SOLUBILISASI
Menurut Mc Bain
solubilisasi adalah proses peningkatan
pelarutan senyawa organik yang tidak larut atau hanya sedikit larut dalam air
yang adanya koloidal yang disebut missei.Dalam perkembangan kemudian
dikatakannya lebih tepat jika solubilisasi dianggap sebagai suatu pertisi
antara missei (yang dibentuk oleh surfaktan) dan air.Kemampuan solubilisasi dapat diperkirakan dari perbandingan
kelarutan zat dalam surfaktan dan
kelarutan zat dalam air.semakin besar nilai perbandingan ini semakin tinggi
pula kemampuan solubilisasi surfaktan
terhadap zat.
Surfaktan
Beberapa
zat organik tertentu bila terdispersi dalam suatu cairan, cenderung akan
memekat pada permukaan atau antar permukaan cairan, zat yang memekat pada
permukaan atau antar permukaan disebut surface active agent = surfaktan.
Missel
Kelompok
molekul atau ion surfaktan yang mempunyai ukuran dengan besar yang khas terhadap
suatu pelarut.Missei dapat meningkatkan kelarutan dari zat organik tertentu
yang sukar larut atau sedikit larut.Bila suatu surfaktan dilarutkan atau
didispersikan dalam air pada [] yang sangat rendah, akan terjadi pemekatan pada
antar permukaan , cairan yang selanjutnya akan menutupi seluruh permukaan
tersebut.
Pada
kosentrasi yang lebih kasar, kelebihan surfaktan tidak dapat diabsorpsi lagi
pada antar permukaan, karena antar permukaan telah jenuh sehingga kelebihannya
akan trtinggal didalam cairan dimana molekulnya membentuk kelas yang disebut
missel.Kosentrasi surfaktan dimana terbentuk missel disebut CMC (Critical
Micelle Concantration).
Klasifikasi
surfaktan
1. Surfartan an ionik
Adalah golongan surfaktan dimana gugus polar dan non polar
umumnya berkaitan langsung membentuk suatu molekul dengn bagian aktifnya
bermuatan negatif.
Contoh : turunan sulfonak
R -
SO(3-)- M(+)
2. Surfaktan kationik
Adalah Golongan surfaktan dimana gugus polar dan non
polar umumnya brkaitan langsung membentuk suatu molekul dengan bagian aktifnya
bermuatan ion positif (+) gom dari rantai
panjang amin primer, skunder dari tersier.
3. Surfaktan amfoterik
Adalah Golongan surfaktan dimana gugus polar dan non
polar berkaitan langsung membentuk suatu ion dengan bagian aktifnya bermuatan
positif (+) dan (-)
R - NH2(+) - CH2.coo (-)
4. Sulfaktan non ionic
Adalah Golongan
sulfaktan dimana gugus polar dan non polar berikatan langsung membentuk molekul
dengan bagian aktifnya tidak bermuatan.
-
Ikatan ester, contoh : tween, murj.
-
Ikatan eter, contoh : brij, emulgide.
-
Ikatan amida, contoh : ethomida.
HUBUNGAN NILAI HLB DAN TIPE SISTEM
3
– 6
7
– 9
8
– 18
13
– 15
15
- 18
|
A/m emulgator
Zat pembasah
m/a emulgator
zat pembersih (detergent)
zat penolong kelas isolubilizer
|
Contoh : a/m = air dalam minyak
m/a = minyak dalam air
Ö BILANGAN
AGRESI MISSEL
adalah jumlah unit
molekul surfaktan yang membentuk missel.Bilangan agresi missel dari sulfaktan
nonionic dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : n = Mm/Mo
n = bilangan agresi
missel
Mm = berat missel
Mo = bobot molekul dari
surfaktan
Untuk menentukan
bilangan agresi missel dapat digunakan teori hamburan cahaya dan satu
sendimentasi pada ultra sentrifugal.Bila agresi missel dipengaruhi oleh type
surfaktan satu, pelarut dan elektrolit dalam system ( lihat tabel )
Senyawa
|
Pelarut
|
Suhu
( 0C )
|
Bil.agresi
missel
|
C4H17SO3-
Na+
|
air
|
23
|
25
|
(
C8H17 SO3- )2 Mg2+
|
air
|
23
|
51
|
C14H29
SO3- Na+
|
air
|
60
|
80
|
C14H29
SO3- Na+
|
0.01
M NaCl
|
23
|
138
|
n
– C18H17 NH3+ C2H5COO
-
|
C6H6
|
20
|
5
+/- 1
|
n
– C18H17 NH3+ C2H5COO
-
|
CCl4
|
30
|
3
+/- 1
|
Sifat-sifat dari larutan surfaktan
berubah dengan terbentuknya missel .
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NILAI CMC LARUTAN SURFAKTAN DALAM AIR ANTARA LAIN :
a.
Struktur surfaktan
b.
Penambahan elektrolit
c.
Penambahan zat organic
d.
Suhu
e.
