PEMBUATAN
MINYAK KELAPA DARI DAGING BUAH KELAPA (Cocos nucifera)
I.
Tujuan
·
Mengetahui cara pembuatan minyak kelapa dari
daging buah kelapa (Cocos nucifera).
·
Menentukan bobot jenis, indeks bias, dan
bilangan asam dari minyak kelapa yang diperoleh.
II.
Tinjauan Pustaka
Minyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos
nucifera) dengan berbagai metoda pembuatan. Minyak kelapa telah digunakan
secara turun temurun selama berabad-abad oleh nenek moyang bahkan sampai
sekarang masih digunakan oleh penduduk pedalaman dan pedesaan dimana pohon
kelapa tumbuh subur dan merupakan bahan makanan fungsional utama dari hasil
pertanian mereka.
Dibandingkan dengan minyak sayur dan minyak yang berasal dari keluarga
yang sama, minyak kelapa mutunya adalah paling tinggi berdasarkan pada besarnya
kadar asam lemak jenuh dan asam laurat yang terkandung. Berdasarkan penelitian,
kadar asam lemak jenuh dalam minyak kelapa adalah 92%. Paling tinggi
dibandingkan yang lainnya.
Selain itu minyak asal keluarga kelapa mengandung anti mikroba alami yang
poten karena kandungan asam lauratnya yang cukup tinggi (48%) yang hampir
setara dengan air susu ibu (50%), juga asam kaprilik (8%) dan asam capric (7%).
Metoda pembuatan minyak kelapa ada bermacam-macam, diantaranya:
1.
Dengan penambahan zat-zat yang merangsang pembentukan
minyak kelapa. Zat –zat ini dapat berupa getah pepaya (papain), air perasan
nenas, ragi, atau pun dengan minyak itu sendiri.
2.
Pemanasan tidak dengan api langsung
3.
Pemanasan dengan api langsung.
Dengan cara pertama, akan diperoleh Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak
kelapa mutu I yang berbau khas dan bening tak berwarna. Cara kedua akan
memberikan minyak kelapa mutu II yang bening agak kekuningan. Sedangkan cara
ketiga, menghasilkan minyak kelapa mutu III yang berwarna kuning.
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa mutu terbaik. VCO
mengandung asam laurat yang tinggi (sampai 53%) yang merupakan lemak jenuh
dengan rantai karbon sedang (12 atom karbon) yang biasa disebut medium-chain
fatty acid atau MCFA.
Berbeda dari minyak kelapa biasa, VCO dibuat dari buah kelapa tua yang
masih segar dan tanpa pemanasan. Untuk menghasilkan 1 liter VCO dibutuhkan 15 –
17 butir kelapa. Proses yang tidak melibatkan pemanasan ini tidak saja dapat
menghasilkan asam lemak rantai sedang, tetapi juga dapat menjamin keberadaan
vitamin E dalam kandungannya.
Tidak seperti minyak jenis lain (seperti minyak hewani dan minyak sayur)
yang mengandung asam lemak dengan rantai karbon panjang, VCO dengan MCFA ini
secara fisiologis dan biologis aman karena tidak meningkatkan kadar kolesterol
darah. VCO setelah dikonsumsi, sesampainya di saluran cerna akan segera diserap
oleh dinding usus karena ukuran molekul komponennya yang kecil. Hal ini dapat
terjadi tanpa melalui proses hidrolisa dan enzimatika. Kemudian, komponen VCO
seperti asam laurat tersebut dipasok ke aliran darah dan dibawa ke hati untuk
dimetabolisir. Di dalam hati minyak kelapa ini diproses untuk memproduksi
energi saja dan bukan kolesterol dan jaringan adiposa.
Dalam pemanfaatannya, VCO dapat dikonsumsi secara langsung, sebagai
emolien, zat tambahan untuk kosmetik atau sediaan farmasi lainnya, dan
digunakan untuk memasak. Dengan struktur kimia yang tidak mengandung ikatan
rangkap, minyak ini bersifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen, dan tahan
terhadap proses degradasi. Dengan sifat tersebut VCO dapat disimpan dengan
mudah pada suhu kamar selama bertahun-tahun.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguunaan VCO untuk memasak
makanan akan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang
mematikan. Dalam tubuh manusia, asam laurat akan diubah menjadi monolaurin,
suatu senyawa monogliserida yang bersifat antivirus, antibakteri dan
antiprotozoa.
