Monday, July 6, 2015

KASUS




Krist, seorang ibu muda dengan 2 orang anak bekerja pada sebuah took swalayan.  Minggu lali membeli seekor kucing cantik.  Beberapa hari ini ia mengeluh nafasnya berbunyi.  Ia menderita asma selama beberapa tahun, tetapi hamper tidak pernah mengalami masalah serius  karena selalu menggunakan Inhaler secara teratur. Ia menyadari kaalu asma tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan masalah seris pada dirinya.  Akan tetapi kali ini ia dibawa ke bgn emergensi rumah sakit oleh suaminya karena selama beberapa jam ini mengalami susah bernafas, ia juga bingung dan disorientasi.
Diagnosa: Asma akut karena allergen
Rencana : masuk rumah sakit, terapi O2 aliran tinggi, salbulamol nebulizer, oral prednisone
Riwayat obat: salbutamol 1 atau 2 semprotan 3 – 4 x sehari bila diperlukan, salmeterol 2 semprotan 2x sehari, Beclometason 2 semprotan 2 x sehari secara teratur.

Pertanyaan:
1.      Apa Pencetur asma orang ini?  Mengapa demikian?  Apa resikonya bagi pasien bila tidak cepat ditangani ? apa pula factor yang memperbesar resiko penyakit ini?
2.      Jelaskanlah logika pengobatan diatas sesuai dengan keluhan pasien dan mekanisme kerja obat2nya!  Mengapa tidak diberikan antihistamin?
3.      Identifikasilag DRP pada kasus ini bila ada !
4.      Apa sasaran pengobatan pasien ini?
5.      Apa saja interfensi anda agar fungsi pelayanan farmasi anda terpenuhi sesuai dengan rencana pengobatan pasien ini? Jelaskanlah dengan alasan yang sesuai!
JAWAB :
1.      Pencetus asma krist adalah : allergen beruapa bulu kucing
Mengapa demikian? Karena bulu kucing dianggap sebagai allergen yang dapat merangsang pengeluaran mediator inflamasi pada sel mast. Inflamasi akan menyebabkan penyempitan jalan nafas akibat edema dan tidak stabil. Selama serangan pasien mengalami mengi dan susah bernafas akibat bronkospasme, edema mukosa dan pembentukan mukus
Resiko bila tidak cepat ditangani akan menyebabkan sesak nafas yang berat sehingga menyebabkan pengambilan oksigen untuk kebutuhan tubuh akan sangat sedikit. Hal ini dapat menyebabkan asupan oksigen otak sedikit sehingga dapat menyebabkan kematian sel saraf otak dan dapat berujung pada kematian. Pemberian oksigen tekanan tinggi sangat diperlukan karena pasien telah disorientasi dan kebingungan (Asma akut ekstrisik yang berat).
Factor resiko yang memperparah asma :
-          alergen di dalam maupun di luar ruangan
-          polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
-          infeksi pernapasan
-          olah raga dan hiperventilasi
-          perubahan cuaca
-          makanan, additif (pengawet, penyedap, pewarna makanan)
-          obat-obatan, seperti asetil salisilat
-          ekspresi emosi yang berlebihan
-          asap rokok
-          iritan antara lain parfum, bau-bauan yang merangsang 
2. Pemberian oksigen tekanan tinggi, agonis β2 dan kortikosteroid pada kasus ini telah tepat. Dimana terapi untuk asma berat akut yang direkomendasikan adalah oksigen (40-60 %), diberikan bersama agonis β2 (salbutamol) nebulisasi atau intra vena. Kemudian diberikan hidrokortison intra vena atau prednisone oral (At a glance)
a. Oksigen tekanan tinggi
            Dibutuhkan karena pasien telah mengalami asma akut ekstrinsik yang berat, dan sangat kekurangan asupan oksigen yang ditandai dengan disorientasi dan kebingungan (Oksigen otak tidak terpenuhi). Bila tidak segera diberikan oksigen tekanan tinggi maka dapat berakibat fatal karena rendahnya asupan oksigen otak yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini juga didukung oleh pasien yang sangat susah bernafas.
b. Salbutamol nebulizer
Salbutamol merupakan sympathomimetic amine termasuk golongan beta-adrenergic agonist yang memiliki efek secara khusus terhadap reseptor beta(2)-adrenergic  yang terdapat didalam adenyl cyclase. Adenyl cyclase merupakan katalis dalam proses perubahan adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic-3', 5'-adenosine monophosphate (cyclic AMP). Mekanisme ini meningkatkan jumlah cyclic AMP yang berdampak pada relaksasi otot polos bronkial serta menghambat pelepasan mediator penyebab reaksi hipersensitivitas dari mast cells.
c. Prednison oral
Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.

Antihistamin tidak diberikan karena tidak adanya bukti efektifitas dan efikasi yang ditunjukan pada penanganan asma akut berat. Pemberian prednisone yang bersifat sebagai penekan system imun telah mampu mengendalikan asma akut ekstrinsik secara baik karena alergi yang diidentik dengan tingginya imunitas (system imun tidak normal). Sehingga dengan pemberian prednisone saja sudah cukup.   

3. DRP pada kasus : tidak ada
4. Sasaran pengobatan :
·         meningkatkan kualitas hidup pasien
·         Penanganan kebutuhan oksigen yang cepat
·         Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
·         Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin 
·         Menghindari efek samping obat
·         Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel
·         Mencegah kematian karena asma

5. Interfensi :
·         Menyediakan obat (drug supply management) yang tepat dan mengatur regimen dosis dan dosis yang tepat
·         Memantau penggunaan obat
·         Mengecek hasil tes yang menyangkut perbaikan pasien (nilai APE)
·         Pemberian informasi dan edukasi
Informasi penggunaan alat nebulizer dan cara pemakaiannya
Edukasi pada pasien dan keluarga 

No comments:

Post a Comment