Saturday, September 12, 2015

antibiotika dan analisisnya



ANTIBIOTIKA


I.Pengertian
            Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki aktivitas mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitasntya bagi manusia rel;atif kecil. Turunan zat tersebut yang dibuat secara semisintesis termasuk kelompok ini. Begitu pula yang dibuat secara sintesis dengan khasiat antibakterinya lazimnya disebut antibiotika.
Kegiatan antibiotis pertama kali ditemukan secara kebetulan oleh dr. Alexander Flemmings ( Inggris, 1928, penisilin ).Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia II di tahun 1941, ketika obat-obatan antibakteri sangat diperlukan untuk pengobatan antiinfeksi.
Kemudian para peneliti memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotis. Akan teapi karena sifat toksisnya pada manusia hanya sebagian kecil yang digunakan sebagai obat. Yang penting diantaranya adalah steptomisin ,kloramfenikol, eritromisin, rifampisin.
Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologis yaitu fungi dibiakkan dalam tangki besar bersama zat-zat gizi khusus. Oksigen atau udara steril disalurkan keda;am media pembiakan guna mempercepat petumbuhan fungi dan meningkat pertumbuhan antibiotiknya. Setelah diisolasi dari cari cairan kulturnya antibiotik dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan.

II. Mekanisme kerja
            Cara kerja yang terpenting adalah perintangan sintesa protein sehingga petumbuhan kuma terhenti dan musnah. Selain itu beberapa antibiotika bekerja terhadap membran sel penisilin dan sefalosprorin) dan dinding sel ( polimiksin, zat polyen dan imidazol ). Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin karena virus tidak memiliki proses metabolisme yang sesungguhnya melainkan tergantung pada proses tuan rumahnya.




III. Penggunaan
            Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman maupun prevensi infeksi. Secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan jantung buatan, juga sebelum cabut gigi. Penggunaan nonterapeutisnya adalah sebagai stimulan pertumbuhan dalam peternakan, yang digunakan umumnya adalah makrolida dan glikopeptida dalam makanan ternak.

IV. Pembagian antibiotika
Banyak dasar pembagian antibiotika antara lain :
Pembagian berdasarkan asalnya
  1. antibiotika yang berasal dari mikroorganisme hidup
  2. antibiotika yang berasal dari hewan
  3. antibiotika yang berasal dari  jamur
  4. antibiotika yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
  5. antibiotika yang berasal dari semisintetis
  6. antibiotika yang berasal dari sintetis
Pembagian berdasarkan daya kerja
  1. Narrow spectrum ( penisilin, streptomisin )
  2. Broad spectrum ( tetrasiklin, kloramfenikol )
Pembagian berdasarkan kelarutan dan terjadinya warna
  1. Larut dalam air dan tidak memberi warna ( penisilin, streptomisin, kloramfeikol )
  2. Larut dalam air dan memberi warna kuning sampai kuning tua ( tetrasiklin )
penggolongan Antibiotika
a.Penisilin
            Penisilin diperoeh dari jamur penicillium chrysogenum dari berbagai macam jenis yang dihasilkan perbedaannya terletak pada gugus samping R saja, diantaranya yang paling alktif adalah Benzilpenisilin (pen-G). Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal dari Sicilia.
Kedua kelompok antibiotik ini memiliki rumus bangun serupa keduanya memiliki cincin bangun beta-laktam.Cincin ini merupakan syarat utama untuk aktivitasnya.
Mekanisme kerja : dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptodoglikan, yaitu dari senyawa amino dangula yang saling terikat satu sama lain dan demilkian memberi kekuatan mekanis pada dinding. Penisilin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lenkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel itu akan pecah. Dinding sel manusia dan hewan tidak terdiri dari murein sehingga antibiotika tidak toksis.
Contoh : benzilpenisilin, fenoksi metil penisilin, kloksasilin, ampisilin, amoksisilin        
b.Sefalosporin
            Sefalosporin termasuk antibiotik betqa laktam dengan struktur dan aktivitas yang mirip dengan penisilin. Diperoleh secara semisintetis dari sefalosporin C yang dihasilkan jamur Cephalorium acremonium. Inti senyawa ini adalah 7-ACA (7- amino-sephalosporic-acid)  yang mirip inti penisilin.
Contoh : sefaleksin, sefamandol, sefuroksim, sefotaksim, seftazidim
c. Aminoglikosida
            Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis fungi Steptomyces dan micromonospora. Semua senyaw dan turunan semisintetis mengandung dua atau tiga gula amino dalam molekulnya yang saling terikat secara glukosidis. Denganadanya gugus amino zat-zat ini bersifat basa lemah dan garam sulfat yang digunakan dalam terapi mudah larut dalam air.
Contoh : steptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, paromomisin
d.Tetrasiklin
            Senyawa tetrasiklin semula ditemukan pada Steptomyces aureofaciens dan Steptomyces rimosus. Khasiatnya bersifart bakteriostatis hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang rendah. Mekanisme kerja berdasarkan terganggunya sintesa protein kuman.  
Contoh : tetrasiklin, doksisilin
e. Makrolida dan Linkomisin
            Eritromisin bekerja bakteriostatis terutama terhadap bakteri Gram positif dan spektrumkerja mirip penisilin-G. Mekaniosme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman sehingga sintesis proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat terjadi resistensi. Absorpsinya tidak teratur agak sering menimbulkan efek samping lambung. Sedangkan waktu paruhnya singkat.
Contoh : Eritromisin, roksitromisin,azitromiosin, spiramisin, linkomisin, klindamisin
f.Polipeptida
            Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaan dan kemampuan untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dasn akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung dari keadaan membelah tidaknya kuman maka dapat dikombinasikan dengan antibiotika bakteriostatis.
Contoh : polimiksin B, basitrasin, gramisidin
g.Antibiotika lainnya
  1. kloramfenikol
  2. vankomisin
  3. asam fusidat
  4. mupirosin
  5. spektinomisin