Pelarut
Solubilisasdi dibuat
dalam zat itu tidak larut air bukan zat padat saja tapi juga minyak-minyak yang
tidak larut air tapi ia obat.Mula-mula titik cMc = 5, klau jadi 4 berarti
solubilisasinya cepat.misalnya : untuk obat tetes mata + NaCl tidak akn terjadi
solubilisasi.
- PENGARUH DARI STRUKTUR SURFAKTAN
Surfaktan
mempunyai kecendrungan unttuk melarut dalam 2 fasa cair yang tidak bercampur
dan mempunyai derajat polaritas tertentu.Winsal mengusulkan nama ampifil karena
terhadap pelarut polar dan non polar struktur surfaktan mempunyai afinitas
tertentu.Derajat keseimbangan antara bagian hidrofil dan lifofil ditentukan oleh jumlah dari sifat gugus polar
dari molekul.
Bagian
hidrofil adalah gugus hidraksi, karboksit, sulfat, aldehid, sulfanut,
polioksietilen, dll.
Bagian
lipofil (hidrofob) merupakan rantai hidrokarbon tidak jenuh dengan 5 - 20 atom
c.seprti paraffin, terpen golongan alcohol tinggi dll.
NILAI CMCSURFAKTAN
DITENTUKAN OLEH GUGUS HIDROFIL , HIDROFOB, DAN COUNDER ION DARI STRUKTUR
SURFAKTAN .
Gugus Hidrofob ( non polar )
Dalam
larutan air nilai cMc akan menurun dengan bertambahnya atom c sampai jumlahnya
16.Hal ini hanya berlaku pada surfaktan ionic.Bila terdapat ikatan rangkap pada
rantai hidrofob nilai cMc akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan atom c
hanya ikatan rangkap.
Gugus Hidrofil
Dasar
gugus hidrofil nilai cMc cenderung naik jika gugus polar dipindahkan dari
posisi akhir ke posisi tengah dari rantai hydrocarbon, setiap surfaktan
mempunyai nilai cMc masing-masing.
Counterior
Apabila
counterior adalah suatu kation dari amin
primer, RNH3+ maka nilai cMc turun dengan bertambahnya
paaaanjang rantai amin tersebut.
- PENGARUH PENAMBAHAN ELEKTROLIT
Penambahan
elektrolit juga dapat menurunkan nilai cMc, pengaruh ini akn terlihat pada
surfaktan ionik, dan amfoterik.Pengaruh penambahan elektrolit ini tidak
terlihat secara nyata pada surfaktan anionik.
- PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ORGANIK
Jumlah
yang sangat rendah dari zat organic dapat memberikan perubahan yang nyata pada
nilai cMc dalam air, oleh karena sebagian dari zat organik ini sebagai
pengobatan atau hasil samping dari pembuatan surfaktan , maka adanya zat
tersebut bisa menyebabkan perbedaan yang berarti terhadap nilai cMc dari
surfaktan.Oleh karena itu pengetahuan mengenai pengaruh organik terhadap nilai
cMc surfaktan sangat penting sekali.Untuk memahami pengaruh yang ditimbulkan
perlu dibedakan dalam goiongan zat organic yang dapat mempengaruhi nilai cMc
dalam larutan air.
ZAT ORGANIK GOL I
Mempengaruhi
nilai cMc dengan cara masuk dalam misel surfaktan (turun cMc).Biasanya
merupakan senyawa organic polar seperti, alcohol, amida,dll.
ZAT ORGANIK GOL II
Mempengaruhi
nilai cMc dengan cara modifikasi interaksi antar pelarut misel atau interaksi
pelarut surfaktan , contohnya area, diaksan , farmida dalam cMc naik.
- PENGARUH SUHu
Pengaruh
suhu terhadap nilai cMc dalam larutan surfaktan dalam air merupakan hal yang
komlek.Pertama akan terlihat penurunan nilkai cMc nya, akn trjadi peningkatan
nilai cMc.Kenaikan suhu menyebabkan berkurangnya hidrasi gugus hidrofil ,
dimana akan memudahkan pembentukan misel, akan tetapi kenaikan suhu selanjutnya
juga akan menyebabkan gangguan susunan yang mengelilingi gugus tersebut
sehingga menyulitkan pembentukan misel.
Menurut
Flokhorth untuk surfaktan ionic, nilai cMc yang terendah pada suhu 25 0C,
sedangkan menurut Crook untuk surfaktan non ionik nilai cMc nya pada suhu 50 0C.
Ö BENTUK
MISEL
BNentuk
misel biasanya bervariasi tergantung kepada [ ] dari surfaktan.Pada umumnya
disekitar nilai cMc misel akan berbentuk selindris.Dalam
media air misel yang terbentuk spaens mempunyai gugus hidrofilik pada bagian
luar dan gugus hidrofobik pada bagian dalam.sedangkan dalam media bukan air
misel yang berbentuk spaeris disebut / mempunyai susunan berbeda dimana
hidrofobik pada bagian luar dan bagian hidrofobilik pada bagian dalam.
