Perkembangan
- Apoteker Serturner, 1986, berhasil mengisolasi morfin dari opium, getah kering Papaver somniferum.
- Awal isolasi senyawa fisiologis aktif yang bersifat basa dari tumbuhan, awal dari kimia alkaloid.
- Morfin : analgetik, antitusif, ketergantungan psichis (kejiwaan) dan fisik.
Efek farmakologi morfin
- Analgetika kuat, dosis 10 mg sc
- Penekanan pusat batuk pada dosis kecil
- Depresi pernafasan, juga pada dosis terapi, dosis tinggi kelumpuhan pernafasan.
- Sedatif, pada beberapa pasien euforia, menimbulkan ketergantungan, tolerensi dan peningkatan dosis.
- stimulasi parasimpatik sentral, miosis.
- Pada mencit ekor membentuk-S
- Peningkatan tonus otot polos di perifer, sebaliknya opium karena kandungan papaverin meredakan tonus lambung.
Sifat kimia MORFIN
- Morfin adalah alkaloid yang mempunyai amin tersier, bersifat basa dengan pKa≈8,1, dengan berbagai asam membentuk garam berupa kristal.
- Morfin dengan adanya gugus hidroksi fenolik juga bersifat asam pKa ≈9,9 dapat bereaksi dengan logam alkali, tidak bereaksi dengan amoniak dalam suasana air.
SAR morfin
- Bila gugus hidroksi fenolik morfin diubah menjadi fenol eter, maka akan terbentuk senyawa tipe codein, dengan khasiat antitusif.
- Perubahanan hidroksi fenolik umumnya mengurangi potensi analgetik, kecuali pada diamorfin/heroin.
- Bila hidroksi alkoholik dieter, diester, dirubah jadi keton, maka akan meningkatkan potensi analgetik.
- Aktivitas derifat dihidromorfin lebih sukar digeneralisasi.
Reseptor Opiat
- Beckett dan Casy, 1954 : Endorfin adalah ligand alami dari reseptor opiat.
- Hughes dan Kosterliz: endorfin (b-lipotropin) adalah peptida yang terdiri dari 91 asam amino, yang mempunyai urutan asam amino 61-65 yang sama, yakni Tyr(61)-Gly-Gly-Phe-Met (65).
- Struktur mirip corticotropin, hormon adenohipofisa.
Reaksi warna derivat morfin dan dihidromorfin
- Reaksi Fröhde : Dengan Amoniummolibdat/H2SO4c, warna violet
- Reaksi Mandelin: Dengan amonium vanadat/H2SO4c, warna violet.
- Kieffer: Morfin dengan kaliumhexacyanoferat(III) teroksidasi menjadi pseudomorfin (2,2’-dehidrodimorfin), Hexacyanoferat(II) yang terbentuk dengan FeCl3 akan bewarna biru berlin.
- R.Zimmermann: Hidromorfon, Hidrocodon dan, C-7 metilen yang diaktivasi karbonil akan bereaksi dengan m-dinitrobenzen membentuk senyawa Zimmermann yang bewarna
R. Identifikasi
- R. Deniges : Morfin + H2O2, + amoniak encer + lrt CuSO4, terbentuk warna merah, spesifik untuk morfin.
- Cod fospat, +H2O4, + lrt FeCl3, terjadi pemutusan eter membentuk apomorfin sebagai suatu fenol akan menjadi biru, + HNO3 berubah jadi merah.
- Heroin :dng Marquis merah violet; dipanaskan dgn H2SO4 dl etanol terbentuk etilasetat(bau spesifik) dan morfin yang dapat diidentifikasi dengan P. Kieffer.
Analgetika dan antitusif gol. Morfinan dan benzomorfan
- Grewe (1946) mengsintesis morfinan, beda dengan morfin, tidak ada jembatan eter.
- Pada trisiklik 5,9-dimetil-benzomorfan, sisa cincin-C tinggal 2-metil.
- Levorphanol potensi analgetika melebihi morfin. Dextrophan bentuk dektro leforphanol tidak punya efek analgetik, tapi antitusif.