Dengan sifatnya itu, monolaurin dapat menanggulangi serangan virus-virus
seperti HIV, herpes simplex virus, vesicular stomatitis, visna virus,
cytomegalovirus, influenza, dan berbagai bakteri patogen termasuk listeria
monocytoenes dan helicobacter pyloryd, serta protozoa dan giardia lamblia.
Selain asam laurat, VCO juga mengandung asam capric yang juga bermanfaat
bagi kesehatan. Dalam tubuh, asam lemak ini diubah menjadi monocaprin yang
bermanfaat untuk mengobati virus HSV-2 dan HIV-1, dan bakteri Neisseria
gonorrhoeae.
III.
Prosedur Kerja
Alat
·
Botol kaca bermulut lebar
·
Sendok
·
Saringan
·
Kertas Tisu
·
Wadah penampung
·
Botol kecil
·
Kuali
·
Penangas air
·
Pignometer
·
Refraktometer Abbe
Bahan
·
Buah kelapa tua 5 butir, diambil daging buahnya.
·
Papain, air nenas muda, ragi, atau VCO untuk
memancing keluarnya minyak.
·
Eter dan etanol untuk penentuan bilangan asam.
Cara Kerja
1.
Kelapa tua sebanyak 5 butir, diparut daging buahnya
kemudian ditimbang.
2.
Lalu hasil parutan diperas, dengan peras kempa ataupun
secara manual.
3.
Hasil perasan (santan) diamkan selama satu malam pada
suhu kamar.
4.
Pisahkan air dengan krim yang terbentuk, bagian krim
ditambah dengan salah satu zat pemancing minyak (papain, ragi, air nenas muda
atau VCO yang telah jadi)
5.
Diamkan selama ±24 jam, kemudian saring.
Diperoleh VCO.
6.
Ampas dari saringan tersebut dipanaskan di penangas air
selama beberapa waktu hingga menggumpal. Kemudian saring, dan diperoeh minyak
II.
7.
Ampas dari saringan yang kedua ini kemudian dipanaskan
dengan api langsung di dalam kuali. Saring dan peras. Diperoleh minyak III.
8.
Lakukan penentuan Bobot Jenis, Indeks Bias, dan
Bilangan asam.
IV.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Dari praktikum yang kami lakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari 5 butir kelapa tua diperoleh daging buah kelapa yang telah diparut
sebanyak 1,95 kg.
·
VCO
Volume yang diperoleh 204 ml, bening tak berwarna, bau
khas.
·
Minyak II
Volume yang diperoleh 36 ml, warna agak kekuningan, agak keruh, dan
berbau khas.
·
Minyak III
Volume yang diperoleh 34 ml, berwarna kuning dan tembus cahaya (bening)
4.1.1 Perhitungan Bobot Jenis
Penentuan bobot jenis
dilakukan dengan menggunakan pignometer 10 ml dan alat timbangan digital.
Diperoleh data sebagai berikut:
Berat pignometer kosong = 12,7534 g
Volume = 10 ml
VCO
Berat VCO + pignometer = 21,9570 g
Berat VCO = 21,9570 g – 12,7534 g = 9,2036 g
|
|
Minyak II
Berat minyak II + pignometer = 22,0072 g
Berat minyak II = 22,0072 g – 12,7534 g = 9,2254 g
|
|
Minyak III
Berat minyak III + pignometer = 21,9900 g
Berat minyak III = 21,9900 g – 12,7534 g = 9,2366 g
|
|
4.1.2 Penentuan Indeks bias dan perhitungan
Penentuan Indeks bias dilakukan dengan menggunakan Refraktometer Abbe.
Diperoleh data:
VCO = 1,45645 pada suhu 31oC
Minyak II = 1,45644 pada suhu 35oC
Minyak III = 1,45645 pada suhu 35oC
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, oleum cocos murni mempunyai Indeks
bias 1,450 – 1,453 pada suhu 20oC. maka dapat dilakukan perhitungan
menurut rumus berikut:
nt = n20o
+ (20o – t). 2 x 10-4
dimana t adalah suhu pengukuran.
