Monday, June 15, 2015

bronkiolitis



BRONKIOLITIS

BATASAN
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dengan gejala utama akibat peradangan bronkioli

KLASIFIKASI
Atas dasar frekuensi nafas dan keadaan umum, dibagi menjadi
Bronkiolitis ringan
Bronkiolitis berat (R > 60x/menit)

ETIOLOGI
Respiratory syncytical virus (RSV) (tersering)
Parainfluenzae virus

KRITERIA DIAGNOSIS
·         Biasanya terjadi pada umur 2 bl – 2 th (terutama 2 – 6 bl)
·         Selama 2 – 4 hari terjadi batuk pilek, hidung tersumbat, panas badan yang diikuti sesak nafas dan mengi. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah muntah, gelisah, tidak mau makan/minum.
·         Pemeriksaan fisis dapat ditemukan merintih (grunting), sianosis, suhu tubuh normal, subfrebris atau tinggi, frekuensi pernafasan meningkat, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, interkostal dan suprasternal, hiperresonsnas pada perkusi, suara pernafasan mungkin normal, ekspirasi memanjang, mengi dan ronki. Hepar dan lien dapat teraba akibat hiperinflasi toraks.
·         Foto toraks normal atau tampak hiperinflasi dengan depresi/pendaratan diafragma, atelektasis atau konsolidasi. Yang khas terlihat depresi diafragma dan hiperinflasi
·         Pulse oximetry ; saturasi O2 ¯
·         Laboratium : -  Analisis gas : hipoksemia, pada bronkiolitis berat bisa didapatkan hiperkapnia dan asidosis.
         -          Antigen RSV (+) dari sekret hidung dengan pemeriksaan enzyme linked immunosorbent assay (EIA) atau immunofluorescence
         -  Virus dapat diisolasi pada biakan sel

DIAGNOSIS
Asma serangan pertama

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto toraks PA
Pulse oximetry (bila alat ada)
Analisis gas (bila memungkinkan)
Antigen RSV dari sekret hidung dengan EIA atau immunofluorescence (bila alat dan sarana ada atau memungkinkan)
Isolasi virus pada biakan sel (bila memungkinkan)

PENYULIT
Menetapnya gangguan fungsi paru à timbulnya serangan mengi berulang dan hiperreaktivitas bronkial


PENATALAKSANAAN
1.      Pada dasarnya suportif
2.      Bronkiolitis ringan à rawat jalan
3.      Nasehat untuk orang tua ; teruskan pemberian makanan, tingkatkan pemberian cairan. Bila memberat à rawat
4.      Bronkiolitis berat à rawat

Terapi Non-Farmakologi
1.      Bila p.o tidak memungkinkan atau ada resiko aspirasi à i.v.
2.      O lembab selama sesak

Terapi Farmakologi
1.      Antibiotik bila dicurigai adanya infeksi bakteri
Ampisilin 100 – 200 mg/kgBB/hari, i.v dibagi 4 dosis
2.      Bila ada konjungtivitis dan bayi berumur 1 – 4 bl, kemungkinan infeksi sekunder oleh Chlamydia trachomatis
3.      Pneumonitis interstitials à eritromisin 40 mg/kgBB/hari p.o. dibagi 4 dosis.
4.      Bronkodilator : b-2 agonis boleh dicoba, bila mengurangi sesak dapat diteruskan
5.      Kortikosteroid masih kontroversi (diberikan bersama dengan b2-agonis)

PROGNOSIS
Tergantung pada berat ringannya penyakit, cepatnya penanganan, dan adanya penyakit latar belakang (penyakit jantung, defisiensi imun, prematuritas).

SURAT PERSETUJUAN
Diperlukan

DAFTAR PUSTAKA
Black-Payne C. Bronchiolitis. Dalam : Hilman BC, penyunting. Pediatric respiratory disease ; diagnosis treatment. Philadelphia : WB Saunders Co, 1993:205-18.
La Via WV, Marks MI, Stutman HR. Respiratory syncytial virus puzzle : clinical features, pathophysiology, treatment and prevention. J Pediatr 1992 ; 121:503-10
Wohl MEB. Bronchiolitis. Dalam : Chernick V, Kendig EL, Penyunting : Kendig’s Disorders of Respiratory tract in children ; edisi ke-5 Philadelphia ; WB Saunders Co, 1990 ; 360 – 70.

No comments:

Post a Comment