Krist, seorang ibu muda dengan 2 orang
anak bekerja pada sebuah took swalayan.
Minggu lali membeli seekor kucing cantik. Beberapa hari ini ia mengeluh nafasnya
berbunyi. Ia menderita asma selama
beberapa tahun, tetapi hamper tidak pernah mengalami masalah serius karena selalu menggunakan Inhaler secara
teratur. Ia menyadari kaalu asma tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan
masalah seris pada dirinya. Akan tetapi
kali ini ia dibawa ke bgn emergensi rumah sakit oleh suaminya karena selama
beberapa jam ini mengalami susah bernafas, ia juga bingung dan disorientasi.
Diagnosa: Asma akut karena allergen
Rencana : masuk rumah sakit, terapi O2
aliran tinggi, salbulamol nebulizer, oral prednisone
Riwayat obat: salbutamol 1 atau 2
semprotan 3 – 4 x sehari bila diperlukan, salmeterol 2 semprotan 2x sehari,
Beclometason 2 semprotan 2 x sehari secara teratur.
Pertanyaan:
1.
Apa Pencetur asma orang ini? Mengapa demikian? Apa resikonya bagi pasien bila tidak cepat
ditangani ? apa pula factor yang memperbesar resiko penyakit ini?
2.
Jelaskanlah
logika pengobatan diatas sesuai dengan keluhan pasien dan mekanisme kerja
obat2nya! Mengapa tidak
diberikan antihistamin?
3.
Identifikasilag
DRP pada kasus ini bila ada !
4.
Apa
sasaran pengobatan pasien ini?
5.
Apa
saja interfensi anda agar fungsi pelayanan farmasi anda terpenuhi sesuai dengan
rencana pengobatan pasien ini? Jelaskanlah dengan alasan yang
sesuai!
JAWAB :
1.
Pencetus asma krist adalah : allergen
beruapa bulu kucing
Mengapa
demikian? Karena bulu kucing dianggap sebagai allergen yang dapat merangsang pengeluaran
mediator inflamasi pada sel mast. Inflamasi akan menyebabkan penyempitan jalan
nafas akibat edema dan tidak stabil. Selama serangan pasien mengalami mengi dan
susah bernafas akibat bronkospasme, edema mukosa dan pembentukan mukus
Resiko
bila tidak cepat ditangani akan menyebabkan sesak nafas yang berat sehingga
menyebabkan pengambilan oksigen untuk kebutuhan tubuh akan sangat sedikit. Hal
ini dapat menyebabkan asupan oksigen otak sedikit sehingga dapat menyebabkan
kematian sel saraf otak dan dapat berujung pada kematian. Pemberian oksigen
tekanan tinggi sangat diperlukan karena pasien telah disorientasi dan
kebingungan (Asma akut ekstrisik yang berat).
Factor
resiko yang memperparah asma :
-
alergen di dalam maupun di
luar ruangan
-
polusi udara di luar maupun
di dalam ruangan
-
infeksi pernapasan
-
olah raga dan hiperventilasi
-
perubahan cuaca
-
makanan, additif (pengawet,
penyedap, pewarna makanan)
-
obat-obatan, seperti asetil
salisilat
-
ekspresi emosi yang
berlebihan
-
asap rokok
-
iritan antara lain parfum,
bau-bauan yang merangsang
2.
Pemberian oksigen tekanan tinggi, agonis β2 dan kortikosteroid pada
kasus ini telah tepat. Dimana terapi untuk asma berat akut yang
direkomendasikan adalah oksigen (40-60 %), diberikan bersama agonis β2 (salbutamol)
nebulisasi atau intra vena. Kemudian diberikan hidrokortison intra vena atau
prednisone oral (At a glance)
a. Oksigen tekanan tinggi
Dibutuhkan
karena pasien telah mengalami asma akut ekstrinsik yang berat, dan sangat
kekurangan asupan oksigen yang ditandai dengan disorientasi dan kebingungan (Oksigen
otak tidak terpenuhi). Bila tidak segera diberikan oksigen tekanan tinggi maka
dapat berakibat fatal karena rendahnya asupan oksigen otak yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini juga didukung oleh pasien yang sangat susah
bernafas.
b. Salbutamol nebulizer
Salbutamol merupakan sympathomimetic amine termasuk golongan
beta-adrenergic agonist yang memiliki efek secara khusus terhadap reseptor
beta(2)-adrenergic yang terdapat didalam
adenyl cyclase. Adenyl cyclase merupakan katalis dalam proses perubahan
adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic-3', 5'-adenosine monophosphate
(cyclic AMP). Mekanisme ini meningkatkan jumlah cyclic AMP yang berdampak pada
relaksasi otot polos bronkial serta menghambat pelepasan mediator penyebab
reaksi hipersensitivitas dari mast cells.
c. Prednison oral
Sebagai
glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.
Antihistamin
tidak diberikan karena tidak adanya bukti efektifitas dan efikasi yang
ditunjukan pada penanganan asma akut berat. Pemberian prednisone yang bersifat
sebagai penekan system imun telah mampu mengendalikan asma akut ekstrinsik
secara baik karena alergi yang diidentik dengan tingginya imunitas (system imun
tidak normal). Sehingga dengan pemberian prednisone saja sudah cukup.
3.
DRP pada kasus : tidak ada
4.
Sasaran pengobatan :
·
meningkatkan kualitas hidup pasien
·
Penanganan kebutuhan oksigen yang cepat
·
Menghilangkan dan
mengendalikan gejala asma
·
Meningkatkan dan
mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
·
Menghindari efek samping
obat
·
Mencegah terjadinya
keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel
·
Mencegah kematian karena
asma
5.
Interfensi :
·
Menyediakan obat (drug
supply management) yang tepat dan
mengatur regimen dosis dan dosis yang tepat
·
Memantau
penggunaan obat
·
Mengecek
hasil tes yang menyangkut perbaikan pasien (nilai APE)
·
Pemberian informasi dan
edukasi
Informasi penggunaan alat
nebulizer dan cara pemakaiannya
No comments:
Post a Comment