Tuesday, June 23, 2015

AMLODIPINE



  AMLODIPINE
Komposisi                : amlodipin Tablet 2,5 mg, 5 mg, 10 mg
Indikasi                    : Pengobatan hipertensi, pengobatan gejala angina stabil kronik, angina vasospastik (angina Prinzmetal-kasus suspek atau telah dikonfirmasi), pencegahan hospitalisasi karena angina dengan penyakit jantung koroner (terbatas pada pasien tanpa gagal jantung atau fraksi ereksi < 40%)
Dosis                        : Dewasa :
Hipertensi : dosis awal 5 mg sekali sehari, dosis maksimum 10 mg sekali sehari. Pada umumnya dilakukan titrasi dosis dengan kenaikan 2,5 mg selama 7-14 hari.
Angina : dosis pemeliharaan 5-10 mg, gunakan dosis yang lebih rendah pada pasien lanjut usia dan pasien dengan gangguan hati, umumnya diperlukan dosis 10 mg untuk mencapai efek yang mencukupi.
Pasien usia lanjut : digunakan dosis yang rendah untuk mencegah terjadinya insiden kerusakan hati, ginjal atau jantung. Pasien usia lanjut juga mempunyai klirens amlodipin yang rendah.
Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari.
Angina : 5 mg sekali sehari.
Dialisis : hemodialisis dan peritoneal dialysis tidak merubah eliminasi. Tambahan dosis tidak diperlukan.
Penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati : berikan 5 mg sekali sehari. Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari.
Farmakokinetik       : Onset 30-50 menit. Puncak efek : 6-12 jam. Durasi : 24 jam. Diabsorpsi dengan baik. Ikatan dengan protein 93-98%. Metabolisme : > 90% dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif. Bioavailibilitas : 64-90%. Waktu paruh eliminasi 30-50 jam, meningkat pada pasien disfungsi hati. Eliminasi : obat utuh dan metabolitnya diekskresikan melalui ginjal, 10% diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin, 60% dalam bentuk metabolit.
Efek samping           : > 10%: Efek pada kardiovaskuler: edema perifer (2-5% tergantung dosis).
1-10%: Kardiovaskuler : flushing (1-3%), palpitasi (1-4%); SSP: sakit kepala (7,3%), pusing (1-3%)fatigue (4%), palpitasi (1-4%); Dermatologi : rash (1-2%), pruritus (1-2%);
Endokrin dan metabolisme : disfungsi seksual pada pria (1-2%);
Gastrointestinal : mual (2,9%), sakit perut (1-2%), dyspepsia (1-2%), hiperplasia gingival ;
Neuromuskular dan skeletal : kram otot (1-2%), lemah (1-2%); pernapasan : dyspnea (1-2%), edema pulmonary (15%).
<1%: gangguan tidur, agitasi alopesia, amnesia, ansietas, apathy, aritmia, ataksia, bradikardi, gagal jantung, depersonalisasi, depresi, eritema multiforma, dermatitis eksfoliatif, symptom ekstrapiramidal, gastritis, ginekomastia, hipotensi, leukositoclastik vaskulitis, migrain, purpura non trombositopenik, parasthesia, iskemik periferal, fotosensitivitas, hipotensi postural, purpura, rash, perubahan warna kulit, sindrom Stevens-Johnson, sinkope, trombositopenia, tinnitus, urtikaria, vertigo, xerophtalmia.
Overdosis/toksikologi: gejala primer pada kardiak, meliputi hipotensi dan bradikardi. Hipotensi disebabkan oleh vasodilatasi periferal, depresi myo cardiak dan bradikardi.
Bradikardi dihasilkan dari sinus bradikardi, blok ventrikular II atau III atau sinus arrest with junctional rhytm.
Konduksi intraventricular biasanya tidak berpengaruh, sehingga durasi QRS normal (verapamil memperpanjang interval P-R dan bepridil memperpanjang interval QT dan mungkin dapat menyebabkan aritmia ventrikular termasuk torsade de pointes). Noncardiac symptom termasuk kebingungan, stupor, mual, muntah, asidosis metabolik dan hiperglikemia. Dapat diatasi dengan dekontaminasi lambung, jika memungkinkan berikan kalsium secara berulang sehingga kontraktilitas jantung menurun.
Interaksi obat           : Amlodipin meningkatkan level/ efek dari aminofilin, flufoksamin, meksiletin, mirtazipin, ropinirol, teofilin, trifluoroperazin dan substrat CYP1A2 lain. Level/ efek amlodipin dapat ditingkatkan oleh antifungi golongan azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefodazon, nikardipin, propofol, inhibitor protease, kuinidin, telitromisin, verapamil dan substrat inhibitor CYP3A4 lain. Kadar siklosporin dapat ditingkatkan oleh amlodipin.
Penurunan efek: kalsium dapat menurunkan efek hipotensif dari bloker saluran kalsium.
Level/ efek amlodipin dapat diturunkan oleh aminoglutetimida, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, rifamisin dan induser CYP3A4 lain.
Interaksi makanan  : Peningkatan efek/ Toksisitas: Jus grape fruit dapat meningkatkan kadar amlodipin. St. wort mungkin dapat menurunkan level amlodipin.
Hindari dong quai (karena mempunyai efek estrogen). Hindari efedra, yohimbe dan ginseng (dapat memperparah efek hipotensif).
Hindari bawang putih (dapat menurunkan efek antihipertensi) Penurunan efek : Makanan tinggi kalsium dapat mengurangi efek hipotensif dari calsium chanel bloker.

Mekanisme aksi       : Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau area sensitif tegangan selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.

No comments:

Post a Comment