Anestesi
1.
Rasa sakit dapat ditekan dengan pemberian anestesi umum (narkotika),
analgetika dan lokal anestesi.
2.
Anestesi umum selain memberikan efek analgesi juga menghilangkan kesadaran.
3.
Lokal anestesi memblokir rasa sakit melalui serangan perifer pada saraf
sensoris.
Anestesi
inhalasi
1.
Anestesi umum berdasarkan cara pemakaiannya dibagi atas inhalasi dan
injeksi anestesi.
2.
Inhalasi anestesi pada temperatur kamar dalam bentuk gas atau cairan yang
mudah menguap.
3.
Inhalasi anestesi : N2O, Dietileter, eter dihahalogenasi, alkil
halida (halothan), hidrokarbon rendah (etilen, siklopropan dan asetilen), gas
mulia (Xenon).
4.
Tujuan pemberian narkosa adalah untuk secara reversible menghilangkan rasa
sakit, kesadaran, reflek penolakan dan ketegangan otot.
5.
Dietil eter H5C2 – O – C2H5,,
Methoxyfluran (Penthrane®) H3C – O – CF2 –
CHCl2, Enfluran ( Enthrane®) F2HC – O – CF2
– CHClF, Halotan ( Fluothane®) F3C – CHClBr
Stadium
narkosa
1.
Stadium anagesi, penekanan fungsi korteks otak menimbulkan efek
analgesi, pelan2 berkurangnya kesadaran.
2. Stadium eksitasi, karena hambatan sentra
yang lebih tinggi mengakibatkan peningkatan aktivitas otak tengah, yg berakibat
hiperrefleksi (muntah), peningkatan sekresi kelenjar, peningkatan tonus otot. Hilangnya kesadaran.
3. Stadium toleransi, sentra ssp yang lebih
dalam (batang otak, sumsum tulang belakang) dilumpuhkan. Rangsangan refleks dan
sekresi kelenjar masih ada, tonus otot rangka menurun (efek muskel relaksan),
pernafasan spontan dipertahankan. Operasi
dilaksanakan pada stadium ini.
4.
Stadium aspiksi, dengan hambatan sentra vegetativ yang esensial
pada medula oblongata mengakibatkan penghentian pernafasan denyut jantung.
Farmakologi
1.
Masing2 anestesi dibedakan atas lebar narkosa, yakni perbedaan
konsentrasi yang dibutuhkan antara stadium toleransi dan aspiksi, kemudahan
pengenalan ciri tiap stadium, dan pencapaian kedalaman narkosa.
2.
Pada N2O, efek analgesi baik, tetapi lebar narkosa sempit.
3.
Dietil eter memberikan efek muskel relaksan
Efek
samping
1. Dietileter merangsang selaput lendir
2. Alkil halida hepatotoksis dan sensibilisasi jantung
terhadap catechol amin.
3.
Untuk mengurangi bahaya digunakan kombinasi anestesi : halothan/N2O,
halothan dalam konsentrasi rendah menunjukkan potensi narkosa yang kuat dan
efek yang cepat.
Premedikasi
narkosa
1.
Analgetika, untuk mengurangi rasa sakit.
2.
Sedativa dan neuroleptika untuk mengurangi ketegangan psikhis.
3.
Parasimpatolitika untuk menhindari reflek penghentian denyut jantung dan
menghambat sekresi ludah/kelenjar.
4.
Antihistamin untuk mencegah rangsangan muntah dan histamin yang dibebaskan.
Sifat
fisika
1.
Tekanan uap dan koofisien patisi penting bagi farmakokinetik anestesi
inhalasi.
2. Anestesi gas (N2O,
siklopropan) mempunyai kelarutan yang jelek dalam air dan darah dibanding
anestesi cair. Dengan demikian tekanan parsialnya dalam udara yang dihirup
harus cukup tinggi. (80%N2O/20%O2).
3.
Penjenuhan darah cepat, efek cepat, penghentian efek juga cepat.
4.
Meyer dan Overton (1899/1901): Terdapat korelasi yang positif antara
koofisien partisi minyak/air dengan aktivitas narkosa
Eter dapat mengalami otooksidasi menjadi polimer
eterperoksid yang eksplosif, stabilisator propilgalat.
Sifat
kimia dan reaksi
1.
Dietil eter, siklopropan dan hidrokarbon rendah mudah terbakar,
2. Chloroform dengan cahaya
dan oksigen akan berubah menjadi fosgen yang toksis. Etanol dapat merubah fosgen yang terbentuk jadi
karbonat.
Anestesi
injeksi
1.
Pemberian anestesi secara iv, memberikan efek yang cepat dan kerja yang
pendek.
2.
Digunakan untuk operasi kecil dan pengantar kombinasi anestesi untuk
menekan reaksi stadium eksitasi yang tidak diinginkan.
