Seorang laki2
65 tahun dengan berat badan 70 kg
mengeluh nyeri dada dan mual sewaktu beristirahat. Sebelumnya merasahan hal yang sama sewaktu
pesta pernikahan anak lelakinya.
- Riwayat penyakit: pernah stroke tahun 1999. Dislipidemia terdiagnosa tahun 2000, hipertensi.
- Riwayat social: pensiunan dan tinggal bersama istri. Ia merokok (20 batang sehari).
- Sejarah pengobatan:
R/ Asasantin retard
R/Gembifrozil 2x1
R/Felodipine
R/Bendroflumethiazide
R/Gembifrozil 2x1
R/Felodipine
R/Bendroflumethiazide
- Hasil pemeriksaan: tekanan darah 179/95 mmHg, pulsa 60/menit
- Biokimia: Na 143 mmol/L, K 4.1 mmol/L, total kolesterol 9.2 mmol/L, LDL 8.25 mmol/L, HDL 2 mmol/L, trigliserida 1.09 mmol/L, Troponin 0.005 mcg/L dan glukosa darah <7 (normal): EKG normal,
- Diagnosa: Angina tak stabil
- Rencana: opname, tukat gembofrozil dengan simvastatin, berikan isosorbit mononitrat, clopidogrel, atenolol.
Pertanyaan:
1.
Apa bedanya angina stabil dan tak
stabil? Yang mana menurut anda yang
berbahaya? Apa resikonya keduanya, apa pula factor yang memperbesar resiko
penyakit ini?
2.
Jelaskanlah logika pengobatan diatas
sesuai dengan keluhan pasien, hasil pemeriksaan labor dan mekanisme kerja
obat2nya!
3.
Identifikasilag
DRP pada kasus ini bila ada !
4.
Apa
sasaran pengobatan pasien ini?
5.
Apa
saja interfensi anda agar fungsi pelayanan farmasi anda terpenuhi sesuai dengan
rencana pengobatan pasien ini? Jelaskanlah dengan alasan yang
sesuai!
JAWABAN :
1. Beda angina stabil dan tidak stabil
No
|
Keterangan
|
Angina
Stabil
|
Angina
Tidak Stabil
|
1
|
Penyebab
|
obstruksi
ateromatus pada pembuluh darah koroner besar
|
peningkatan
tonus arteri koronaria epikardial atau terjadi gumpalan trombosit
disekeliling palk ateroskerotik.
|
2
|
Muncul
nyeri
|
saat
beraktifitas/ stres
|
lebih
sering baik saat beraktifitas dan dapat juga saat istirahat
|
3
|
Status
|
Angina
awal
|
Berkembang
dari angina stabil
|
4
|
kisaran
|
Lebih
banyak kasus
|
Lebih
jarang
|
5
|
kelanjutan
|
Iskemik
|
Pencetus
Infark miokard
|
6
|
Terapi
Pilihan
1
Step
2
|
Beta
bloker (or + Nitrat)
Add
CCB
|
Beta
bloker ( usually + Nitrat)
Add
CCB
|
7
|
Pemberian
antipletelet
|
Kurang
dibutuhkan
|
Perlu
ditambahkan guna mencegah infark miokard
|
Yang lebih berbahaya : Angina tidak
stabil karena dapat mencetus infark miokard
Resiko angina adalah infark miokard
(kematian sel jantung) sebagai akibat kurangnya suplay oksigen pada pembuluh
koroner jantung
Faktor Resiko :
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
Umur, jenis kelamin dan
riwayat penyakit dalam keluarga.
b. Faktor risiko yang dapat diubah :
Merokok, hiperlipidemi, hipertensi,
obesitas, DM, stress, alcohol, diet yang rendah
2. Logika pengobatan yang direncanakan
adalah sudah tepat jika dilihat dari keluhan, hasil labor dan mekanisme kerja
obat.
Hasil pemeriksaan labor
Na 143 mmol/L :
Normal (135-145 mmol/L)
K 4.1 mmol/L :
Normal (3,5-5 mmol/ L)
Tot kolesterol 9.2 mmol/L :
tinggi (< 4 mmol/L)
LDL 8.25 mmol/L : tinggi
(2,6 – 3,3 mmol/L)
HDL 2 mmol/L :
normal (0,78-2,2 mmol/L)
trigliserida 1.09 mmol/L :
normal ( < 1,69 mmol/L)
Troponin 0.005 mcg/L :
glukosa darah <7 (normal) :
Normal (4-10 mmol/L)
EKG :
normal,
Alasan :
a.
