ANALISA
MAKANAN
Pada
tahun 1810 seorang dari prancis, Nivholas Appert menerbitkan sebuah buku
bagaimana cara pengawetan makanan. Cara pengawetan makanan ini sampai sekarang
masih digunakan seperti cara sterilisasi. Tadinya orang tidak mengetahui apa
penyebabnya bahan makanan yang telah diproses dengan baik tetap masih cepat
rusak selama penyimpanan baru 1840 orang dapat menemukan cara pemeriksaan bahan
makanan yang sudah dikalengkan. Caranya adalah bahan-bahan makanan yang sudah
dikalengkan disimpan dalam ruangan pada suhu 32-43 C selama 1 bulan , apabila
proses pengawetannya tidak memenuhi syarat maka bahan makanan yang dikalengkan
tersebut tutupnya sebelah atas dan bawah akan menggelembung. Ini berarti bahan
makanan tersebut telah mengalami kerusakan. Tetapi apabila dalam waktu 1 bulan
tidak mengalami perubahan maka bahan makanan ini dapat disimpan dalam waktu
yang cukup lama. Ini merupakan cara yang sederhana dalam penentuan kerusakan
makanan kaleng.
Negara
yang dianggap maju, negara yang mampu menggunakan teknologi dalam proses
pembuatan makanan dan pemeriksanaan kualitas sehingga negara tersebut
mempunyai kemampuan menyimpan bahan
makanan dalam waktu cukup lama.
Setelah
PD II, orang telah menggunakan teknologi yang maju dan efisien dalam
menghasilkan bahan makanan yang berkualitas baik dan tahan lama.
Yang
dimaksud makanan menurut FDC adalah:
- bahan yang digunakan untuk makanan atau minuman bagi manusia dan hewan.
- permen karet (chewing gum)
- bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan dan minuman
menurut
FDC bahan-bahan makanan tersebut tidak dibenarkan mengandung zat yang bersifat
racun terhadap manusia maupun hewan atau zat-zat yang dapat mengganggu
kesehatan manusia
bahan
baku hasil pertanian tidak dibenarkan mengandung residu pestisida dan bahan kimia
lainnya. Apabila tidak dapat dihindarkan adanya senyawa kimia yang terdapat
pada bahan pertanian ada batasan-batasan yang diatur dengan UU
DASAR-DASAR
PEMERIKSAAN KUALITAS
- Pemeriksaan bahan baku
- pemeriksaan proses
- pemeriksaan hasil akhir
apabila pemeriksaan dari bahan baku
dan pemeriksaan pada proses pembuatan dilakukan dengan baik maka pemeriksaan
hasil akhir hanya bersifat sekunder. Tetapi pada kenyataannya pemeriksaan bahan
baku dan pemeriksaan selama proses tidak menurut yang diharapokan maka disini
perlu dilakukan pemeriksaan hasil akhir.
Yang perlu diperhatikan lagi
adalah zat-zat utama yang digunakan untuk proses pembuatan makanan dan zat
tambahan yang digunakan dalam jumlah sedikit perlu dikontrol dengan baik.
Sebagai contoh: zat-zat tambahan ini digunakan dalam jumlah sedikit sedangkan
persediaanya dalam jumlah cukup besar maka kemungkinan zat tambahan ini bisa
terkontaminasi dan bisa juga mengalami kerusakan.
Jadi perlu pemeriksaan baku dan
proses untuk mendapatkan hasil yang lebih layak digunakan sebagai bahan
makanan. Jadi faktor kualitas bahan makanan sangat menentukan selain layak
untuk dimakan, lama penyimpanan sehingga bahan makanan ini dapat terdistribusi
pada daerah lain. Selain itu, pada prosesnya alat-alat yang digunakan harus
diperhatikan sehingga alat ini tidak menyebabkan bahan makanan menjadi rusak
atau terjadinya kontaminasi.
Makanan
dianggap melanggar hukum apabila dibungkus atau disimpan pada keadaan tidak
memenuhi syarat dan kebersihan sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia
selain dari bahan-bahan yang digunakan bebas dari zat-zat yang dapat
menyebabkan toksis pada manusia yang perlu diperhatikan juga adalah penggunaan
wadah yang sesuai dan bebas dari zat toksik. Wadah bisa berupa kaleng, botol,
atau plastik
Bahan-bahan
makanan terutama bahan baku yang digunakan tidak diperkenankan bahan baku yang
rusak dan kotor. Apabila berasal dari hewan, maka hewan ini matinya karena
dipotong bukan karena sakit.
Pada
wadah makahan diberikan etiket sesuai dengan senyawa yang terkandung dalam
wadah tersebut. Tidak boleh diberikan keterangan yang tidak sesuai. Sebagai
contoh penambahan sari buah dengan air harus tertulis pada etiket, begitu juga
dengan zat warna. Tidak boleh memberikan keterangan yang palsu.
Pada
saat sekarang yang menjadi problem adalah bahan-bahan makanan yang dapat
diterima (acceptable) dan aman dalam jumlah cukup banyak untuk memenuhi
kebutuhan yang selalu meningkat.
Disini
berperanlah berbagai disiplin ilmu seperti tekknologi kimia, teknologi pangan,
dll. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka sangat berperan teknologi yang
telah dikaji secara ilmiah.
No comments:
Post a Comment