V.Reaksi Identifikasi
a. secara mikrobiologis
Umumnya secara kimia antibiotik sukar ditentukan atau dibedakan seperti missalnya penisilin dan streptomisin semua reaksi kimia negatif.Dengan melihat sifat antimikroba baru dapat ditentukan.
b.organoleptis
  • warna, rasa, bau
  • larutan  dalam air
  • pirolisa
c.reaksi pendahuluan
  • sifat higroskopis
  • keasaman
  • bentuknya : penicillin garam N dan K, tetrasiklin garam HCl
  • reaksi warna :
Untuk zat yang tidak berwarna :
1.   2 cc lart. + 2cc H2SO4
1.      2 cc lart. + 2 cc Na OH +m4 cc piridin panakan
2.      2 cc lart.+ 5 tetes Cu(NH3)2 (NO3)2diamkan 2 menit kemudian panaskan
3.      2cc lart. + 1 tetes NaOH 10% panaskan, netralkan dengan HCl  + 1tetes FeCl3
4.      2cc lart. + 5 tetes reagen Nessler + Na Nitroprusid + NaOH
5.      reduksi dengan Zn + HCl panaskan + NaOH 10%  kocok + ureum + naphtol dalam NaOH
Untuk zat yang memberi warna dalam air  :
1.      2 cc lart + 10 tetes HNO3 kocok panaskan dalam air
2.      2 cc lart + 10 tetes H2SO4 kocok dan panaskan 2 menit
3.      2 cc lart + 2 tetes FeCL3 kocok kemudian panaskan
4.      2 cc lart + 2 tetes Cu(NH3)2(NO3)2 kocok panaskan
5.      2 cc lart + 2 cc NaOH 40% pyridine panaskan 2 menit
·         reaksi warna dengan H2SO4
·         reaksi kristal ; yang paling baik adalah reaksi krista dengan aceton air
Beberapa antibiotika yang sering dijumpai :
1.      tetrasiklin HCl
·         bubuk kekuningan, tak berbau, sangat higroskopis,
·         larutan dalam air : kuning
·         marquiss : merah anggur
·         frohde : merah anggur
·         H2SO4 pekat : jingga
·         CuNitrat + NH4 : hijau coklat
2.      Penisilin
  • Bau spesifik
  • Dalam perdagangan :
Pen-G : benzyl-pen
Pen-F : pentenyl- pen
Pen- K : N-heptyl-pen

  • + 5 tetes Cu(NH3)Nitrat, panaskan : hijau kuning
  • + H2SO4 pekat  + resorsin, panaskan : kuning hijau
3. Steptomisin
  • Nessler : hitam
  • Zat dalam metanol + H2SO4 : endapan
  • + NaOH, panaskan + HCl + FeCl3 : ungu
  • + Weber : jingga sampai rosa
  • + NaNitroprusida + ferrisianida + NaOH : merah jingga
  • + 5 tetes Cu(NH3)Nitrat, panaskan : kuning muda
  • + H2SO4 pekat + DFA 1% + resorsin : kunig sampai merah
3.      Kloramfenikol
  • + NaOH 40% + pyridin : lapisan pyridin merah, air kuning
  • + 5 tetes Cu(NH3)Nitrat, panaskan : abu-abu coklat
  • + H2SO4 pekat + DFA 1% + resorsin : biru
4.      Erithromisin
  • + H2SO4 , kocok : kuning
  • + 5 tetes Cu(NH3)Nitrat, biarkan 5 menit, dipanaskan : abu-abu coklat
  •  

No comments:

Post a Comment