Simvastatin
Penggunaan
statin yang bekerja sebagai inhibitor HMG KoA reduktase yaitu dengan cara
memblok sintesa kolesterol dalam hati. Tingginya kadar kolesterol sangat tepat
menggunaka simvastati (golongan statin) sebagai terapi. Hal ini dikarenakan
statin terbukti efektif menurunkan kolesterol dan LDL, serta terbukti
menurunkan kejadian penyakit koroner dan mortalitas total. Selain itu, statin
merupakan obat baru dengan sedikit efek samping dan obat pilihan pertama.
Penggantian
gemfibrozil dengan simvastatin dapat diterima. Karena riwayat penggunaan
gemfibrozil terdahulu tidak efektif dalam penurunan LDL. Selain itu gemfibrozil
bekerja lebih utama pada penurunan kadar trigliserida (lini pertama), padahal
trigliserida pasien telah normal.
b.
Isosorbit mononitrat
Isosorbit
mononitrat merupakan obat golongan nitrat kerja panjang. Mekanisme kerjanya
yaitu dilatasi vena perifer dan
pembuluh darah koroner dengan pembentukan NO dan meningkatkan
cGMP intraselular. Akibatnya terjadi penumpukan darah dalam pembuluh
berkapasitas (capacitance vessel) yang menurunkan aliran balik vena dan
menurunkan volume ventrikel. Penurunan distensi dinding jantung menurunkan
kebutuhan oksigen dan nyeri cepat hilang.
Nitrat
merupakan lini pertama untuk pengobatan angina serangan akut.
Isosorbit
mononitrat merupakan metabolit aktif ISDN dan mencegah variasi absorbsi dan
first pass metabolism bila dibandingkan dinitrat.
c.
Clopidogrel
Clopidogrel
digunakan dalam kasus ini sebagai antiplatelet. Dimana pada kasus angina tidak
stabil didukung oleh terbentuknya gumpalan trombosit disekeliling palk
ateroskerotik sehingga memicu terjadinya infark miokard. Oleh karena itu, perlu
dilakukan terapi tambahan guna mencegah infark miokard dengan menggunakan
klopidogrel. Pemakaian klopidogrel juga dikarenakan pasien pernah mengalami
stroke.
d.
Atenolol
Atenolol
merupakan obat golongan beta bloker dengan mekanisme kerja menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara
menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri.
Digunakan
sebagai pilihan utama untuk profilaksis angina.
Terapi kombinasi nitrat (Isosorbit mononitrat)
dengan beta bloker (Atenolol) memberikan manfaat karena :
- Memberikan efek sinergis dan mencegah refluk TC
- Nitrat dapat mengurangi efek Beta Bloker pada coronari vaskuler
Pemilihan obat pada masing-masing jenis
angina :
a.
Serangan akut : Nitrogliserin sub
lingual
b.
Angina varian
-
CCB ( or + Nitrat)
-
Step 2 dengan perhatian (+ beta bloker)
c.
Angina stabil
-
Beta bloker (or + Nitrat)
-
Step 2 add CCB
d.
Angina tidak stabil
-
Beta bloker (usually + Nitrat)
-
Step 2 add CCB
-
Terapi adjuvant dengan antipletelet
Berdasarkan kasus diatas dan pemilihan
obat yang direkomendasikan, Saya rasa telah tepat.
3. DRP pada kasus di atas : tidak ada,
kombinasi obat tersebut biasa digunakan dan telah sesuai dengan protap
pemilihan obat pada angina tidak stabil
4. Sasaran pengobatan pasien adalah
Meningkatkan suplai
oksigen dengan meningkatkan aliran darah koroner dan menurunkan suplai oksigen
ke jantung dengan menurunkan kerja jantung sehingga menghindari pasien dari
rasa sesak dan nyeri pada dada hingga pundak dan lengan. Tentunya sasaran utama
terapi yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghindari komplikasi pada
kardiovasuler (Infark miokard) tanpa membebani pasien dengan biaya lebih
(Farmakoekonomi)
5. Interfensi yang dilakukan (Pasien
diopname)
a)
Menyediakan obat (drug
supply management) yang tepat dan
mengatur regimen dosis dan dosis yang tepat
b)
Melakukan pemantauan terhadap kepatuhan
pasien dalam meminum obat sesuai dengan regimen dosis yang diatur.
c)
Melakukan pemantauan makanan pasien yang
tentunya berkoordinasi dengan ahli gizi. Hal ini guna menjaga kadar kolesterol
pasien tidak diatas normal.
d)
Memperhatikan dan analisa hasil labor
setiap pemeriksaan dan melakukan penyusaian terapi sesuai dengan hasil labor.
Hal ini guna menjaga terapi yang diberikan tepat dan rasional.
e)
Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga tentang terapi dan betapa pentingnya terapi yang dijalani.
f)
Melakukan penjelasan penggunaan obat
yang jelas, seperti pemakaian sub lingual dan lain sebagainya bila ada
penggunaan khusus.
No comments:
Post a Comment