Maka dapat dihitung indeks bias VCO, minyak II, dan
minyak III pada suhu 20oC:
VCO
nt = 1,453 + (20o – 31o). 2 x 10-4
= 1,4508
Minyak II
nt = 1,453 + (20o
– 35o). 2 x 10-4 = 1,450
Minyak III
nt = 1,453 + (20o – 35o). 2 x 10-4 =
1,450
Kedua data diatas, dapat dilakukan perbandingan.
4.1.3 Penentuan Bilangan asam
Penentuan bilangan asam dilakukan menurut cara yang tertera pada
Farmakope Indonesia edisi III, adalah sebagai berikut:
Timbang saksama 10 g zat uji dalam labu 250 ml, tambahkan 50 ml campuran
etanol (95%) P dan eter P volume sama yang telah dinetralkan dengan NaOH 0,1 M
menggunakan indikator fenolftalein P. jika zat uji tidak larut dalam pelarut
dingin, refluks hati-hati hingga larut. Titrasi dengan KOH 0,1 N sambil terus
menerus dikocok hingga terjadi warna merah jambu yang mantap selama 15 detik.
Hitung dengan rumus:
α adalah jumlah ml KOH 0,1 N yang diperlukan untuk titrasi zat uji.
g adalah bobot dalam gram zat uji.
Penentuan ini tidak dilakukan dalam praktikum karena ketidaktersediaan
bahan (eter).
Perhitungan Rendemen
|
|
|
|
|
|
Pembahasan
Pada praktikum ini, digunakan 5 butir kelapa tua. Digunakan kelapa yang sudah
tua karena semakin tua, kandungan minyaknya menjadi semakin banyak. Pemerasan
dilakukan secara manual dengan tangan dan penambahan air. Setelah didiamkan
selama ±12
jam (1 malam) terbentuk 3 lapisan, yakni air, krim dan minyak. Minyak telah
terbentuk sebelum penambahan zat-zat pemancing pembentukan minyak, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh pengerjaan yang tidak steril sehingga ada
kontaminasi mikroba yang mempercepat pembentukan minyak.
Setelah dilakukan proses pembuatan, diperoleh VCO, minyak II dan minyak
III. VCO yang diperoleh hanya 204 ml (14,07%) yang cukup rendah kadarnya hal
ini karena proses pemerasan yang dilakukan dengan tangan. Hasil yang lebih
banyak akan diperoleh dengan pemerasan kempa. Begitu juga minyak II hanya 2,48%
dan minyak III sebanyak 2,34%.
Dari penentuan bobo jenis diperoleh bobot jenis VCO adalah 0,9237, minyak
II adalah 0,9225, dan minyak III adalah 0,9237. ketiga jeniss minyak ini tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti terhadap faktor bobot jenis. Akan tetapi
jika dibandingkan dengan bobot jenis oleum cocos murni menurut literatur yakni
0,940 – 0,950, bobot jenis ketiga jenis minyak yang diperoleh lebih rendah.
Dari penentuan Indeks bias, diperoleh data indeks bias VCO adalah 1,45645
pada 31oC dibandingkan perhitungan berdasarkan literatur, pada suhu
yang sama bobot jenis oleum cocos murni adalah 1,4508. Hal ini menunjukkan
bahwa indeks bias VCO lebih tinggi dibandingkan oleum cocos murni. Begitu juga
dengan minyak II dan minyak III dibandingkan oleum cocos murni. Jika VCO,
minyak II, dan minyak III dibandingkan indeks biasnya, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.
Penentuan bilangan asam untuk ketiga jenis minyak yang diperoleh tidak
dilakukan pada praktikum kali ini disebabkan karena ketidaktersediaan bahan untuk
melakukan penetuan bilangan asam tersebut. Menurut literatur, bilangan asam
untuk oleum cocos adalah tidak lebih dari 0,2 dan oleum cocos murni adalah
tidak lebih dari 1,0.
V.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut:
- VCO
Rendemen = 14,07%
Bobot Jenis = 0,9237
Indeks Bias =1,45645 pada 31oC
- Minyak II
Rendemen = 2,48%
Bobot jenis = 0,9225
Indeks bias = 1,45644 pada 35oC
- Minyak III
Rendemen = 2,34%
Bobot jenis = 0,9237
Indeks bias = 1,45645 pada 35oC
Saran
Dalam melakukan praktikum pembuatan minyak kelapa ini hendaknya hati-hati
dan bersih.
No comments:
Post a Comment