LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM
lotio
I.
Monografi
- Zinc Oksida (ZnO)
Sengoksida,
Flowers of zinc, Zinum Oksidatum, ZnO. BM = 81,37
Pemerian,
serbuk warna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Khasiat,
antiseptikum lokal
Pemberian
luar
Golongan
bebas.
- Vioform
Pemerian,
serbuk ringan putih kekuningan atau putih kecoklatan, bau khas lemah,
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan,
praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol P, Larut dalam dimetilformamida
P dan dalam pirida P
Khasiat,
anti amuba
Penyimpanan,
dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Pemberian
luar
Golongan
bebas terbatas.
- Gliserol
Gliserin,
gliserol, Trihidroksipropena, C3H8O3. BM =
92,09
Pemerian,
cairan kental jernih, hampir tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis diikuti
rasa panas, higroskopis.
Khasiat,
zat tambahan, pelarut, laksatif
Pemberian
oral dan luar.
Glolongan
bebas
- Bentonit
Bentinicum, Wilkinite, Mineral soap, Soap
Clay.
Pemerian,
serbuk coklat pucat kekuningan / kuning gading, tidak berbau, rasa mirip minyak
tanah.
Khasiat,
zat tambahan (suspending agent), laksatif.
Pemberian
oral dan luar
Golongan
bebas.
- Nipagin
Metilys
parabenum, Mothyl parasept, Metil chomosopt.
Pemerian,
serbuk hablur halus, warna putih, hampir tidak berbau, tidak berasa, memberi
rasa tebal.
Khasiat
sebagai pengawet
Golongan
bebas
- Alkohol
Pemerian,
cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Memberikan rasa dingin pada kulit.
II.
Tinjauan Farmakologi
Kliokinol berkhasiat antibakteria dan
fungisid, juga berdaya amebisid, khususnya terhadap entamoeba bentuk minuta
tetapi tidak efektif terhadap bentuk hati. Pada pemakaian oral digunakan
sebagai amebisid- kontak pada amebiasis- usus dan pengobatan bagi pembawa
kista.
Indikasi :dermatosis akut atau kronik
dengan atau tanpa disertai infeksi, kontak dermatitis, atropikdermatitis,
neurodermatitis, pioderma,dermatomikosis, dan alergi kulit.
Kontra indikasi : penderita tuberkolosis,
penyakit kulit yang disebabkan oleh virus.
Dosis : oral 3 dd 250-500 mg selama
7 – 10 hari
Luar 3-4 kali sehari oleskan pada
bagian kulit yang sakit.
III. Tinjauan
Formulasi
- Preformulasi
a.
Viofom
Bentuk : Serbuk ringan putih
kekuningan atau putih kecoklatan,
Bau
: khas lemah,
Rasa
: tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol P, Larut dalam dimetilformamida
P dan dalam pirida P
Susut
pengeringan : tidak lebih dari 0,5 %
Sisa
pemijaran : tidak lebih dari 0,25
%
b.
Zinc Oksida
Bentuk
: Serbuk warna putih,
Bau
: tidak berbau,
dan
Rasa
: tidak berasa.
Kelarutan
: t/air dan etanol 1/asam
mineral encer alakli OH.
- Formula Standar
a. Tablet
viofom
Tiap
tablet mengandung :
Cloiquinolinum
250 mg
Zat
tambahan yang cocok secukupnya
b.
Krim viofom
Tiap
10 g mengandung :
Cloquinolinum
300 mg
Chlororosolum
10 mg
Cetomacrogolum
300 mg
Cetostearylalcoholum
1,2 g
Parafin
liq 1
g
Vaselin
album 2,5
g
Aquadest
ad
10 g
c.
Salep viofom
Tiap
10 g mengandung :
Cloquinolinum
300 mg
Adeps
lanae 1
g
Vaselin
album ad 10 g
- Sediaan yang beredar
a.
Benoson-V
b.
Camviocorthon
c.
Cendoderm
d.
Krimbeson
e.
Vio-chorton
f.
Viohydrocort
- Formula yang direncanakan
Lotio mengandung :
Viofom 3 %
ZnO 6
%
Gliserol 3 %
Bentonite 3 %
Nipagin 0,1 %
Alkohol 10 %
Ol. Rosae 3 tetes
Aquadest ad 60 ml
- Alasan pengambilan bahan
a.
viofom,
sebagai zat aktif yang berkhasiat
antibakteria dan fungisid, juga berdaya amebisid
b.
ZnO,
sebagai adstringen pemberi rasa sejuk pada kulit serta berfungsi sebagai
antiseptik lokal.
c.
Gliserol,
sebagai zat pembasah sehingga zat aktif
dapat dipenetrasi oleh medium pendispersi.
d.
Bentonite,
dapat meningkatkan viskositas sediaan dan
digunakan untuk menyerap eksudatdari luka, air dari keringat.
e.
Nipagin,
sebagai pengawet agar sediaan dapat
disimpan dalam waktu tertentu.
f.
Alkohol,
memberikan rasa sejuk pada kulit sewaktu
dioleskan dan mempercepat keringnya lotio pada kulit.
g.
Ol. Rosae, sebagai pewangi
- Penimbangan
a.
Viofom = 3 %
x 60 ml = 1,8 g
b.
ZnO = 8
% x 60 ml = 4,8 g
c.
Gliserol = 3
% x 60 ml = 1,8 ml
d.
Bentonite = 3 % x
60 ml = 1,8 g
e.
Nipagin = 0,1
% x60 ml = 0,06 g
f.
Alkohol = 10 %
x 60 ml = 6 ml
g.
Ol rosae = 3
tetes
h.
Aquadest ad 60 ml
- Cara kerja
a.
Bersihkan alat
b.
Ayak ZnO dengan ayakan 100
c.
Timbang bahan yang diperlukan.
d.
Panaskan mortir dan stamfer, buat mucilago
Larutkan
bentonite dengan air panas dengan perbandingan 1 : 20. gerus hingga terbentuk
mucilago.
c.
Campurkan Viofom dengan ZnO dalam lumpang, gerus hingga
homogen. Dan basahi dengan gliserol, gerus kembali.
d.
Tambahkan mucilago, gerus hingga homogen.
e.
Tambahkan nipagin, gerus homogen.
f.
Encerkan alkohol dengan aquadest, lalu campurkan dengan
bahan diatas.
g.
Tambahkan 3 tetes ol. Rosae
h.
Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasi.
i.
Tambahkan aquadest hingga 60 ml.
IV.
Daftar Pustaka.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
1978. Formularium Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
1995. Farmakope Indonesia edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Gan, Sulistya. Dkk.
1995. Farmakologi dan Terapi edisi IV. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Hardjasaputra, Purwanto.
Dkk. 2002. Daftar Obat di Indonesia. Grafidian Medipress. Jakarta.
Tjay, Hwan Tan. Raharja,
Kirana. 2001. Obat-Obat Penting. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
No comments:
Post a Comment