3.
Anestesi injeksi kecuali γ-hidroksibutirat, bersifat lipofil
Anestesi
injeksi
1.
Pemberian anestesi secara iv, memberikan efek yang cepat dan kerja yang
pendek.
2.
Digunakan untuk operasi kecil dan pengantar kombinasi anestesi untuk menekan
reaksi stadium eksitasi yang tidak diinginkan.
3. Kecuali γ-hidroksibutirat
bersifat lipofil.
4. Efek yang cepat karena kecepatan pengaliran kedalam
pumbuluh darah otak dan kemampuan menembus membran cns.
5.
Cepatnya hilang efek karena penyebaran yang cepat dari otak ke otot dan
lapisan lemak.
6.
Propanidid efek singkat karena diurai secara enzimatik.
7.
Diberikan bersamaneurolep analgesi, spt fentanil.
Sintesis
propanidid dari garam propilesterhomavanilat
Anestesi lokal turunan ester asam benzoat
1.
Memblokir secara terbatas rangsangan pada saraf sensoris sehingga sakit tidak dirasakan.
2.
Diawali dengan penggunaan minyak atsiri untuk menghilangkan rasa sakit.
3. Niemann dan Lossen (1862) mengisolasi cocain dari
spesies Coca.
4.
Koller (1884) pertamakali menggunakan cocain untuk operasi mata.
5.
Cocain tidak lagi digunakan karena, toksisitas, ketergantungan obat,
kecilnya stabilitas dalam larutan.
Continued..
1. Sintesis anestesi permukaan, benzocain oleh Ritsert
(4amino-etilester-benzoat); tidak dapat digunakan sebagai injeksi, karena
kelarutan yang kecil dalam air dan reaksi asam kuat sebagai garam HCl pKa 2,5.
2.
Einhorn dan Uhlfelder (1905) mensintesis procain, amin yang dapat digunakan
secara parenteral.
3.
Procain bertahan sebagai anestesi lokal yang penting.
(-)Cocain dibangun oleh
(–) Ecgonin, metanol dan asam benzoat, yang dihubungkan dengan ikatan ester.
Ecgonin, beda dengan
alkaloid Belladonna, dibangun oleh b-tropanol (pseudotropin)
Farmakologi
1.
Mekanisme kerja berdasarkan penurunan permeabilitas membran terhadap ion
natrium, pada konsentrasi tinggi, aliran kalium juga ditahan. Penurunan
permeabilitas membran menstabilisasi potensial istirahat (menghindari
depolarisasi). Hantaran rangsangan akan dikurangi atau diblokir.
2.
Efek lebih kuat terhadap syaraf sensoris yang halus dibanding syaraf
motorik dengan diameter lebih besar.
3.
Anestesi injeksi karena efek samping melebar pembuluh darah (penyebaran
cepat/efek hilang) sering dikombinasi dengan vasokonstriksi seperti
adrenalin/ornipresin.
Pengelompokan
anestesi atas penggunaan
1.
Anestesi permukaan, bekerja melalui difusi ke ujung
syaraf sensoris. Penggunaan hanya dapat untuk permukaan luka dan selaput
lendir, tidak dapat mencapai epidermis.
2.
Anestesi infiltrasi, memblokir syaraf sensoris pada
jaringan tertentu, digunakan untuk operasi kecil, seperti cabut gigi.
3.
Anestesi leitung, dengan memberikan injeksi
anestesi pada percabangan syaraf tertentu, maka akan memblokade hantaran
rangsangan perifer dalam daerah yang lebih luas.
SAR-anestesi
lokal
1.
Menurut Löfgren (1948) struktur lokal anestesi dibangun oleh : Sisa lipofil
dan sisa hidrofil yang dihubungkan oleh rantai antara.
2.
Bagian lipofil biasanya aromatik, bagian hidrofil suatu basa, rantai antara
mempunyai gugus elektonegatif yang polar.
3.
Sebagai aromatik bisa benzen, heteroaromat (tiofen, chinolin).
4.
Adanya gugus donor elektron pada posisi-2 atau -4, meningkatkan stabilitas
anestesi turunan esterbenzoat.
5.
Anestesi Mentol, klorbutanol, fenol tidak memenuhi struktur Löfgren,
ketepatan faktor kimia-fisika, sperti kebasaan, koff partisi, difusisitas,
tegangan permukaan menentukan aktivitas sebagai suatu anestesi lokal.
SAR,
continued…
1.
Disamping meningkatkan stabilitas ester, substitusi posisi -2 dan -4 juga
meningkatkan kerapatan elektron pada oksigen-karbonil, sehingga akan
meningkatkan ikatan anestesi pada membran.
2.
Gugus polar pada rantai antara juga juga dapat diganti, penggantian ester
dengan amid, keto atau eter, akan memperpajang efek anestesi.
