Sunday, July 12, 2015

Fetal Distress



A.    Fetal Distress
Fetal distress didefinisikan sebagai penurunan oksigen dan akumulasi karbon dioksida, yang menyebabkan terjadinya hipoksia dan asidosis pada janin.Fetal distress bukanlah suatu komplikasi, namun merupakan suatu gejala yang mendasari adanya komplikasi (Mazundar, 2012).
Penyebab terjadinya fetal distress antara lain adalah (Mazundar, 2012):
1.   Partus kasep
Partus kasep dapat menyebabkan fetal distress karena adanya tekanan yang berlebihan pada fetus, atau karena menurunnya suplai darah ke plasenta.Partus kasep sendiri dapat disebabkan oleh CPD, kelahiran sungsang, atau kegagalan dilatasi serviks.
2.   Insufisiensi plasenta
Menurunnya aliran darah melalui plasenta dapat menjadi penyebab kedua timbulnya partus kasep.Selain itu, kondisi-kondisi seperti hipertensi, diabetes, masalah tiroid, infeksi, juga dapat menjadi penyebab timbulnya fetal distress.
3.   Masalah pada janin
Janin dengan berat lahir rendah, janin dengan kelainan jantung, kelainan ginjal, ataupun dengan kelainan kongenital lainnya juga dapat menyebabkan timbulnya fetal distress
4.   Masalah pada plasenta
Kelainan pertumbuhan plasenta juga dapat menyebabkan fetal distress
Janin dapat menunjukkan gejala-gejala distress kapanpun saat kala I maupun kala II fase persalinan. Tanda-tanda yang muncul antara lain (Mazundar, 2012):
1.     Meconium cair
2.     Denyut jantung janin lebih dari 160x per menit atau kurang dari 100x per menit
3.     Menurunnya saturasi oksigen pada darah janin
Manajemen terapi fetal distress tergantung pada stage persalinan saat tanda-tanda distress ditemukan (Mazundar, 2012).
1.     Fetal distress pada kala I diatasi dengan operasi cesarian sectio sedini mungkin
2.     Jika fetal distress terdiagnosis pada kala I akhir dengan kondisi serviks yang hampir terdilatasi sempurna dan kepala bayi telah turun ke vagina, maka dilakukan persalinan dengan bantuan forceps atau vacuum. Akan tetapi, jika metode ini dinilai terlalu berisiko, maka pembedahan dengan cesarian sectio lebih dianjurkan.
3.     Fetal distress pada kala II, maka pilihan pertama yang direkomendasikan adalah persalinan dengan bantuan forceps atau vakum. Hal ini dikarenakan pada saat kepala janin telah mencapai vagina, persalinan melalui insisi abdomen akan lebih berisiko jika dibandingkan dengan persalinan melalui vagina. Persalinan perlu dipercepat dengan induksi syntocinon atau drotaverine, dan janin harus dikeluarkan secepat mungkin.

No comments:

Post a Comment