Friday, June 26, 2015

INSULIN



 INSULIN 
Indikasi
  1. DM (Diabetes Melitus) Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel beta kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak ada
  2. DM Tipe 2 kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi diet dan OHO yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
  3. DM Gestasional dan DM pada ibu hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
  4. DM pada penderita yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin
  5. DM disertai gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
  6. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
  7. Ketoasidosis diabetik
  8. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke
  9. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik
Dosis dan pemakaian
  • Respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam, oleh sebab itu jenis sediaan insulin mana yang diberikan kepada seorang pasien dan berapa dosis dan frekuensi penyuntikannya ditentukan secara individual, bahkan seringkali memerlukan penyesuaian dosis terlebih dahulu
  • Umumnya, pada tahap awal diberikan sediaan insulin dengan kerja sedang, kemudian ditambahkan insulin dengan kerja singkat untuk mengatasi hiperglikemia setelah makan
  • Insulin kerja singkat diberikan sebelum makan, sedangkan Insulin kerja sedang umumnya diberikan satu atau dua kali sehari dalam bentuk suntikan subkutan
  • Semua botol yang memuat sediaan insulin eksogen ditandai dengan huruf yang menyatakan tipe insulin di dalamnya
  • Contoh: regular = R dan Ultralente = U. Namun, karena tidak mudah bagi pasien untuk mencampurnya sendiri, maka tersedia sediaan campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang (NPH)
  • Kecuali dinyatakan lain, penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit). Bersihkan kulit pada area yang akan disuntik dengan kapas beralkohol. Cubit atau jepit kulit dengan jari-jari dengan jarak sekitar 7-9 inchi,
  • lalu masukkan jarum suntuk perlahan-lahan di bawah kulit dengan sudut 45-90 derajat. Injeksikan insulin (misalnya tetap di paha atau di lengan) tetapi di tempat yang berbeda, paling tidak 1 inchi jaraknya dari tempat suntikan sebelumnya.
  • Jangan menyuntik di tempat yang sama lebih dari satu kali sebulan atau satu kali dua bulan sampai habis, tarik jarum suntik, lalu tekan kulit perlahan (jangan digosok). Jika akan menyuntik lagi, suntik pada area yang sama
  • Untuk aplikasi, jenis jarum suntik yang digunakan harus disesuaikan dengan tipe insulin yang dipakai
  • Berdasarkan kekuatannya, ada dua macam sediaan insulin yang tersedia, yaitu U-100 dan U-500
  • Untuk insulin U-100 harus digunakan jarum suntik U-100, demikian pula untuk U-500. Jarum suntik yang digunakan umumnya sekali pakai (disposable).
  • Jangan menggunakan jarum suntik bekas, disamping lokasi suntikan lebih sakit juga meningkatkan risiko infeksi
  • Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk mengguling-gulingkan alat suntik dan botol insulin di antara telapak tangan atau menempatkan botol insulin
  • pada suhu kamar, sebelum digunakan. Botol insulin sebaiknya dikocok perlahan, ke atas dan ke bawah sebelum digunakan, tetapi jangan kocok keras-keras
Farmakologi
Farmakokinetik :
  • Absorpsi insulin dipengaruhi oleh beberapa hal.
  • Absorpsi paling cepat terjadi pada daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas, dan bokong.
  • Bila disuntikkan secara intramuscular dalam maka absorpsi akan terjadi lebih cepat dan masa kerja lebih singkat.
  • Kegiatan jasmani yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.
  • Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit, tetapi memanjang pada penderita diabetes yang membentuk antibodi terhadap insulin.
  • Insulin dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot.
Gangguan fungsi ginjal yang berat akan mempengaruhi kadar insulin di dalam darah.

Kontraindikasi
Tidak ada
Efeksamping
Efek samping terapi insulin yang paling sering terjadi adalah hipoglikemia. Keadaan ini dapat terjadi akibat :
a) Dosis insulin yang berlebihan
b) Saat pemberian yang tidak tepat
c) Penggunaan glukosa yang berlebihan, misalnya olahraga anaerobic berlebihan
d) Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau hipofisis

Interaksi obat
  • Hormon pertumbuhan, hormon adrenal, tiroksin, estrogen, progestin dan glukagon bekerja berlawanan dengan efek hipoglikemik dari insulin
  • Guanetidin bekerja menurunkan kadar gula darah
  • Kloramfenikol, tetrasiklin, salisilat, fenilbutazon, bekerja meningkatkan kadar insulin plasma
    Pemberian obat-obat ini bersama insulin memerlukan penyesuaian dosis. 
 

No comments:

Post a Comment