3.
Peningkatan kelipofilan seperti, perpanjangan, percabangan rantai antara
atau substitusi sisa alkil lebih besar pada hetero atom meningkatkan aktivitas
dan toksisitas.
4.
Amin sekunder atau tersier tidak berpengaruh terhadap efek (benzocain tidak
punya), tetapi akan meningkatkan potensi melalui kemungkinan membentuk garam
yang larut dalam air.
Kesetimbangan
protolisis
1. Kesetimbangan protolisis penting untuk adanya efek
anestesi, bentuk basa anestesi yang tidak bermuatan diperlukan untuk menembus
fasa lipoid dari sel syaraf, sedangkan efek besar kemungkinan diberikan oleh
anestesi bentuk protonasi.
2.
Kesetimbangan protolisis dipengaruhi oleh pKa anestesi dan pH lingkungan.
3.
Sebagian besar anestesi, bentuk basanya pada jaringan sehat (pH 7,4) adalah
3-20%, dengan meningkat kebasaan anestesi, persentase bentuk basa akan
meningkat.
4.
Anestesi pKa >9 seperti garam am.kuartener tidak aktif pada pH 7,4.
5.
Pada jaringan meradang (pH 6) bagian anestesi bentuk basa sangat kecil,
aktivitas anestesi juga menurun drastis.
Biotransformasi:
Kecuali cocain, anestesi
lokal ester hanya sejumlah kecil diurai dalam hati, sebagian besar dihidrolisis
dalam jaringan dan plasma darah.
Procain oleh cholinesterase tidak spesifik diurai
4-aminobenzoat dan 2-dietilaminoetanol. Eliminasi 4-amino benzoat terjadi
setelah konyugasi dengan glycin. Dalam jumlah kecil procain
juga mengalami N-desalkilasi..
Sintesis
anestesi lokal ester benzoat.
Analitik
·
Benzocain dan procain HCL, sebagai amin primer dapat didentifikasi dengan
pembentukan basa Schiff (senyawa azometin) dan dengan reaksi kopel diazotasi.
·
Penetapan kadar dapat dengan nitrimetris (NaNO2) dan bromometris dengan
KBr/KBrO3, terjadi brominasi posisi-3 dan -5.
·
Tetracain : Acetilasi amin aromatik, ditambahkan HgAc, kemudian dititrasi
dengan HClO4/asam asetat.
·
Lokal anestesi turunan anilid
·
Löfgren (1948) mengsintesis
lidocain, 2-dietilamino-N-(2,6-dimetil-fenil)-acetamid.
·
Ester yang tidak stabil diganti
dengan amida
Farmakologi dan SAR
1.
Lokal anestesi turunan anilid efek cepat, potensi kuat.
2. Lidocain 4x procain, toksitas 2x procain.
3.
Lama efek tergantung substitusi pada aromat, penggantian metil yang stabil
(pada lidocain) dengan ester (tolicain), akan memperpendek aktivitas.
4.
Struktur anestesi turunan anilid memenuhi prinsip Löfgren.
5.
Dibanding anestesi ester benzoat, hanya dibutuhkan sedikit vasokntriksi,
bahkan pada mepivacain tidak dibutuhkan.
6. Bupivacain long term aestesi lokal
7. Lidocain punya efek antiaritmia.
Sifat
kimia anestesi anilid
1.
Anestesi tipe anilid lebih stabil terhadap hidrolisis dalam larutan dan
terhadap hidrolisis enzimatis dijaringan, dibanding turunan ester.
2.
Penambahan gugus yang volumineous pada posisi 2 dan 5 juga akan
meningkatkan stabilitas ikatan amida.
Biotransformasi
Beda
dengan turunan ester benzoat, anestesi turunan anilid mengalami biotransformasi
dihati dengan bantuan enzim monoksigenase, N-Desalkilasi oksidatif dan
hidroksilasi aromat.
Anestesi
lokal berbagai struktur
1.
Carticain, derivat tiofen, terutama digunakan sebagai infiltrasi anestesi.
2. Fomocain, suatu fenil eter
dari benzilalkohol yang disubstitusi basa. Terutama
digunakan untuk anestesi permukaan dan pruritus.
3.
Polidocanol, poliglikoleter dari dodesilalkohol, anestesi yang tidak
mengandung nitrogen.
SAR-anestesi
berbagai struktur
1.
Carticain memiliki struktur parsial tiofen yang merupakan bioisosteric
dengan anestesi turunan anilid.
2. Carticain memenuhi prinsip Löfgren.
3.
Polidocanol dengan sisa dodesil yang lipofil, dengan rantai antara poli
eter yang polar dan gugus hidroksil yang polar juga dapat dikatakan memenuhi
prinsip Löfgren
No comments:
Post a Comment