A.
Partus Kasep
Partus kasep adalah
fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama
lebih dari 18 jam, sehingga timbul komplikasi pada ibu maupun anak.
Penyebab kemacetan
dapat karena:
1. Faktor panggul
a. Kesempitan pada pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit
apabila conjugata vera kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari
12 cm. Karena panggul sempit, kepala tertahan oleh pintu atas panggul, sehingga
serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Apabila pada panggul sempit
pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban
bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya terjadinya prolapsus funikuli.
b. Kesempitan pintu panggul tengah
Perlu diwaspadai adanya kesukaran
persalinan bila ukuran distansia interspinarum yang kurang dari 9.5 cm dan
diameter sagitalis posteriornya pendek.
c. Kesempitan pintu bawah panggul
Jika diameter transversa dan diameter
sagitalis posterior kurang dari 15 cm, maka sudut arkus pubis pun mengecil
(<80°) sehingga timbul kemacetan pada kelahiran janin.
2. Faktor Anak
a. Letak: Defleksi
1) Presentasi Puncak Kepala
2) Presentasi Muka
3) Presentasi Dahi
b. Posisi Oksiput Posterior Persisten
Kadang-kadang ubun-ubun kecil tidak
berputar ke depan, tetapi tetap berada di belakang. Letak belakang kepala
ubun-ubun kecil melintang karena kelemahan his dan kepala janin bundar.
c. Letak tulang ubun – ubun
1) Positio occiput pubica (anterior): Oksiput berada
dekat simfisis
2) Positio occiput sacralis (posterior): Oksiput berada
dekat sakrum.
d. Letak sungsang
e. Letak Lintang
3. Kelainan tenaga
Inersia uteri adalah his yang sifatnya
lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang
normal.
a. Inersia Uteri Primer
Kelemahan his timbul
sejak dari permulaan persalinan.
b. Sinersia Uteri Sekunder
Kelemahan his
yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
Persalinan normal rata-rata berlangsung
tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak.
Gejala klinis partus kasep adalah
sebagai berikut:
1. Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat,
nadi cepat, pernapasan cepat, dehidrasi, meteorismus, his lemah atau hilang. Di
daerah lokal sering dijumpai: edema vulva, edema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium.
2. Pada Janin
Denyut jantung janin cepat/tidak teratur
bahkan negatif.Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan,
berbau.Kaput suksedaneum yang besar.Moulage kepala yang hebat.
3. Kematian janin dalam kandungan (IUFD)
(Pereira,
2006)
Diagnosis
partus kasep ditegakkan dengan mengevaluasi hal-hal berikut ini:
1. Keadaan umum ibu :
a. Dehidrasi
b. Febris
c. Meteorismus
d. Syok
e. Anemia
f. Oliguria
2. Palpasi
a. His lemah atau hilang
b. Gerak janin tidak ada
c. Janin mudah diraba
3. Auskultasi
Denyut jantung janin :
a. Takikardi/brakardi
b. Ireguler
c. Negatif
4. Pemeriksaan Dalam
a. Keluar air ketuban yang keruh dan berbau campuran
mekonium.
b. Bagian terendah anak sukar digerakkan bila rahim belum
robek, tetapi mudah didorong bila rahim sudah robek, disertai keluarnya darah.
c. Suhu rektal > 37,6ºC
Partus kasep
ini dapat menimbulkan komplikasi, baik pada ibu maupun pada bayi.
1. Ibu
a. Infeksi sampai sepsis
b. Dehidrasi,Syok,Kegagalan fungsi organ-organ
c. Robekan jalan lahir
d. Robekan pada buli-buli,vagina,uterus dan rektum.
2.
bayi
a. Gawat janin dalam rahim sampai meninggal
b. Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat
otak menetap
c. Trauma persalinan
Patah tulang, dada, lengan, kaki, kepala karena
pertolongan persalinan dengan tindakan.
Penatalaksanaan partus
kasep meliputi hal-hal berikut ini:
A. Perbaiki keadaan umum ibu:
1.
Pasang infus set
yang cukup adekuat dan kateter urin (ditampung)
2.
Beri cairan dan
kalori serta elektrolit
a. Normal salin: 500 cc
b. Dextrose 5-10%: 500 cc
Dalam 1 – 2 jam
pertama selanjutnya tergantung:
a. Urin produksi
b. BJ plasma bila perlu
Cairan dapat
diberikan menurut kebutuhan.
3.
Koreksi asam basa
dengan pengukuran CO2 darah dan pH (bila perlu)
4.
Pemberian
antibiotik spektrum luas secara parenteral
Derivat:
a.
Ampisilin 1 g
perhari iv tiap 8 jam selama 2 hari, dilanjutkan 500 mg per hari per oral tiap
6 jam selama 3 hari dan gentamisin 60-80 mg tiap 8 jam sehari selama 5 hari
atau sefalosporin generasi III 1 g tiap 8 jam selama 5-7 hari
b.
Metronidazole 1 g
rektal suppositoria per hari tiap 12 jam selama 5-7 hari
5.
Penurunan panas:
a. Antipiretik parenteral xyllomidon 2 cc i.m
b. Kompres basah
B. Pengakhiran persalinan
Tergantung kondisi ibu
saat itu
Bila: Pembukaan
lengkap
Syarat-syarat
persalinan pervaginam terpenuhi maka persalinan dilakukan dengan mempercepat
kala II (Vaccum/forcep/perforasi kranioklasi)
Bila: Pembukaan belum
lengkap
Syarat pervaginam
tidak terpenuhi dilakukan sectio sesar
No comments:
Post a Comment