PENENTUAN NILAI CMC
PENENTUAN NILAI CMC DAPAT DILAKUKAN
DENGAN :
- Penentuan tegangan permukaan dengan tensiometer dunavy (kurva a)
- Dengan percobaan solubilasi (kurva e)
Penambahan larutan pada
surfaktan sehingga pada suatu saat terjadi lonjakan yang akan terlihat pada
grafik.saat (titik) terjadinya lonjakan
: Titik cMc.
Keterangan grafik :
a : Tegangan permukaan
b : Tegangan antar
permukaan
c : Tekanan osmotic
d : Konduktifitas
ekuidien
e : Solubilisasi
PENETAPAN SOLUBILISAT DIDALAM MISEL :
A.
Tipe dari surfaktan
Pada surfaktan non ionic
solubilisat akan tersolubilisasi di dalam inti misel ( pada umumnya ).Pada tipe
yang lain dari surfaktan kemungkinan terjadi di dalam ( palisade ) atau
permukaan misel.
Pengaruh tipe surfaktan
adalah mempengaruhi ukuran dan diameter misel ,secara umum tingkat kemampuan
solubilisasi surfaktan dengan panjang rantai hidrofob yang sama dan senyawa
polar yang tersolubilisasi pada inti misel adalah : Non ionik lebih baik dari
kationik, lebih baik dari anionik
Non ionic > kationik
> anionic
B.
Campuran surfaktan
Pada larutan campuran
surfaktan, misel yang terbentuk adalah
gabungan dari kedua surfaktan.Tapi dengan bentuk dan ukuran yang berbeda dari
masing-masing misel, sebagai contoh dapat dilihat pengaruh surfaktan non ionic
terhadap kelarutan asam benzoat seperti tabel berikut :
Surfaktan
|
HLB
|
Kelarutan
% b/v
|
Tween 80
Tween 80 – span 80
Brij 98 – Brij 96
Brij 96
|
15
14
13.5
13.4
|
40
35
30
25
|
Yalkowsky.SH “Techniques of solubilisation of drug” 1981
C.
Pengaruh solubilisat
Struktur solubilisat
dapat menentukan dimana solubilisat tersolubilisasi di dalam misel.Karena
solubilisat mempunyai bentuk dan ukuran molekul yang berbeda-beda.
D.
Pengaruh campuran solubilisat
Bila masing-masing
solubilisat menempati tempat yang berbeda di dalam misel, kemungkinan tidak
akan berpengaruh dalam jumlah surfaktan dalam solubilisat.Tapi bila
solubilisat menempati tempat yang sama,
sedangkan jumlah surfaktan tidak cukup, maka solubilisasi akan terganggu.
CARA PENGERJAAN SOLUBILISASI :
1. Pemeriksaan
surfaktan
Apakah
surfaktan yang kita gunakan memenuhi syarat.
Farmakope
yang digunakan adalah FI atau kalau tidak tercantum monografinya disana dapat
digunakan farmakope lain.
Pemeriksaan
meliputi :
- Organ aleptis
- Kelarutan
- Berat jenis
- Bilangan asam = jumlah mg kOH yang dibutuhkan
- Bilangan penyabunan.
2. Penetapan
nilai cmc
Misal
: Dengan alat tegangan permukaan DUNOVY.
Cmc
dari surfaktan yang ditetapkan dengan otot diatas, dibawah nilai cmc.tegangan
permukaan dari larutan, surfaktan turun secara cepat.Dengan meningkatnya [ ]
surfaktan diatas nilai cmc, [ ] surfaktan tidak mempengaruhi tegangan permukaan
dan mendekati tetap.Biasanya cmc ditetapkan dari titik potong garis lurus yang
diekstropulasikan dari kedua bagian kurva tegangan permukaan.
3. Lama
pengadukan
Langka
pertama adalah penentuan [ ] solubilisat yang dapat dimasukkan kedalam system
agar diperoleh larutan jenuh.
Lakukan
pengadukan larutan solubilisat sampai terjadi kesetimbangan, kemudian kedua
fasa dipisahkan.
Pemisahan
dilakukan dengan menggunakan saringan milk pore yang mempunyai ukuran 0.45
milimikron.Lamanya pengadukan solubilisat
dalam larutan ditetapkan dengan mengambil hasil .Pengadukan dilakukan
setiap 15 menit dan pengadukan dilakukan pada suhu yang tetap dengan
menggunakan pengaduk magnetic, hasil saringan disaring dengan milipore dengan
menggunakan alat seperti spit injeksi .Hasil saringan ditetapkan kadarnya .Bila
telah tercapai kadar yang konstan, disanalah lama waktu pengadukan .
4. Percobaan
solubilisasi
Untuk
percobaan solubilisasi dilakukan dengan hal yang sama seperti diatas
(no.3).Tapi yang menambahkan surfaktan kosentrasinya diatas nilai cmc.
No comments:
Post a Comment