhi semua
persyaratan obat suntik, diberi label: “…steril untuk suspensi”
BERDASAR CARA SUNTIK
1. obat suntik yang disuntikkan secara intradermal i.d
(absorpsi lambat, ex:tuberculin)
2. obat suntik yang disuntikkan secara subcutan i.c (mudah
menyebabkan iritasi, contoh:injeksi insulin)
3. obat suntik yang disuntikkan secara intramuscular i.m (adl
obat suntik yg disuntikkan kedalam massa
otot diantara lapisan2 jaringan (ex: lidokain)
4. intravena i.v (obat tidak dpt diambil kembali bila
terjadi kesalahan)
terdiri
dari intravena volume kecil (injeksi) dan intravena volume besar
(infuse=continous infusion + intermitten infusion)
5. intratekal, intraspinal, intradural (penyuntikan
kesumsum tulang belakang)
6. intraperitonial (rongga perut)
7. intrakardial (langsung kedlm otot jantung)
8. intrasisternal (kedlm sumsum tulang belakang pada dasar
otak)
hubungan antara logaritma
populasi mikroba yang hidup dengan lamanya proses sterilisasi
log n = a– bt
a (logaritma populasi awal): intersep
= perpanjangan grafik hingga memotong sumbu y disatu titik
t: waktu penyeterilan
b: kemiringan kurva (kecepatan
kematian mikroba)
log n: logaritma jumlah
mikroba yang masih hidup
a paling mendekati tegak lurus
= paling miring = autoklaf
kemudian oven, terahhir UV
No comments:
Post a Comment