BRONKIOLITIS
BATASAN
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah dengan gejala utama akibat peradangan bronkioli
KLASIFIKASI
Atas dasar frekuensi nafas dan keadaan
umum, dibagi menjadi
Bronkiolitis ringan
Bronkiolitis berat (R >
60x/menit)
ETIOLOGI
Respiratory syncytical virus (RSV) (tersering)
Parainfluenzae virus
KRITERIA
DIAGNOSIS
·
Biasanya terjadi pada umur 2 bl – 2 th (terutama
2 – 6 bl)
·
Selama 2 – 4 hari terjadi batuk pilek, hidung
tersumbat, panas badan yang diikuti sesak nafas dan mengi. Gejala lain yang
dapat ditemukan adalah muntah, gelisah, tidak mau makan/minum.
·
Pemeriksaan fisis dapat ditemukan merintih
(grunting), sianosis, suhu tubuh normal, subfrebris atau tinggi, frekuensi
pernafasan meningkat, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, interkostal
dan suprasternal, hiperresonsnas pada perkusi, suara pernafasan mungkin normal,
ekspirasi memanjang, mengi dan ronki. Hepar dan lien dapat teraba akibat
hiperinflasi toraks.
·
Foto toraks normal atau tampak hiperinflasi
dengan depresi/pendaratan diafragma, atelektasis atau konsolidasi. Yang khas
terlihat depresi diafragma dan hiperinflasi
·
Pulse oximetry ; saturasi O2 ¯
·
Laboratium : - Analisis gas : hipoksemia, pada bronkiolitis
berat bisa didapatkan hiperkapnia dan asidosis.
- Antigen RSV
(+) dari sekret hidung dengan pemeriksaan enzyme linked immunosorbent assay
(EIA) atau immunofluorescence
- Virus dapat diisolasi pada biakan sel
DIAGNOSIS
Asma serangan pertama
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto toraks PA
Pulse oximetry (bila alat ada)
Analisis gas (bila memungkinkan)
Antigen RSV dari sekret hidung dengan EIA
atau immunofluorescence (bila alat dan sarana ada atau memungkinkan)
Isolasi virus pada biakan sel (bila
memungkinkan)
PENYULIT
Menetapnya gangguan fungsi paru à timbulnya serangan mengi berulang dan
hiperreaktivitas bronkial
PENATALAKSANAAN
1. Pada dasarnya suportif
2. Bronkiolitis ringan à rawat jalan
3.
Nasehat
untuk orang tua ; teruskan pemberian makanan, tingkatkan pemberian cairan. Bila
memberat à
rawat
4.
Bronkiolitis berat à rawat
Terapi Non-Farmakologi
1. Bila p.o tidak memungkinkan atau ada
resiko aspirasi à i.v.
2. O2
lembab selama sesak
Terapi Farmakologi
1. Antibiotik bila dicurigai adanya infeksi
bakteri
Ampisilin 100 – 200 mg/kgBB/hari, i.v
dibagi 4 dosis
2. Bila ada konjungtivitis dan bayi berumur 1
– 4 bl, kemungkinan infeksi sekunder oleh Chlamydia trachomatis
3.
Pneumonitis interstitials à eritromisin 40 mg/kgBB/hari
p.o. dibagi 4 dosis.
4.
Bronkodilator : b-2 agonis boleh dicoba,
bila mengurangi sesak dapat diteruskan
5. Kortikosteroid masih kontroversi
(diberikan bersama dengan b2-agonis)
PROGNOSIS
Tergantung pada berat ringannya penyakit,
cepatnya penanganan, dan adanya penyakit latar belakang (penyakit jantung,
defisiensi imun, prematuritas).
SURAT PERSETUJUAN
Diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Black-Payne C. Bronchiolitis. Dalam :
Hilman BC, penyunting. Pediatric respiratory disease ; diagnosis treatment. Philadelphia
: WB Saunders Co, 1993:205-18.
La
Via WV, Marks MI, Stutman HR. Respiratory syncytial virus puzzle : clinical
features, pathophysiology, treatment and prevention. J Pediatr 1992 ;
121:503-10
No comments:
Post a Comment