- Dextrometorphan adalah metileter dextrophan, antitusif.
- Pentazocin, potensi analetik 1/3 morfin, juga punya efek antagonis morfin yang lemah (tidak termasuk daftar O).
SAR morfinan dan benzomorfan
- Walau morfinan dan 5,9-dimetilbenzomorfan punya 3C khiral, tetapi isomer bukan 23, karena cincin piperidin dan cincin-C hanya berhubungan secara cis.
- Morphinan berdasarkan ikatan cincin B/C: kalau cis ((+) dan (–)-morfinan), kalau trans ((+) dan (–)pseudomorfinan); (-)-morfinan konfigurasi seperti morfin alami.
- Benzomorfan, berdasarkan substitusi pada cincin B: pada derivat µ : C-5 dan C-9 cis, sedangkan pada derivat b trans
Morfin antagonis
- Efek antagonis ditemui pada derivat morfin, dihidromorfin dan morfinan, yang digunakan dalam pengobatan adalah nalorfin, naloxon dan levallorphan.
- Antagonis menghilangkan efek sentral dan perifer dari opiat, terutama mengangkat depresi pernafasan, menghilangkan efek negatif pada morfinis.
- Naloxon antagonis murni, nalorfin antagonis parsial.
SAR-morfin antagonis
- Pada analgetika derivat morfin, morfinan dan benzomorfan, penggantian sisa N-metil dengan substitusi 3-5 atom C, sering berubah menjadi senyawa antagonis kuat.
- Substituen yang paling potensial adalah sisa alil.
- makin kuat efek morfinik senyawa awal, makin kuat efek antagonis senyawa yang terbentuk.
Analgetika phetidin dan turunannya
- Phetidin disintesis oleh Eisleb dengan tujuan mendapatkan senyawa dengan aktivitas spasmolitik atropin, uji farmakologi dilakukan oleh Schaumann, ternyata disamping memiliki efek spasmolitik atropin, senyawa juga menunjukkan efek analgetik-morfin.
- Pada 1939 pertama kali dipasarkan senyawa analgetika opiat yang disintesis secara total.
SAR-Pethidin dan Derivat
- Gugus ester –COOC2H5 dapat ditukar dengan inversi ester –O-CO-C2H5 (alphaprodin) dan beberapa gugus mengandung Oksigen lainnya, tanpa kehilangan efek analgetiknya.
- Substitusi pada sisa 4-fenil akan menghilangkan aktivitas, kecuali gugus hidroksil seperti pada Cetobemidon.
- N-metil dapat divarisikan secara terbatas. Penggantian dengan H atau alkil yang lebih kecil mengurangi aktivitas, sedang alkil yang kebih komplek meningkatkan aktivitas.
- Pergeseran ester dan sisa fenil dari posisi-4 akan menghilangkan atau mengurangi aktivitas.
- Penambahan satu metilen pada cincin piperidin masih mungkin, tapi efek optimal diberikan oleh cincin-6.
Sintesis Pethidin
Analgetika dan antitusif methadon derivat
- Bockmull dan Ehrkhart (1941) mengsintesis derifat senyawa difenilmetana bersubstitusi basa, uji farmakologi dilakukan oleh Schaumann. Di gunakan dl pengobatan bentuk levomethadon (Konfigurasi-R).
- Methadon aktivitas analgetik lebih kuat dibanding morfin.
- Normethadon memiliki aktivitas antitusif.
- Dextropropoxyphen, homolog difenilmetan, potensi analgetiknya setara codein.
Analgetika kuat, Struktur parsial yang esential
- Atom C sentral, tidak memegang H
- Sisa aromatik pada C sentral
- Gugus amin tersier
- Jarak 2 C dari C-sentral ke amin tersier (kecuali pada Tilidin).
Struktur ligand analgetika morfinik
- Cincin A (hidroksifenil) dan hidroksifenil tyrosin pada enkephalin
- Amin tersier morfin dan gugus amino tyrosin pada enkephalin.
- Sisa fenilalkil pada PET dan fenilalanin pada enkephalin.
No comments:
Post a Comment